HUHUUUU AKU DATANG SETELAH SEBULAN TIDAK ADA KABAR..
I'M SORRY, BUT.. SEBULAN KEMARIN AKU BANYAK TUGAS DAN SEDANG UTS.
MAAF SUDAH MENUNGGU LAMA, SEMOGA RINDUNYA TEROBATI YA..
SEBELUMNYA, VOTE DAN KOMEN DULU JANGAN LUPA YAAA
H A P P Y R E A D I N G
____________________________________
Jika benar Adit ada di dalam gedung tua itu, seumur hidup Nara tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri.Sebab semua ini karena Nara. Adit yang menunggu Nara di sana untuk mendapatkan maafnya. Namun, Nara memilih mengabaikannya.
"Adek tenang, tunggu di sini, biar kami yang masuk ke dalam untuk mencari teman adek. Biarkan, ini tugas kami." ucap petugas itu berusaha menenangkan Nara yang masih terisak.
"Saya mau ikut nyari ke dalam, Pak." keukeuh Nara meminta agar ia ikut masuk ke dalam.
Petugas pemadam itu menggelengkan kepalanya tegas, "Mohon maaf dek, tidak bisa."
Nara hanya bisa diam mematung sambil menangis, Adit pasti kepanasan di dalam sana. Nara menunduk pasrah.
Maafin gue, Dit.
"Nara?"
Tangis Nara seketika terhenti, ia mendongak dan terdiam sesaat. Suara itu..
Nara menoleh kebelakang dengan wajah yang sembab akibat menangis, satu detik berlalu tangisnya kembali pecah, Nara berlari dan langsung menubruk tubuh tinggi itu.
"Kenapa gak ngabarin lagi? Kenapa telponnya gak aktif? Kenapa bikin gue khawatir? Lo gak tau gimana paniknya gue saat tau lo masih ada di dalam sana!" emosi Nara meluap pada sosok di hadapannya ini. Tak peduli pada dua gelas coffe ditangan laki-laki itu yang sudah terjatuh akibat terkejut dengan serangan tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLOW (END)
Teen Fiction"Pada akhirnya, perpisahan menjadi jalan terakhir dari kisah kita" Ini tentang Radit Sanjaya, laki-laki yang harus berurusan dengan perempuan karena sebuah tantangan. Dan ini tentang Nara Safira, perempuan yang harus bertahan menjalani kisah hidupn...