Chap 23

381 52 0
                                        











" AARRGHHH SIALAN!!"

Liam mengerang kesal saat mendengarkan berita lewat ponselnya, kini dia tengah mengendarai mobilnya menuju rumah sakit.

Liam tak habis pikir dengan rencana yang Yoona buat, bahkan bisa dibilang semua keluar dari perjanjian yang mereka buat dulu.

" Nak, kau masih ingat ini kan?"

Liam menatap datar kearah Yoona, sedangkan Yoona duduk di sebelah Liam mengusap pelan kepala anaknya itu.

"Eomma tidak akan serahkan video ini ke polisi, asalkan kamu mau menuruti perkataan eomma." Liam menghela nafasnya.

"Ne eomma."

"Lihat daftar orang orang ini, mereka orang yang berbuat kejahatan, tapi polisi belum bisa menangkap mereka hingga semua mendemo pemerintah, kau tau kan eomma tidak bisa turun dari jabatan eomma." Liam mendecih menatap tajam kearah Yoona.

"Maaf Bu Shim Yoona, aku sudah memutuskan hubungan darah denganmu!! kenapa kau harus melibatkan ku?!!" Yoona bersmirk, dia tahu hubungannya dengan Liam anaknya sendiri sudah putus selama beberapa tahun lalu.

"Baiklah, aku pastikan Mark di hukum mati, dan apa aku perlu mengusik keluargamu?" Tanya Yoona, Liam terdiam, sungguh dia tak habis pikir dengan perkataan Yoona.

"B baiklah, a aku akan lakukan semuanya, jauhi Mark hyung dan keluargaku!"

Mengingat semua itu membuat Liam benar benar marah saat ini, kini dia terikat sebuah perjanjian dengan Yoona, bahkan dia menyembunyikan semua kebenaran dari istrinya sendiri.

Dia harus lakukan itu, karena ini demi istri dan anaknya juga.













Di sisi lain, Rosie tengah melihat Junhoe yang diinterogasi sembari menunggu hasil DNA darah yang di temukan di pisau yang di bawa Junhoe tadi.

" Jangan bertele tele Ko Junhoe!!" Sentak Minho.

" Apa?? jangan marah, Sunbaenim." Balas Junhoe dengan wajah tengilnya, Minho hendak memukuli Junhie namun Jeno menahan.

"Tenang hyung!"

" Orang orang seperti mereka pantas di bunuh! benarkan detektif Park??" Tanya Junhie dengan senyum miringnya.

" YAK SIALAN!!"

" Sudahi sesinya, taruh dia di sel, sambil menunggu persidangan nanti!" Suruh Rosie.

Rosie menghela nafasnya, mengusap kasar wajahnya, dia tak menyangka kasus ini sangat rumit. Kebenaran yang sangat mengejutkan baginya, wajar saat 9 tahun lalu dia juga masih remaja jadi kasus 9 tahun lalu dia belum menyelidiki secara dalam.

" Noona, kita berhasil." Rosie tersenyum menatap Jeno yang duduk di sampingnya.

"Kurasa begitu, setelah ini aku akan liburan." Ucap Rosie dengan senyumnya mengingat apa yang Liam janjikan untuknya.

" Benar noona, kurasa aku juga akan menghabiskan waktu dengan kekasihku." Rosie tertawa.

"Kau punya kekasih??" Jeno menatap Rosie kesal.

" Aku itu tampan noona tentu saja banyak gadis yang mau padaku." Balas Jeno dengan wajah percaya dirinya.

" Ne ne."









*Brakk

*Brak

"ARRGHHHH!! SIAALAN!! LIAM SIALAN!!"

Love in DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang