Halooo, kembali ucapkan maaf karena sudah menunggu lama.
Terima kasih sudah menunggu cerita yang biasa ini. Semoga tidak bosan dan senang membaca cerita yang biasa ini.
H A P P Y R E A D I N G
_________________________________Sepasang sepatu dengan warna yang dominan putih itu berlomba – lomba menyusuri koridor kelas. Pemilik sepatu dengan ciri khas rambut berwarna coklat itu berlari tergesa mencari sesuatu.
Semua pasang mata menoleh terkejut saat pintu kelas dibuka secara kasar. Dengan napas yang memburu, pandangannya menyapu sekitar mencari sosok yang membuatnya hampir gila hanya karena mendapat satu kalimat pesan dari calon ayahnya.
"Alin mana?" tanyanya tergesa.
"Lo semua congean?" Bara kembali berujar kesal, sebab ia hanya mendapat jawaban hening dari teman kelas Syarlin. "Alin mana?" tanya Bara sekali lagi dengan sedikit penekanan.
Entah mereka diam karena terlalu terkejut dengan kedatangan Ketua Geng Brital atau diam karena ketampanan Bara yang sudah melebihi batas wajar.
Seakan tersadar, mereka kompak menggeleng membuat Bara mendesah kasar.
"Bara?" lelaki itu menoleh saat dirinya terpanggil. Sesosok perempuan cantik dengan wajah yang begitu polos itu menatap Bara. "Kok ada disini? Ngapain?"
"Bagiin sembako," jawabnya asal.
Sheira langsung mengadahkan kedua tangannya pada Bara, "Sese mau juga dong, kebetulan sembako dirumah Sese udah menipis. Mama Sese pasti seneng dapat sembako gratis,"
Bara menghela napas lelahnya, ia menggaruk rambut belakangnya yang tidak gatal. Lalu kembali focus menatap Sheira dengan senyum terpaksa.
"Lo datang telat, sembakonya udah abis."
Senyum yang tadi menghiasi wajah cantik Sheira mendadak berubah sendu. "Terus Bara kapan mau bagiin sembako lagi? Biar Sese gak ketinggalan lagi."
"Besok kalo gak kesiangan,"
Sedetik kemudian ia berdecak kesal, "Ck Se serius bentar, lo liat Alin ga?"
"Tadi sih ke toilet,"
Bara langsung menarik tangan Sheira menuju toilet perempuan. Sementara Sheira menyeimbangi langkah kaki Bara yang panjang.
"Bara mau bawa Sese kemana?"
"Toilet, panggilin Alin. Masa iya gue masuk toilet cewe."
Sheira mengangguk membenarkan, "Bara liat Kyky gak?"
"Gak tau."
"Kalau Gerry?"
"Mati."
Bara sedikit meringis mendapat pukulan ditangannya dari Sheira, "Ish kalau ngomong sembarangan."
"Sorry elah."
Setelah melewati pertengkaran kecil, akhirnya sampai di depan toilet, Bara menyuruh Sheira untuk memanggilkan Alin secepatnya.
"Tolong bawa Alin keluar, cepetan gak pake lama." Suruhnya sedikit mendorong bahu Sheira agar segera masuk ke dalam toilet.
Setelah menunggu sekitar 10 menit, akhirnya pintu toilet terbuka. Sheira datang dengan membawa dirinya sendiri.
"Alinnya mana?"
Sheira menggeleng, "Gak ada didalam."
Bara berdecak, "Kok lo lama di dalemnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLOW (END)
Jugendliteratur"Pada akhirnya, perpisahan menjadi jalan terakhir dari kisah kita" Ini tentang Radit Sanjaya, laki-laki yang harus berurusan dengan perempuan karena sebuah tantangan. Dan ini tentang Nara Safira, perempuan yang harus bertahan menjalani kisah hidupn...