33.00

185 40 11
                                    

Lagi-lagi aku sengaja up pagi supaya gak kelupaan hehe..


~~~

Sesi tryout sudah selesai, sekolah juga sudah tidak begitu ramai karena kelas 10 dan 11 sedang belajar di kelas masing-masing dan siswa kelas 12 diperbolehkan untuk pulang. 

Namun, Yeji dan teman-temannya baru selesai makan dan kembali menuju kelas. 

"Eh, Yuna ikutan bimbel tau, tapi kak Ryujin enggak," celetuk Yuna disertai ekspresi bangga.

"Kan lo yang mohon-mohon minta ke Papa, gue mah santuy ya, " komentar Ryujin.

"Bilang aja kak Ryujin ngiri, gak mau nganan aja kak?"

"Yuna, diam!" 

Alhasil tiga gadis lainnya tertawa kecil menyaksikan interaksi kakak beradik yang jarang akur itu. 

Yeji berhenti saat sudut matanya menangkap sosok Hyunjin yang berjalan sembari tertawa bersama Winter. 

Ia seperti melihat dirinya yang dulu saat berjalan beriringan dengan Hyunjin. ketika Yeji sadar itu bukan dirinya, ia jadi risih melihat pemandangan itu.

"Hyunjin! Lo gak liat si Yeji tersulut api cemburu?!" teriak Ryujin asal karena dia juga sedang kesal ditambah melihat Yeji yang diam saja dengan wajah cemberutnya menatap ke arah Hyunjin dan Winter.

"Ryujin, sstt!" Intrupsi teman-temannya secara serempak.

Spontan Hyunjin melihat ke arah Yeji yang sudah berjalan cepat menuju tangga area kelas Yeji. Sedetik berikutnya Hyunjin memalingkan wajah dan tersenyum tipis pada Winter.

"Kenapa? gue salah? habisnya gue kesel liat Yeji yang diem aja!" gerutu Ryujin.

Teman-temannya hanya bisa menggelengkan kepala dan kemudian mereka kembali melangkahkan kaki.

Yeji bergegas merapikan semua buku dan menggendong tasnya, ia ingin cepat-cepat pulang tanpa bertemu Hyunjin. 

"Cemburu? cih... mana mungkin gue cemburu. Ngapain juga cemburu?" desis Yeji.

"Eh, ji. Pulang?" tanya Ryujin sedikit kaget ketika melihat Yeji sudah selesai membereskan barang-barang dan menggantungkan tasnya di pundak kiri.

"Iya, udah selesai jugaan."

"Gak mau belajar bareng?" Kini Chaeryeong yang bertanya.

"Hari ini gak dulu, kalian aja yaa."

"Ya udah, hati-hati Ji," ucap Lia seraya melambaikan tangan.

Secepat apapun Yeji melangkah, semahir apapun Yeji menghindar, tetap saja. Ini sudah seperti takdir, lagi-lagi, Yeji melihat Hyunjin dan Winter memasuki mobil putih milik Hyunjin yang sampai saat ini menjadi salah satu kendaraan ternyaman bagi Yeji. 

Tempat duduk di samping pengemudi adalah tempat favorit Yeji, tapi kali ini malah Winter yang menempatinya. 

"E... eh, Jen!" panggil Yeji saat melihat Jeno melintas bersama Karina di hadapannya.

"Oh, gak jadi deh, hehe.." sambungnya. 

Jeno menaikan satu alisnya, "Kenapa? bilang aja."

"Eum.. engga jadi."

"Ji, gue tau engga jadi, tapi you know lah.. gue gak suka dibuat penasaran, tadi lo mau bilang apa? jangan mentang-mentang kita udah purna malah jadi gak enakan gini. Santai aja kali ji, kan kita udah kayak keluarga," jelas Jeno.

SC-1| ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang