BAB 18. ACARA BRITAL

577 114 47
                                    

ALLOW UPDATE GAIS

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENNYA, OKEY

SHARE CERITA INI JUGA, OKEY

H A P P Y  R E A D I N G
______________________________


Lelaki dengan balutan jaket hitam kebanggannya itu tengah melirik jam yang melingkar di lengan kirinya. Jam menunjukkan pukul 08.30 Bara dengan segera mengumpulkan anggotanya yang bisa hadir sekarang.

Hari ini, Sabtu. Berlangsungnya acara baksos yang Brital adakan di panti asuhan Harapan Mulia.

"Kumpul semuanya!" panggil Bara pada anggotanya. Mereka langsung mendekat, membuat lingkaran penuh. "Acara kita mulai jam 09.00. sebelumnya, gue ucapin terima kasih buat kalian semua yang bisa meluangkan waktunya buat acara ini. Semoga acara ini lancar sampai selesai." ucap Bara tegas, kemudian mereka kompak mengangguk.

"Rel, pimpin do'a." titah Bara pada Darrel, ustadnya Brital.

"Sebelum memulai acara, alangkah baiknya kita berdo'a terlebih dahulu. Berdo'a menurut kepercayaan masing – masing mulai," ucap Darrel memimpin do'a. setelah Darrel mengatakan itu, mereka kompak menunduk, berdo'a dalam hati masing – masing. "Selesai." setelah itu, mereka kembali mendongak.

Bara memang menjanjikan Warbeh sebagai tempat titik kumpul dalam segala hal apapun. Anggota Brital yang ikut hadir hari ini kurang lebih dari 80-an. Mereka kompak memakai jaket kebanggan Brital yang berwarna hitam. Lalu membaur ke arah motornya masing – masing untuk melaju membawa mereka ke Panti Asuhan Harapan Mulia.

"Eh Ben," panggil Bara pada Beni.

Beni menoleh, lalu berjalan menghampiri Bara. "Kenapa, bang?" tanya Beni.

"Udah siap semuakan?," tanya Bara yang diangguki oleh Beni yang mempersiapkan semua kebutuhan untuk baksos sekarang.

"Badut?," tanya Bara pelan.

Beni mengangguk, "Udah bang. Tapi, lo serius?" tanya Beni ragu.

Bara tersenyum mengangguk, menepuk pelan bahu Beni. "Serius, niat gue buat hibur anak panti." kata Bara lalu terkekeh pelan.

Bara lalu pergi dari hadapan Beni, lelaki itu lalu menghampiri pujaan hatinya, Syarlin. Menarik lembut tangan mungil gadis itu. Puluhan motor sport melaju membelah jalanan, membaur dengan kendaraan lainnya.

***

Nara tersenyum tipis menatap taman yang sudah didekor oleh anggota Brital kemarin, sangat sederhana asal nyaman. Disana juga terbentang benner Brital dengan begitu megah terlihat.

Nara sengaja datang lebih awal agar bisa membantu Wina. Gadis itu, lalu melangkah pergi masuk kedalam.

"Assalamu'alaikum, Ibu." salam Nara didepan pintu bersamaan dengan wanita paruh baya itu yang hendak keluar.

"Wa'alaikumsalam, Eh nak Nara sudah datang. Ayo duduk dulu," Wina mempersilahkan Nara untuk duduk. Nara mengangguk, baru hendak duduk, kedua perempuan itu lantas menoleh saat mendengar suara deruman motor memasuki pekarangan panti asuhan.

Setelah memarkirkan motor mereka, puluhan lelaki berjaket hitam itu menghampiri pemilik panti asuhan, tak lupa untuk memberi salam.

"Syarlin?" seru Nara memanggil Syarlin, teman dekatnya.

Syarlin menatap terkejut Nara yang ternyata ikut partisipasi juga dalam baksos yang diadakan Brital. "Loh, Ra, lo disini juga?" tanya Syarlin lalu Nara mengangguk sebagai jawabannya.

ALLOW (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang