JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN!
TOLONG REKOMENDASIKAN ALLOW KE TEMEN - TEMEN KALIAN YA.
H A P P Y R E A D I N G
_________________________________"Hadir tanpa diminta, datang tak terduga. Memberi suka yang tak terhingga. Tapi tolong, jangan pernah memberikan luka, karena sakitnya akan luar biasa"
***
Senin, adalah hari yang paling malas untuk para murid, karena harus mengikuti upacara bendera merah putih. Sebenarnya tidak masalah, yang jadi permasalahannya adalah Pembina yang memberikan amanat sekitar 20 episode lamanya.
Membosankan.
Seperti Nara sekarang, gadis itu sudah tidak bisa diam karena mati kebosanan dan juga kepanasan.
"Qei, pingsan yu." bisik Nara pelan pada Qeiza yang berada disamping kanannya, mengajak gadis itu untuk pingsan bersama.
"Astaga, pingsan ngajak - ngajak," ujar Qeiza tak habis pikir. "Lo pingsan sendiri aja, kalau berdua kasian anak PMR nya." lanjut gadis itu.
"Yaudah gak jadi," kata Nara. "Gimana kalau lo kesurupan aja, Qei. Biar cepet kelar amanatnya." usul Nara pada Qeiza.
"Jangan ngadi - ngadi, Ra." balas Qeiza, Nara terkekeh pelan menanggapi.
Lalu Nara menoleh pada lelaki disamping kirinya. Gadis itu menarik pelan seragam Bima, "Bim?," panggil Nara pelan.
"Apa?," balasnya.
"Panas."
"Ini udah gue halangin, Juleha." ujar Bima dengan badan sedikit menyamping demi melindung Nara yang kepanasan.
"Pegel."
"Jongkok." jawabnya.
"Bim, gue pura - pura pingsan aja gimana? Nanti lo yang bawa gue ke uks." ajak Nara pada Bima.
"Ogah, lo berat." tolaknya membuat Nara mengerucutkan bibirnya kesal.
Manik Nara beralih menoleh kebelakang, dimana ketua kelasnya berbaris tepat dibelakang wakilnya.
"Adan?," panggil Nara pelan.
"Kenapa?," balas Adan bertanya.
"Gue pingsan ya?," pinta Nara pada Adan.
"Lo sakit?," tanya Adan khawatir.
Percayalah, Adandra Ranumariel dan Bima Nascala adalah dua sosok laki - laki baik yang Nara temui di SMA Cakrawala. Adan memang tidak semenyebalkan Bima. Adan juga akan selalu menjadi pelindung Nara jika Bima membuat ulah padanya. Namun ketahuilah, mereka yang paling peduli jika Nara kenapa - kenapa.
Nara menggeleng pelan. "Gabut aja." jawabnya asal.
Adan menggelengkan kepalanya pelan sembari menghela napasnya sabar. "Kalau sakit, balik kanan aja. Jangan sampai pingsan." kata Adan pada Nara.
"Biarin aja Dan, mau pingsan juga. Gak usah ditolongin." sahut Bima.
Nara mencubit pinggang Bima, gadis itu menatap Bima dengan kesal. "Diem lo."
Bima meringis, mengusap pelan pinggangnya yang terasa panas akibat cubitan gadis disampingnya. Bima hendak membalas Nara dengan menarik pelan rambut gadis itu.
Namun, tangannya dengan segera ditepis oleh Adan. Bima menoleh kebelakang dimana Adan sedang menggelengkan kepalanya. Tanda tidak boleh untuk dibalas. Bima mendengus sebal, lelaki itu menatap Nara yang tengan menjulurkan lidahnya, meledek.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLOW (END)
Genç Kurgu"Pada akhirnya, perpisahan menjadi jalan terakhir dari kisah kita" Ini tentang Radit Sanjaya, laki-laki yang harus berurusan dengan perempuan karena sebuah tantangan. Dan ini tentang Nara Safira, perempuan yang harus bertahan menjalani kisah hidupn...