BAB 13. MEMBUAT ULAH

614 119 126
                                    

ADA YANG NUNGGU AKU UPDATE GAK SIH?:( SEDIH BANGAT:(

AYOO DUKUNG AUTHOR DENGAN LIKE SAMA KOMEN.

PENUHIN TIAP PARAGRAF YUU. OKAY.

SHARE CERITA ALLOW, BIAR BANYAK YANG BACA

SIAP?

H A P P Y  R E A D I N G
______________________________

Lelaki pecinta janda dengan seribu gombalan mautnya itu tengah bersembunyi dibalik tembok, menghindar dari serangan makhluk berdarah dingin.

"Sssttt.." bisik Rey memanggil salah satu anggotanya yang baru saja lewat.

Marfin, adik kelas sekaligus anggota Brital menoleh saat mendengar suara bisikan. Lelaki itu menyerngit heran menatap kakak kelasnya yang bersembunyi.

"Ngapain bang?." tanya Marfin.

Rey membawa jari telunjuknya ke arah mulut, bermaksud untuk tidak mengeluarkan suara yang begitu keras. Lalu Rey melambaikan tangannya, menyuruh agar Marfin mendekat.

"Ada Didit gak di dalam?." tanya Rey pelan.

Marfin mengedarkan pandangannya kedalam Warbeh, mencari sosok yang disebutkan oleh Rey barusan. Lelaki itu kemudian menggeleng. "Gak ada."

Rey menghela napasnya lega, kemudian menyuruh Marfin untuk pergi. "Alhamdulillah, aman muka gue."

Rey kemudian keluar dari persembunyiannya, menatap para kutu kampretnya yang sedang bersenda gurau. Baru saja berjalan satu langkah, tepukan dipundak menghentikan langkahnya. Lelaki itu perlahan menoleh, bersamaan dengan ia tersungkur karena mendapat bogeman mentah.

"MARFU'AH SIALAN." teriak Rey sembari memegangi pipinya yang terasa begitu sakit.

Rey mendongak, menatap Adit yang menatapnya dengan begitu tajam, menusuk sampai ulu hati yang paling dalam. Rey meringis, menampilkan cengiran bodohnya.

Adit menarik kerah seragam Rey dengan kuat sampai lelaki itu langsung berdiri menghadap langsung dengan makhluk berdarah dingin dengan tatapan tajamnya.

Bughhh

"Anjing." umpat Adit dengan kesal pada Rey, menyalurkannya dengan memberikan bogeman.

Ya, sesuai dengan ucapannya kemarin. Adit memberikan kepercayaan padanya untuk memberikan rekomendasi tempat datenya dengan Nara. Tapi apadaya, Rey memang tak bisa dipercaya. Lelaki itu kembali membuat Adit malu dihadapan Nara.

"ASTAGFIRULLAH DIDIT GAK BOLEH NGOMONG KASAR, NANTI DI RUQYAH USTAD DARREL." ujar Rey berusaha menahan nyeri dipipinya akibat bogeman yang Adit berikan kepadanya.

Bughhh

"Wehh ada apa nih manggil – manggil nama gue," heboh Darrel menghampiri mereka.

"Cie yang dapet tonjokan Didit, mukanya bahagia banget." ujar Bara meledek Rey.

Rey meringis, memasang wajah yang begitu menyedihkan. "Bahagia banget 'Bar. Tapi tolongiiinnnn gue." ujar Rey yang berakhir meminta bantuan pada Bara.

"Anjay, kane nih sambil nyemil kacang. LANJUTKAN DIT." imbuh Gerry yang baru saja datang dengan snack kacang ditangannya.

Bughhh

Adit kembali melayangkan pukulannya pada Rey, lelaki itu tersungkur karena terlambat menghindar. Adit masih menatap tajam Rey.

"Ampun, Dit." ujar Rey dengan diakhiri kekehannya. Lelaki itu sama sekali tidak kapok dengan bogeman Adit.

ALLOW (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang