SILAKAN VOTE DAN KOMEN
@ptr.wulansr_
@bulansipit.wpSIAP DENGAN SESAKNYA?
H A P P Y R E A D I N G
______________________________"Cinta tanpa kebahagiaan seperti mati dalam kehidupan."
***
Burung – burung terbang mengudara di mega biru, kicauannya saling bersahutan seolah sedang memberitahukan pada semesta rasa bahagianya. Netra madu itu menatap sendu tawa sejawatnya, mereka tertawa lepas mengudara tanpa adanya ikatan beban.
Nara ingin seperti mereka, yang selalu bahagia setiap harinya.
Tepukan di bahunya membuat Nara menoleh, seorang gadis bermata sipit yang kerap menguncir rambutnya. Ia duduk disampingnya.
"Lo kenapa? murung terus dari pagi," Mulutnya gatal ingin bertanya keadaan Nara. Dari pagi, gadis itu terlihat murung dan tak bersemangat. Qeiza ingin bertanya setelah pertama kali melihat wajah sedih itu, namun pertanyaan Qeiza sama sekali tidak di sahuti.
Nara menggeleng, ia masih menutup mulutnya untuk berbicara.
"Cerita Ra, lo gak kasihan sama dua cunguk di belakang," Nara menoleh ke belakang sebentar, disana ada Bima dan Adan yang melambaikan tangannya seraya menampilkan senyum manisnya. "Adan khawatir sama lo, kalau Bima pengen ribut sama lo, katanya."
"Tanpa lo sadari, kedua cunguk itu kehilangan senyum tawa lo," ujar Qeiza, berharap Nara mau berbicara dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Qei?" panggil Nara.
"Ya?" Qeiza jelas tersenyum membalas, "Ehh, ehh ko nangis," Qeiza tiba – tiba panik saat melihat Nara menangis.
Lantas, Qeiza langsung memeluknya, "Nangis aja dulu gapapa," Qeiza menepuk – nepuk bahu Nara yang bergetar.
"Sakit Qei,"
Nara mulai mengeluarkan isi hatinya yang terpendam. Qeiza tak akan memotongnya, ia akan mendengarkan sampai selesai.
"Kenapa harus bohong?"
Qeiza masih tak paham alurnya kemana, ia masih setia mendengarkannya.
"Kenapa harus gue yang ngerasain sakitnya."
"Boleh gue tanya, kenapa?" kini Qeiza bersuara, ia penasaran akan jawaban Nara yang membuatnya sampai nangis ini.
"Adit selingkuh,"
Kalimat itu seketika membuat Qeiza mematung. Ia menelan salivanya susah. Jadi ini, alasan yang membuat Nara nangis.
"L-lo udah minta penjelasan sama Adit?" Nara menggeleng pelan sebagai jawabannya. "Lo tenang, lo perlu ketemu Adit, minta penjelasan biar masalahnya clear."
Qeiza melepaskan pelukannya, mengusap air mata Nara yang membasahi pipinya, "G-gue ke toilet dulu."
Adan dan Bima menghampiri Nara bersamaan dengan Qeiza yang pergi ke toilet. Gadis itu masih mengusap air matanya.
Adan datang dengan telapak tangannya yang ia taruh di atas kepalanya, "Are you okey?" Nara mengangguk membalasnya. "I know you're not good."
"Ayo makan, Bima lagi ganteng banget hari ini," ujar Adan menarik tangan Nara membawanya ke kantin dan meninggalkan Bima yang melongo mendengar ucapan Adan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLOW (END)
Teen Fiction"Pada akhirnya, perpisahan menjadi jalan terakhir dari kisah kita" Ini tentang Radit Sanjaya, laki-laki yang harus berurusan dengan perempuan karena sebuah tantangan. Dan ini tentang Nara Safira, perempuan yang harus bertahan menjalani kisah hidupn...