"Ryujin."
"Y-ya?"
Felix melangkah pelan mendekati keberadaan Ryujin, tapi gadis itu mundur perlahan. Kedua bola matanya bergerak tak tenang, menghindari tatapan Felix.
"Kenapa? lo lagi ngehindar dari gue? ada yang mau lo bilang ke gue?"
Pertanyaan bertubi-tubi dari Felix adalah suatu hal yang langka, membuat Ryujin mengerjap berulang kali, tidak percaya dengan pertanyaan-pertanyaan itu.
Apa Felix memperhatikannya? bahkan laki-laki itu menyebut namanya. Aneh.
"Aa.. gue cuma risih aja liat tingkah laku lo," koreksi Felix agar Ryujin tidak salah paham dengan pertanyaannya tadi.
"Ohh... cuma mau bilang, kalau poin tryout gue kalah jauh dari lo, jadi, gue cuma mau nepatin kesepakatan dari tantangan yang gue buat," jelas Ryujin lalu ia tersenyum, senyum yang Ryujin paksakan.
Sejujurnya, bukan ini yang Ryujin inginkan, tapi dia tidak ingin dilihat seperti orang yang tidak bertanggung jawab atas perkataannya.
"Kesepakatan?" tanya Felix, satu alisnya terangkat, ia bingung.
Ryujin mengangguk cepat, "Kalau gue kalah, gue gak akan ngusik lo lagi dan ngejauhin lo."
Detik berikutnya rintikan hujan mulai berjatuhan tanpa tanda apapun, udara memang sedang sejuk di siang hari ini, tapi tak disangka awan abu akan menumpahkan air hujan.
Sret
Mata Ryujin membola, kini dirinya hanya bisa memandang Felix dari belakang dengan perasaan tak menentu. Pergelangannya digenggam Felix sehingga mereka berlari beriringan mencari tempat berteduh.
Sekali lagi, Ryujin melihat tangan Felix yang benar-benar menggenggam pergelangan tangannya cukup erat. Senyum Ryujin merekah cerah dibawah rintikan hujan yang semakin tak tahu diri terus mengguyur pertiwi.
---
"Eh! lo liat kakak gue gak?"
"Kak, lo liat kakak gue?"
"Jeongin! liat kakak gue gak?!"
Berulang kali kalimat itu terus terlontar dari mulut Yuna, terlalu membingungkan harus mencari kemana lagi. Ditelepon nihil, dicari ataupun ditanyakan kesana kemari juga nihil.
"Kakak gue yang berharga kemana sih? hujan udah mulai reda gini jugaan," dengus Yuna gusar.
"Pulang yuk Yun," ajak Jeongin seraya mengerutkan dahi melihat ke arah langit yang masih saja mendung.
"Duh! gue lagi cari kak Ryujin, lo pulang, pulang aja," ketus Yuna.
"Ya udah."
"Eeh.. ikut lo deh."
Alhasil Jeongin merotasikan bola mata lalu berjalan beriringan menuju parkiran bersama Yuna.
---
Sejak tadi tak ada yang membuka pembicaraan, mereka sama-sama terdiam. Ryujin sibuk menghangatkan telapak tangan pada gelas teh hangat sedangkan Felix sibuk mengeringkan rambutnya.
Sedetik berikutnya Ryujin merasa sesuatu diletakkan diatas kepalanya. "Keringin rambut lo dulu supaya gak sakit," ujar Felix lalu ia meneguk segelas teh hangat.
Ryujin hanya berdeham singkat dan mulai mengusapkan kepalanya dengan handuk kecil yang diberi oleh Felix.
--o0o--
Sepasang mata menatap Hyunjin kebingungan dan sepasang lainnya mulai menerka-nerka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SC-1| Complicated
Fanfiction#Series C Namanya Hwang Yeji, sosok gadis cantik yang berasal dari keluarga kaya. Ayah Yeji adalah seorang dokter ahli saraf sedangkan ibunya merupakan model terkenal. Namun, kehidupannya tidak seindah status kedua orang tuanya. Ditambah lagi, pert...