60.00

175 39 6
                                    

Prankk

Sebuah gelas dilempar oleh Yuju tepat di depan Lia, membuat gadis itu sangat kaget dan refleks menutup mata.

"Lo dengar ya, gak usah bersikap layaknya lo tuan putri di Mansion ini. Seharusnya lo itu gak pernah lahir ke dunia ini, ngerti?"

Lia menghela napas, "Kakak tenang dulu, Lia sama sekali gak ada lapor apapun ke papa kok. Lagi pula, Papa dan Mama kan gak pernah paksa kakak untuk ikut lomba atau kegiatan sosial," ujar Lia penuh kesabaran pada Choi Yuna atau yang sering dipanggil Yuju, kakak perempuannya.

"Kalau bukan lo, terus siapa lagi? udah deh, gak usah panggil gue 'kak' karena gue gak pernah anggap lo anggota keluarga ini. Minggir!" Yuju mendorong Lia, untung saja seseorang segera menahan tubuh Lia agar tak jatuh karena dorongan kasar dari kakak perempuannya itu.

"Ji?" gumam Lia yang melihat Yeji menggenggam lengannya.

"Lo gak apa?" tanya Yeji khawatir.

Lia tersenyum simpul lalu mengangguk. "Yaudah yuk, balik ke atas."

"En-enggak. Lo gak baik-baik aja," lirih Yeji, ekspresi wajahnya semakin khawatir.

"Uh?" 

Lia merasakan sesuatu mengalir dari dahinya, ia mengusapnya dan matanya membelalak. Detik itu juga Lia berlari ke kamar mandi terdekat yang segera di susul Yeji.

Sudah selama sepuluh menit Lia membujuk Lino agar tidak menemuinya malam-malam begini, perihal Lino yang melihat plester luka di dahi Lia saat mereka melakukan video call.

"Kali ini aja, ikutin ucapan aku kak," pinta Lia.

"Kak Lino pemaksa juga ya," bisik Ryujin pada teman-temannya.

Mereka menganggukan kepala. "Han kok gak telepon bahkan cuma sekedar chat juga engga, apa dia ngambek? tapi kan seharusnya gue yang ngambek," gerutu Chaeryeong.

"Kalau emang gak dikabarin, kak Chaeryeong aja yang ngabarin duluan," usul Yuna.

"Gak deh."

Yeji hanya menghela napas pelan.

"Maaf ya guys, seharusnya kalian bisa nginep dengan nyaman disini," ujar Lia yang baru bisa ikut bergabung setelah mengakhiri panggilan teleponnya dengan Lino.

"Kita nyaman kok," ujar mereka serempak yang membuat senyum Lia merekah sempurna.

"Gimana lo sama Hyunjin Ji?" tanya Lia mengalihkan topik.

Bukannya menjawab, Yeji malah beranjak dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur Lia, hal itu sebagai tanda bahwa Yeji tidak ingin membahasnya.

Mereka hanya mengendikkan bahu dan kemudian berlanjut melakukan kegiatan masing-masing.

--o0o--

"Kenapa?" tanya Yeji dingin pada seorang gadis bersurai pendek di hadapannya.

Gadis itu terdiam cukup lama sebelum menjawab, dan Yeji pun tetap menunggu dengan sabar.

"Maafin gue Ji, maaf karena tindakan gue, hubungan lo sama Hyunjin malah renggang. Gue benar-benar minta maaf. Gue tau, lo gak akan mau dengar penjelasan apapun dari gue, tapi Ji, lo harus dengar penjelasan Hyunjin. Gue sama Hyunjin gak ada apa-apa," jelas Winter demi meyakinkan Yeji.

Tiga detik berikutnya, Yeji tersenyum simpul. "Gue udah maafin lo kok," sahut Yeji.

"Uh?"

Winter menatap manik mata Yeji, tersirat ketulusan dari ucapannya itu.

SC-1| ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang