BAB 46. TODAY, I AM YOURS

379 80 42
                                    

AYO VOTE DAN KOMEN DULU SEBELUM BACA, YA.

@ptr.wulansr_
@bulansipit.wp

H A P P Y  R E A D I N G
__________________________

Kilauan arunika yang malu-malu menampakkan dirinya, pancaran merah jingga merona dengan indah terbentang di nabastala. Ada atma yang diam-diam tersenyum senang akan bertemu sang pangeran.

Pagi ini, Nara sudah rapi dengan dress hitam yang melekat pas di tubuh mungilnya, tatanan rambut yang sengaja di gerai menambah kesan feminim padanya. Hari ini, Nara harus tampil cantik di hadpan Adit.

Suara klakson mobil baru saja terdengar, sebelum keluar rumah Nara menyempatkan mengirim pesan pada Adan.

Adan anak metal

Adan, izin bolos ya hari ini.

Semoga harimu menyenangkan tanpaku.

Byee Adannnnn, muachhhh

Nara bergegas keluar rumah, hal yang pertama kali memukau penglihatannya adalah Adit yang bersandar di pintu mobilnya seraya bersedekap dada dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Celana bahan di atas lutut dengan baju pantai yang senada dengannya membuat netranya melemah.

Nara tidak kuat, Adit terlihat berkali – kali lipat ketampanannya.

"Selamat pagi Adit," sapa Nara dengan senyum manisnya.

Adit membuka kaca mata hitamnya, ia menatap Nara tanpa berkedip. Perlahan, Adit mengulas senyum tipisnya, "Pagi Nara,"

Tangan kekar Adit terulur mengusap surai rambut Nara, senyumnya masih bertahan. "Cantik." pujinya.

Nara menunduk, berusaha menyembunyikan wajahnya yang mungkin sudah memerah seperti kepiting rebus, namun sialnya Adit sudah lebih dulu melihatnya.

"Kok mukanya merah," Adit menarik dagu Nara untuk mendongak agar bisa menatapnya lagi. "Salting, hm?" godanya lagi membuat rona di wajahnya tak kunjung reda.

Nara mengalihkan pandangannya, "Ihh, jangan gitu. Kasihan jantung aku,"

"Jantung lo kenapa?"

"Gak kuat nerima segala bentuk pergombalan dari kamu." kekehnya,

Adit ikut terkekeh, ia menuntun Nara ke kursi penumpang lalu membukakan pintu untuk gadisnya.

"Silakan masuk nona Sanjaya."

"Berhenti berlaku manis, Dit." Adit tidak menjawab, ia hanya tersenyum seraya menutup pintu mobilnya. Laki-laki itu memutari mobilnya dan ikut masuk di kursi pengemudi.

"Pakai sealbelt-nya,"

"Nanti aja."

"Pakai sayang, mau gue bantu pake-in?"

"Ngga – ngga, nanti kamu modus lagi." kata Nara seraya memasangkan sealbelt-nya.

Adit terkekeh memperhatikannya, ia mulai melajukan mobilnya menuju tempat yang di inginkan oleh gadisnya, pantai.

***

"Mana ada bolos pakai alasan izin," ucap Adan heran dengan pesan yang di kirim oleh Nara.

"Siapa?" tanya Bima sembari memakan roti sobek yang di bawanya dari rumah.

"Menurut lo siapa lagi yang bolos mengatasnamakan izin?"

"Nara?" Adan mengangguk. "Emangnya dia bolos kemana?"

ALLOW (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang