BAB 17. SEBUAH PENDEKATAN

538 109 72
                                    

YUHU, ALLOW UPDATE

JANGAN LUPA UNTUK VOTE SAMA KOMEN YAAA:(

SHARE CERITA INI OKEY

H A P P Y  R E A D I N G
____________________________

"MAR?," teriak Bara memanggil adik kelas sekaligus anggota Brital.

"MARFU'AH?," panggil Bara lagi.

"Nama gue udah lakik banget ya bang, jangan di ubah – ubah dong." sahut Marfin kesal menghampiri ketuanya yang sedang duduk.

Bara terkekeh, "Lo siapin kebutuhan buat baksos ya." ujarnya.

Marfin menunjuk dirinya sendiri dengan tak percaya. "Gue, sendiri, seriusan bang?" tanyanya.

"Emang muka gue keliatan bohong?." Bara balik bertanya.

Marfin mengangguk, "Lo kan gak bisa dipercaya bang orangnya." balasnya bergurau.

"Sialan lo." umpatnya sembari melemparkan kacang cemilan Gerry.

"ITU MASIH ADA ISINYA BARA BERE?!!" teriak Gerry kesal melihat cemilan kacangnya melayang bersama isinya. Mungkin kalau kulitnya saja tidak apa – apa.

"Yaelah satu biji doang." cibir Bara.

Bara kembali menatap Marfin dihadapannya, "Muka lo gak usah ditekuk gitu Marfu'ah, tambah jelek tau gak." ceplos Bara.

"Iya, lo doang emang bang yang paling gantengnya se-kelurahan."

Bara menyugar rambut coklatnya, hidung lelaki itu sudah kembang kempis mendengar pujian dari anggotanya.

"Gue udah kabarin Rafi sama Beben. Lo bisa ajak anggota lainnya buat bantu siapin. Semalem Didit udah share apa aja yang perlu disiapin buat baksos nanti. Konfirmasi jangan lupa sama Didit kalau udah beres." ujar Bara pada Marfin.

Marfin mengangguk paham, "Siap laksanakan bang!"

"Sana balik ke habitat lo." usir Bara.

"Bang, Kak Alin buat gue aja ya." bisik Marfin, lalu lelaki itu langsung berlari sebelum pawangnya mengguncang seisi Warbeh.

"MAU GUE ACAK – ACAK USUS LO, HA?!!"

***

Kedua mata kecoklatan itu menatap langit – langit kamarnya dengan hening, tak lama suara helaan napas terdengar begitu lelah, gadis itu merasa bosan saat hanya seorang diri dirumah.

Nara tersenyum tipis, tiba – tiba saja ia teringat Eca, tak ada salahnya ia mengunjungi panti asuhan milik Bu Wina untuk bermain dengan anak panti lainnya untuk menghilangkan rasa bosannya. Lagi pula, ia ada janji pada Eca membelikan lolipop untuknya.

Nara bangkit mengambil tas slempangnya, gadis itu bergegas keluar dan mengunci rumahnya. Ia akan pergi diantar mamang ojek pangkalan depan kompleknya, menikmati angin sore yang akan menerpa kulitnya.

Nara turun dipersimpangan jalan, karena akan membeli lolipop lebih dulu. Gadis itu lalu masuk kedalam warung yang biasa Eca membeli lolipop.

Nara tersenyum, gadis itu berjalan mendekat saat melihat lolipop yang dicarinya tersisa satu. Nara mengambilnya bersamaan dengan tangan seseorang yang ikut mengambil lolipop juga.

"Ini lolipop aku, aku yang pegang duluan." ujar gadis kecil yang usianya mungkin diatas Eca.

Nara masih belum melepaskan tangannya dari lolipop itu, "Tapi aku yang datang duluan. Berarti ini lolipop buat aku." ujar Nara masih mempertahankan lolipop itu ditangannya.

ALLOW (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang