Chap 29

323 51 2
                                    













" Haaahh, aku senang melihatmu kebingungan seperti itu, aku rasa permainan ini akan sangat seru."

"Benar begitukan Liam, adikku??"












Liam mencium pipi Belle, lalu membawakan tas anaknya yang berisi baju ganti untuk di masukkan ke mobil Irene.

"Li, aku sudah dengar beritanya, apa benar dia?? Mark?" Tanya Irene menatap Liam sendu.

"Aku akan pikirkan cara nanti, tolong jaga Belle sementara, kini hanya kau yang aku punya." Jelas Liam, Irene mengangguk.

"Kau tenang saja, Belle, dia seperti keponakanku, aku juga sangat menyayanginya." Balas Irene sambil melihat Belle yang tertidur di mobil.

"Aku pergi dulu, jaga dirimu, jika kau butuh bantuan hubungi aku." Liam mengangguk.

Setelah kepergian Irene, Liam pun masuk kedalam rumah, namun dia di kejutkan oleh Rosie yang berdiri sambil menatap dirinya tajam.

"Sekarang kau memberikan anakku padanya?"

"Ro-"

"Cukup Liam!! sekarang kau bersamanya???! apa dia selingkuhanmu!!" Liam terdiam mendengar ucapan Rosie, dia paham istrinya itu sedang dalam keadaan tidak baik baik saja.

Namun kali ini, ucaoan Rosie benar benar menyakitinya.

"Kau bilang apa?? aku hanya menyuruhnya membawa Belle agar aman." Jelas Liam.

"Agar aman? atau supaya kau bisa membangun keluarga baru dengannya?!" Rosie menatap suaminya itu tajam.

Emosinya mengambil alih dirinya.

Liam yang sudah kesal memojokkan Rosie ke dinding, menatap tajam istrinya itu.

" Kau pikir aku sebodoh itu Rosie? aku hanya tak ingin melihat anak kita sedih mendengar pertengkaran orang tuanya!! Apa kau mau Belle tau kita bertengkar seperti ini?!! Irene, dia hanya teman yang kini aku punya!! dia satu satu orang yang bisa kita percaya di saat seperti ini!!!"

"Aku tau kau sedih Rosie, tapi apa kau bisa jaga ucapanmu?? aku sama sekali tidak berpikiran ingin selingkuh dari mu!!"

Liam berucap penuh tekanan, Rosie hanya bisa diam, ketakutan dengan air mata penuh penyesalan.

Lalu Liam melangkah kebelakang sedikit menjauh dari Rosie.

"Tenangkan dirimu Rosie." Ucap Liam lalu melangkahkan kakinya pergi.

Namum saat Liam hendak pergi, langlahnya terhenti karena Rosie memeluknya dari belakang, menangis di punggung sang suami. Liam yang merasakan punggungnya basah hanya bisa menahan tangisnya, semarah marahnya dia dengan Rosie, jujur saja dia tidak akan pernah melepas Rosie semudah itu.

"Hiks hiks hiks, m maaf maafkan aku, hiks hiks, aku terlalu kesal, hiks aku takut! hiks hiks maafkan aku." Rosie berucap dengan isakannya, Liam membalikkan badannya membiarkan Rosie menangis di pelukannya.

" Jangan berpikir seperti itu Rosie, hati ku sakit mendengarnya, aku sangat mencintaimu, aku tidak ingin kehilanganmu." Bisik Liam, tak terasa air matanya keluar.

Tangis Rosie semakin pecah, dia memeluk Liam erat seakan juga tak ingin kehilangan Liam.

" Maafkan aku, aku juga tak ingin kehilanganmu, hiks hiks hiks, aku takut, aku bingung."

"Dengarkan ucapanku Rosie, tenangkan dirimu dulu, lalu kita akan mencari pelakunya, ku mohon istirahatlah dulu ne." Ucap Liam, menatap Rosie sendu dengan tatapan memohonnya, menangkup pipi Rosie.

Love in DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang