Chap 31

349 53 3
                                    













"Engghhh dimana aku."

"S s siapa kau?? j jangan tolong jangan sakiti aku!!"

Liam menoleh kearah gadis yang dia tolong tadi.

" Turun dan pulang, jika tidak bisa pulang ambil ini dan cari tempat tinggal baru, sekolah yang rajin." Ucap Liam sambil memberikan tas kecil yang berisi beberapa uang.

"T tuan t terimakasih terimakasih sudah menyelamatkanku." Ucap gadis itu dengan tangisnya.

" Turunlah." Ucap Liam dingin.

Gadis itu hanya bisa mengangguk dan menuruti perkataan Liam, walaupun dia juga ingin tau wajah Liam yang tertutup masker dan topi.

Setelah gadis tadi turun Liam melajukan mobilnya pergi, untung saja sebelum gadis itu sadar Liam menutup plat nomor mobilnya hingga gadis tadi tidak bisa melihat plat nomornya yang mungkin saja akan di laporkan ke polisi.













Waktu menunjukkan jam 10 malam, Rosie masih terjaga dengan Belle yang tidur dengan pahanya sebagai bantalan, berkali kali dia menelpon suaminya itu tapi nihil tidak ada jawaban.

Rasa khawatir, membuat Rosie ingin sekali pergi mencari Liam. Hingga beberapa saat kemudian suara gerbang terbuka, dengan hati hati Rosie menyangga kepala Belle dengan bantal dan langsung berlari ke depan.

" Sayang?? kenapa masih bangun??" Rosie menatap Liam tajam.

" Yakk!! aku menunggumu!! kenapa susah sekali di hubungi??" Rosie berucap kesal, Liam tersenyum lalu memeluk istrinya itu.

Menyandarkan dagunya di pundak sang istri.

" Wae??"

"Tidak apa, aku hanya rindu, ini aku bawakan ttoboki dan odeng." Rosie tersenyum senang lalu mengambil bungkusan di tangan Liam.

"Terimakasih sayangku." Rosie berucap lalu mengecup bibir Liam dan dengan senang masuk kedalam.

Sedangkan Liam hanya terkekeh melihat tingkah lucu Rosie.

Liam duduk di meja makan menatap Rosie yang makan dengan lahapnya, sesekali mengusap bibir istrinya yang terkena saus.

"Astaga, kau seperti belum makan 5 hari saja." Ucap Liam heran, yang di balas tatapan tajam oleh Rosie.

"Hehehe aku bercanda."

"Jangan tertawa! Li bisakah kau jaga mukut mesummu di hadapan Belle?? God dia bertanya bagaimana adiknya ada di perutku!" Kesal Rosie, Liam hanya tertawa.

"Wae?? aku benar kan?? adiknya dibuat dengan-" Ucapan Liam terpotong saat Rosie menyumpal mulut suaminya itu dengan odeng.

"Licin sekali bibirmu sayangku, jangan dilanjutkan ne, yang susah nanti siapa?? ingat kau harus puasa beberapa bulan." Mengingat itu Liam mengerucutkan bibirnya.

"Huhuhu, mana bisa aku puasa?? apa tidak bisa dilakukan?? dengan perlahan??" Rosie mencubit pelan bibir Liam.

"Kau tidak dengar penjalasan Dokter Jung?? oh God Li tahan sebentar." Balas Rosie sambil beranjak untuk mencuci piring.

" Ya ya aku dengar tapi, aku juga rindu." Ucap Liam yang menyusul Rosie, memeluk Rosie dari belakang.

"Mandi dulu, kau lengket dan bau."

"No, aku mau bersama mu." Liam mengendus pelan tenguk istrinya itu.

Sesekali mengecup pelan membuat Rosie sedikit menggeliat karena geli, Rosie membalikkan badannya dan mengalungkan tangannya di leher sang suami.

Love in DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang