Rosie kini tengah berada di sebuah apartemen lokasi pembunuhan yang di laporkan tadi pagi, dia di panggil Suho untuk ikut menyelidiki kasus ini, yang mungkin saja berkaitan dengan kasus kematian orang tuanya.
Rosie sedari tadi menahan rasa mual karena bau amis darah yang tercium tajam, darah berceceran dimana mana membuat Rosie tidak fokus.
"Noona lihat, ini rekaman kamera cctv yang aku dapat." Rosie mengamati ponsel yang Jeno berikan.
Seketika dia terdiam saat melihat seorang lelaki yang berdiri tepat di hadapan cctv, memakai baju serba hitam, masker, topi dan kacamata hitam.
Melambai dengan santainya kearah cctv lantas pergi begitu saja. Seakan itu sengaja dia lakukan.
"Waaahh ini gila, noona kau lihat pelakunya sangat gila, dia benar benar psycopath." Ucap Jeno kesal.
" Rosie aku dapatkan ini dari saku kemeja korban." Rosie mengernyit bingung saat melihat kertas kecil berisi nomor telpon.
"Lacak nomor ini." Ucap Rosie
"Apa ada barang bukti lain??"
Minho dan Sungho menghela nafasnya.
" Kami hanya menemukan pisau dan pipa besi, ada sumpit tapi itu tertata rapi di meja, bahkan itu seperti sudah di cuci." Jelas Sungho.
"Aku yakin ini pelaku yang oernah melakukan pembunuhan sebelumnya, pekerjaannya sangat bersih." Sela Minho.
" Aiisshhh, kenapa kita selalu menghadapi jalan buntu!!" Kesal Rosie.
" Suruh Seojong untuk melacak nomor ponselnya!"
Jeno mengangguk, namun sebelum itu Rosie mencoba untuk menelpon nomor itu dengan ponsel milik Sungho.
"Halo"
Rosie terdiam membeku saat mendengar suara yang ada di seberang telpon.
"Halo siapa ini??"
" Tidak jelas!"
Sambungan telpon mati, Rosie masih terdiam mematung, telpon yang dia genggam tiba tiba jatuh membuat yang lain bingung.
" Kenapa?? hei Rosie?? kau baik baik saja??" Tanya Minho panik.
"Apa perlu ku telponkan Liam agar menjemputmu??" Tanya Minho lagi Rosie menggeleng.
" I itu, y yang mengangkat, M Mark." Ucap Rosie dengan ekspresi wajah masih terkejut.
"Mark?? Mark Bruchwailer?? buronan yang kita cari??" Tanya Sungho, Rosie mengangguk.
"Jeno cepat suruh Seojong lacak nomornya, ayo kita harus bergerak, aku akan hubungi kendali pusat untuk memanggil tim, kita bergerak sekarang!!" Ucap Minho.
Rosie pun bergegas mengikuti yang lain, namun dia bingung kenapa Mark yang menjawab, dia hapal betul suara lelaki itu.
Dia hanya takut dugaannya benar, Mark yang membunuh orang tuanya juga. Tapi jika itu benar Rosie benar benar tidak akan mengampuni Mark.
Liam tengah berada di ruangannya menatap foto seorang wanita yang menjadi target selanjutnya, namun lamunannya terganggu saat seseirang masuk ke dalam ruangannya.
" Li? ada jadwal operasi??"
"Tidak ada rene, aku tidak akan ambil pekerjaan itu dulu." Balas Liam sambil menghela nafasnya.
Irene mengangguk paham, sahabatnya itu pasti sangat lelah.
" Kau tau, aku mendengar berita pembunuhan tadi." Jelas Irene, Liam hanya diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Darkness
FanfictionKisah seorang dokter muda terkenal, Liam Brucwailer dan seorang detektif kepolisian yang handal Roseanne Park. ⚠️disclaimer⚠️ beberapa part ada gambar yang mungkin sensitif bagi beberapa readers.