50.00

185 42 10
                                    

Chaeryeong menggigit bibir bawahnya, berharap cemas pada jawaban yang akan Yeji lontarkan.

"Ji, plis," gumam Chaeryeong.

Tiba-tiba saja Yeji mendongakkan kepala dan tersenyum kikuk ke arah Chaeryeong, membuat gadis bersurai gelombang itu menghela napas berat.

"Nih, gue kasih tau lagi sekali." Chaeryeong mulai menunjuk setiap orang yang ada di foto, setiap yang ditunjuk langsung ia sebutkan namanya.

Mendengar penuturan Chaeryeong, Yeji pun mengangguk paham lalu berusaha mengingat satu per satu lagi nama orang-orang yang tercantum di foto.

Setelah beberapa kali mencoba akhirnya Yeji mulai mengingat nama beserta wajah orang-orangnya. Tak lupa Chaeryeong juga memberikan apresiasi kepada Yeji.

"Kak Yeonjun mana?"

Kali ini Chaeryeong menatap Yeji malas, "Stop. Seharusnya lo nanyain Hyunjin, bukan kak Yeonjun," dengus Chaeryeong sebal.

"Emang apa salahnya gue nanya kak Yeonjun?"

"Salah! Salah besar," elak Chaeryeong.

"Ji, Hyunjin itu tunangan lo, dan kak Yeonjun itu gak ada apa-apanya dibanding Hyunjin," tutur Chaeryeong tegas.

"Maksud lo gak ada apa-apanya?" tanya Yeji, kini ia mulai kesal.

Lagi-lagi Chaeryeong mendengus. "Dia cuma masa lalu lo, masa lalu yang gak pernah lo miliki. Sedangkan Hyunjin itu masa depan lo, dia selalu ada untuk lo, dan Hyunjin itu sayang banget sama lo. Walau lo sahabat gue, tapi gue gak suka kalau lo sia sia-in Hyunjin. Hyunjin tulus sayang lo Ji," pertegas Chaeryeong guna menyadarkan sahabatnya itu.

Mendengar penjelasan tersebut, Yeji berdecak, "Gue bahagia di dekat kak Yeonjun, dan merasa canggung sama Hyunjin, tapi gue udah minta Hyunjin untuk bantu gue ingat tentang gue dan Hyunjin sih. Itu gue lakuin hanya karena gue gak mau salah satu diantara gue dan Hyunjin tersakiti."

Chaeryeong bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju laci kecil di pojok ruangan, ia sibuk mencari sesuatu. Setelah mendapat apa yang dicari, gadis itu kembali berjalan ke arah Yeji sembari mengecek isi dari benda dalam genggamannya.

Langkah kakinya berhenti sejenak, ibu jari sibuk diatas layar dan kemudian ia melangkah cepat menuju keberadaan Yeji yang sedang duduk bersadar di atas brankar.

"Liat ini."

Yeji menurut, ia melihat video di dalam Hp yang Chaeryeong berikan.

"Itu hp lo, dan gue rasa lo ngerekam kebersamaan lo sama Hyunjin. Mungkin, lo boleh kasih gue akses ke kamar lo, gue bakal bawain banyak kenangan lo sama teman-teman dan beberapa foto lo bareng Hyunjin," tutur Chaeryeong.

Yang chaeryeong tahu, tidak ada begitu banyak kenangan Yeji dan Hyunjin di kamar Yeji, mungkin Yeji lebih banyak menyimpannya di Hp atau di suatu tempat yang tidak diketahui Chaeryeong.

"Ji," panggil Chaeryeong pelan ketika melihat Yeji memegang kepalanya, mata gadis di depannya tertutup rapat seperti sedang menahan rasa sakit.

"Ji, kenapa?"

"Ke-kepala gue sakit banget Chaer," lirih Yeji pelan.

Dengan gesit chaeryeong menekan bel darurat untuk memanggil tenaga medis, tak perlu menunggu lama, dokter dan perawat memasuki ruang president suit lalu memeriksa keadaan Yeji sembari mendengar pemaparan singkat dari Chaeryeong terkait kronologis hingga Yeji merasakana sakit di bagian kepala.

---

Chaeryeong sibuk membalas pesan di grup yang hanya berisikan mereka berlima, kepalanya mendongak ketika menyadari langkah kaki seseorang yang semakin mendekatinya.

SC-1| ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang