Chap 24

362 50 0
                                        











Suara teriakan warga dan jepretan dari kamera wartawan terdengar di halaman kantor kepolisian Seoul, kerumunan itu tengah menunggu mobil polisi yang membawa Junhoe.

Beberapa menit menunggu beberapa mobil polisi datang, teriakan dan makian warga yang melihat itu semakin terdengar jelas.

Rosie turun menggunakan pakaian formalnya, berjalan bersama Suho. Di belakang ada Jeno, Minho dan Sungho yang mengawal Junhoe.

Beberapa anggota kepolisian lain menahan para warga agar tidak mendekat kearah Junhoe.

" Detektif park!! kami butuh penjelasan anda!!"

Rosie menghentikan langkahnya.

"Kami akan lakukan jumpa pers, kami mohon kalian semua bisa menunggu hasilnya."

Rosie kembali berjalan, melangkahkan kakinya menuju ruangan aula yang cukuo besar, di dalam sudah ada beberapa jurnalis dan wartawan lain yang menunggu kedatangan Rosie.

Rosie berdiri bersama Suho menghadap kearah kamera.

" Kami telah menemukan pelaku pembunuhan berantai yang akhir akhir ini terjadi."

"Ko Junhoe, pelaku pembunuhan 5 orang korban, yang pertama Im Pil Sung, kedua Jung Suwon, ketiga Song Yohan, keempat Han Yonhe, kelima Kim Jungwoo, selain itu pelaku mengaku telah membunuh seorang pria dan remaja laki laki 9 tahun lalu."

Rosie menghela nafasnya sebelum membacakan data korban 9 tahun lalu.

"Antony Bruchwailer dan Son Jihoon."

"Ko Junhoe yang masih berumur 16 tahun membunuh Antony Bruchwailer dan Son Jihoon. Sedangkan ke 5 korban lain dia lakukan itu saat menjabat sebagai anggota kepolisian."

"Kami dari anggota kepolisian meminta maaf karena tidak mengetahui ada pelaku kejahatan di anggota kami."

Rosie, Minho, Sungho, Jeno dan Suho menunduk sopan.

" Saya akhiri jumpa pers kali ini."

Rosie berjalan pergi bersama yang lain, membawa Junhoe ke bis tahanan yang sudah berhenti di depan karena mereka akan membawa Junhoe ke pengadilan.









Di sisi lain, Liam tengah menonton siaran langsung yang di sampaikan istrinya itu hanya bisa menghela nafasnya.

Tangannya bergerak mematikan saluran TV yang ada di ruangannya lalu pergi untuk mengecek pasiennya.

"Li, ada 5 pasien yang harus kau tangani hari ini." Jelas Somi yang baru saja datang, sambil memberi beberapa catatan.

" Baiklah, apa ada jadwal operasi??"

" Ada 1 operasi kecil nanti saat jam makan siang." Liam mengangguk lalu pergi.

Somi menghela nafasnya lalu menyusul Liam, jangan salah selain Irene, Somi juga tau semuanya.

" Luka nya akan mengering nanti, jadi jangan sampai terkena air ne."

Liam tersenyum kearah pasien yang kebetulan seorang anak kecil, orangtua pasien itu mengangguk.

"Terimakasih dokter, anda baik sekali." Liam tertawa lalu dia usap kepala pasiennya.

" Ini juga berkat kerjasamanya yang mau minum obat, semoga kamu cepat sembuh dan bisa main lagi." Liam memberi semangat membuat anak tadi tertawa dan mengangguk.

"Ne hyung."

Liam dan Somi pun keluar dan bergegas untuk menemui pasien selanjutnya namun sebelum itu Somi menghentikan langkah Liam membuat lelaki itu menatap Somi heran.

Love in DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang