BAB 11. USUL DATE HARI KEDUA

640 109 32
                                    

HELLOOO, SORRY BARU BISA UPDATE, MAAFIN YAA

AYOO YANG MINTA UPDATE JANGAN LUPA DI VOTE KOMEN YA

JANGAN LUPA SHARE CERITA INI JUGA, OKEY

OKEY, LANGSUNG AJA

H A P P Y  R E A D I N G
_____________________________

Nara melangkah mundur, berlindung dibalik tubuh tegap Adit saat lelaki itu membuka helm dan menampilkan wajah yang selama ini tak mau Nara temui lagi.

"Hai Ra."

Adit menatap lelaki dihadapannya ini dengan datar dan dingin. Menelisik lebih dalam lelaki yang membuat Nara berlindung dibalik tubuh tegapnya.

Nara mencengkeram kuat jaket Adit dan sedikit menghindar saat lelaki itu hendak berusaha menggapai Nara.

"Apa kabar Ra? Lama gak jumpa, kamu tambah cantik aja." ujar lelaki itu tersenyum.

Lelaki itu kembali menggapai Nara, namun lagi dan lagi Nara kembali menghindar dan tak mau disentuh.

"Kamu gak kangen sama aku?," tanya kembali lelaki itu yang dibalas gelengan kepala oleh Nara.

Adit menoleh pelan pada Nara saat gadis itu terlihat sangat ketakutan. Sebelah tangan Adit menepuk dada lelaki itu saat hendak menggapai Nara kembali.

"Lo buta? Dia gak mau disentuh lo." ujar Adit dingin, menatap tajam lelaki dihadapannya ini.

Lelaki itu menatap balik tajam Adit, tak suka dengan caranya yang menghalanginya untuk bertemu Nara. Lalu lelaki itu menepis kuat tangan Adit. "Gak usah ikut campur urusan gue sama pacar gue." balas lelaki itu.

"Gue bukan pacar lo, lo sendiri yang bilang putus kalo lo lupa." kilah Nara tak terima. gadis itu menentang dengan kuat pernyataan bodoh yang mengatakan bahwa Nara masih pacaranya lelaki itu. bahkan Nara menyesal sudah membuat kisah dengannya.

Lelaki itu berusaha kembali menggapai Nara, "Aku nyesel bilang itu, Ra. Balik kaya dulu lagi ya. Mama kangen sama kamu." ujar lelaki itu sembari menarik tangan Nara.

Nara berusaha berontak saat tangannya ditarik paksa oleh lelaki itu. Eca yang tak tega melihat Ka Nara yang ditarik seperti itu langsung menjambak rambut lelaki yang menarik tangan Nara, beruntung jaraknya tidak jauh, dan tangan mungil Eca dengan mudah menggapai rambutnya, menjambak kuat hingga membuat lelaki itu meringis dan melepaskan cekalannya pada Nara.

"Kakak jelek gak boleh nyakitin kakak cantik. Rasain tuh jambakan maut Eca." ujar Eca pada lelaki itu sembari melepaskan jambakannya.

Lelaki itu meringis, menekan kepalanya yang terasa panas akibat jambakan anak kecil dengan tenaga seperti orang dewasa. Lelaki itu menatap tajam anak kecil dalam gendongan Adit. "Gak usah ikut – ikutan lo bocah!" katanya, Eca hanya menjulurkan lidah sebagai balasannya.

Lelaki itu masih tak menyerah membawa Nara untuk ikut pergi dengannya, walaupun dengan jelas Nara menolaknya.

"Ayo Ra. Mama kangen mau ketemu sama kamu."

"Gue gak mau." balas Nara kembali menolak ajakannya.

"Ayo..." lelaki itu kembali memaksa Nara dengan menarik tangannya.

Adit menghela napasnya kasar, mendorong kuat dada lelaki itu sampai terhuyung kebelakang.

"Lulus TK gak lo? Paham arti 'gak mau' kan." ujar Adit membuat lelaki itu sedikit terganggu dengan perkataan menohok yang keluar dari mulut Adit.

ALLOW (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang