Chap 12

440 61 0
                                    











~~~~■■■~~~~









Hari sudah larut malam, namun belum ada titik terang dari kasus yang satu ini, Rosie, Jeno, Minho, Sungho masih berkutat dengan pemikiran masing masing. Sedangkan kepala mereka, Suho, pria itu tertidur karena pusing memikirkan kasus ini.

*Tring tring

Suara alarm jam memecah keheningan diantara mereka, alarm ponsel milik Jeno berbunyi, Seojong yang memang melamun harus terkejut karena itu.

"Yaakk!! bisakah kau tidak memasang alarm?!" Kesal Seojong.

" Hehehe m mianhe, aku harus kalau tidak kekasihku bisa marah." Ujar Jeno dengan tawa canggungnya.

" Ini sudah malam, kita oanjutkan besok, aku juga akan beri hasil autopsi nya besok." Jelas Rosie.

" Ya kau benar, aku sangat mengantuk dan lapar." Gumam Minho.

" Bagaimana dengan dia??" Tanya Sungho sambil menatap kearah Suho yang tertidur pulas.

" Terakhir keluar dari sini menggotongnya pulang!" Rosie berucap, membuat semua orang panik berebutan keluar ruangan, hingga menyisakan Sungho yang masih terdiam karena di dorong masuk lagi oleh Minho.

" YAAHH!! Sialan kau Song Minho!!!"









Rosie berjalan menuju mobilnya, dia lirik jam tangannya, menunjukkan pukl 12 malam, dan dia masih belum pulang.

Namun, dering telpon dari sakunya membuat langkahnya terhenti.

Ia tersenyum manis melihat, suami tercintanya menelpon.

" Sayang, kau masih ada pekerjaan??"

" Tidak, kenapa?? sebentar lagi aku pulang." Balas Rosie.

" Cepat pulang, aku tunggu."

Telpon terputus membuat Rosie bingung, tumben sekali suaminya begitu mencemaskannya, tidak seperti biasanya.

Rosie dengan cepat menancap gas untuk bergegas pulang.

Butuh waktu sekitar setengah jam untuk Rosie sampai ke rumah, dia lihat mobil Liam yang terparkir di garasi, namun keadaan rumah yang gelap dan sepi.

" Haah mungkin sudah tidur." Gumam Rosie, lalu dia memarkirkan mobilnya di halaman.

Rosie melangkah pelan membuka pintu rumah, namun oangkahnya terhenti saat melihat Liam tengah tertunduk di sofa, dia bisa lihat bahu suaminya itu bergetar.

" Sayang?!!" Rosie berlari kearah Liam, lantas menangkup pipi suaminya itu.

" W wae??" Tanya Rosie bingung, saat melihat wajah Liam yang nampak ketakutan.

"R Rosie, a aku aku takut." Liam memeluk erat Rosie, baru kali ini dia melihat sang suami menangis.

Jika biasanya dia yang suka menangis di pelukan Liam, tapi sekarang Liam yang menangis.

Love in DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang