06.00

308 65 5
                                    

"HYUNJIN!"

Brakk

Langkah kaki Yeji terhenti begitu pula dengan jemarinya yang sedari tadi memainkan kunci mobil.

Beberapa siswa dan siswi mulai berlarian dan mereka berkerumun membentuk setengah lingkaran. Hal itu sukses menarik perhatian Yeji, apalagi tadi ia mendengar suara orang meneriaki nama 'Hyunjin'

Setelah menelusup diantara orang-orang, mata Yeji membola, bibirnya menganga yang segera ia tutup dengan kedua telapak tangannya yang bergetar.

Ia mundur perlahan, kakinya mulai melemas, napas Yeji tersekat.

Kedua mata indahnya mulai berair, dirinya hampir saja tersungkur jika Lia tak segera mendekap tubuh Yeji.

Para guru dan tim medis sekolah segera berlari ke lokasi. Ada yang menghubungi ambulans dan para tim medis memberi pertolongan pertama agar pendarahan tidak semakin parah serta mencegah terjadinya kecacatan.

Keadaan cukup menegangkan, beberapa anggota PMR turut serta membantu tim medis seperti membantu mengambilkan bidai, kain, dan alat P3K lain yang diperlukan.

Yeji mengalihkan arah pandangnya ke balkon lantai dua jurusan IPA yang merupakan deretan kelasnya.

Kali ini deretan kelas Yeji memang cukup sepi karena IPA 3 dan IPA 4 sedang praktik di Lab sedangkan IPA 5 dan IPA 6 sedang ada latihan untuk tugas musik kontemporer di halaman sekolah. 

"Ji, lo gak boleh ke sana!" cegah Lia saat Yeji melepas dekapannya dan melangkah mendekati keberadaan Hyunjin yang sudah bersimbah darah, tergeletak tak sadarkan diri di atas paving sekolah. 

Ucapan Lia tak mempengaruhi langkah Yeji, bahkan ia menghempaskan tangan Lia dan tetap bersikukuh, berjalan mendekati Hyunjin dengan berlinang air mata.

"Lo bilang, gak usah kembaliin kunci dan kita pulang bareng," lirih Yeji lalu ia terjatuh, kakinya sudah tidak mampu menopang tubuhnya.

Yeji menangis seraya menundukan kepala, ia mengepalkan tangannya erat-erat. 




"Gimana? udah nemu?"

"Enggak."

"Gue juga udah tanya orang-orang yang jualan di kantin, dan minta mereka untuk hubungin gue kalau ada nemu."

"Yuna juga udah minta pak satpam bantu cariin."

Mereka berempat serempak mengangguk, "Ji, mau cari lagi atau gimana?"

"Ji?"

"Yeji, lo baik-baik aja kan?"

"Hwang Yeji!"

"Eh! iya iya, kenapa?"

"Lo yang kenapa? lagi mikirin apa sih?"

"Bukan apa-apa kok, ya udah, pulang aja yuk!"

"Gak usah liat ke bawah balkon ini, itu cuma buat lo sedih lagi Ji," ujar Lia yang menyadari arah pandang Yeji. Tepat di tempat Yeji berdiri, diperkirakan dari situlah Hyunjin jatuh.

"Engga kok," kekeh Yeji.

"Serius?!" pekik Chaeryeong.

"Ni anak kenapa lagi?" dengus Ryujin merespons Chaeryeong.

"Hyu..Hyunjin," lirih Chaeryeong.

Mendengar itu Yeji berjalan cepat ke arah Chaeryeong, menatap sahabatnya dengan lekat. "Hyunjin kenapa?" tanya Yeji.

SC-1| ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang