BAB 12. NGEDATE KEDUA

682 150 35
                                    

HELLOOO ALLOW UPDATE

JANGAN LUPA SHARE CERITA ALLOW

UDAH VOTE SAMA KOMEN?

KALO UDAH GASSS MLUNCURRR

H A P P Y  R E A D I N G
_____________________________

Gadis dengan rambut panjangnya itu tengah termenung menatap langit yang begitu gelap, angin yang berhembus menusuk kulitnyapun ia biarkan begitu saja. Malam ini tiba – tiba saja Nara merindukan Renard dan Fira. Nyatanya Nara masih tak percaya jika Renard dan Fira meninggalkan selamanya seorang diri.

Rumahnya begitu sepi, Nara benar – benar ditinggalkan sendirian bersama lukanya. Bulir kristal itu tiba – tiba terjatuh membasahi pipi. Sakit itu begitu terasa nyata dirasakan.

"Pa Ma, Nara kangen." lirih Nara menunduk.

Seberusaha kuat menyangkalpun tetap saja ini nyata. Takdir memang begitu kejam, membiarkan Nara berjalan seorang diri tanpa sanggahan.

Nara menarik lututnya, mengunci dengan kedua tangannya, gadis itu menunduk dengan bahu yang bergetar. Nara menangis, tangisnya begitu memilukan ketika terdengar.

Tring

Nara mendongak, menatap kesamping dimana ponselnya baru saja memberitahukan jika ada notification pesan masuk. Nara mengusap air matanya sebentar sebelum tangannya terulur mengambil ponselnya.

Dilihatnya nomor yang kemarin mengirimkan pesan bahwa akan dijemput pada jam 7 malam. Dan malam ini pun isinya masih sama.

Radit Sanjaya : Jm 7 gue jmpt.

Nara menyerngitkan dahinya bingung, Adit tiba – tiba mengajaknya pergi. Sebenarnya ada apa? Tumben sekali manusia dingin itu mau repot menjemputnya. Jemari mungil Nara menari diatas keyboard ponselnya, membalas isi pesan lelaki itu.

Nara Safira : Kemana Dit?

Nara mendengus kesal saat pesannya hanya dibaca saja, tidak dibalas lagi oleh Adit. Menyebalkan, lihat saja besok tidak akan Nara bukakan pintu dan pergi dengannya.

"Ngetik doang apa susahnya si Masyaallah." dengus Nara mematikan ponselnya. Gadis itu lalu bangkit dan berjalan masuk kedalam kamarnya.

***

"NARA ASTAGFIRULLAH PIKET BURUAN, KEBURU BEL MASUK." teriak Qeiza saat tahu kelasnya begitu kotor, ternyata kemarin diam – diam Nara kabur agar tidak piket.

Nara menidurkan kepalanya diatas meja dengan tangan sebagai bantalannya, "Mager banget, Qei. Lo aja gantiin gue." ujarnya.

Qeiza membulatkan maniknya menatap Nara yang malam memejamkan maniknya. Gadis itu menggelengkan kepalanya melihat Nara yang malas – malasan padahal ini masih pagi.

"Nanti lo kena omel ketua kelas." ujar Qeiza pada Nara.

"Tenang, bisa diatur kalo ketua kelas modelan Adan mah." balasnya, belum tiga detik dari ucapannya barusan, suara menggema terdengar diruang kelasnya.

"NARA SAFIRA PIKET ATAU GUE LAPORIN KE WALI KELAS." teriaknya.

Nara mendongak, berdecak menatap sosok lelaki yang baru saja berteriak menyerukan namanya. "BERISIK BIMA!"

"PIKET." suruh Bima pada Nara untuk segera menyapu ruang kelasnya.

"MAGER BIM, LO AJA."

"Lo bantah perintah wakil ketua kelas?!"

ALLOW (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang