" Syukurlah kau tidak apa apa, waah gila kami semua hampir dipukuli suamimu."
Rosie terkekeh mendengar ucapan Minho yang sedikit ketakutan saat bertatap muka dengan Liam.
" Dia mengkhawatirkanku itu wajar."
" Lalu ada apa memanggil kami bertiga?" Rosie menghela nafasnya, menatap serius kearah ketiga rekannya.
" Minho, Sungho, Jeno, tolong selidiki latar belakang suamiku."
*
*
*
Malam telah tiba, kini Rosie tengah menemani Belle yang membaca buku, sesekali dia mengusap penuh saying kepala putrinya itu. Di sisi lain Liam yang baru saja selesai dengan pasien pasiennya masuk kekamar Rosie, wajah yang awalnya Lelah kini di penuhi senyuman saat melihat kedua perempuan kesayangannya.
" Waah, Anak papa pintar."
Belle tersenyum kearah Liam dan memeluk Rosie.
" Tentu, aku mirip mommy." Ujar Belle dengan senyumnnya.
"Kau mau pergi? Kenapa mengemasi barang barang?" Tanya Rosie, saat melihat sang suami yang mengemasi pakaiannya.
" Eh, aku hanya ingin pulang mengambil pakaianmu, Kenapa kau Nampak khawatir?"
Rosie menggelengkan kepalanya lantas tersenyum.
" Tidak, aku hanya terkejut, cepatlah Kembali hon. awas saja pagi ini aku tidak melihatmu!!" Liam tertawa saat Rosie mengancam, lantas Lelaki itu mencium Rosie tepat di bibirnya membuat wanita itu tersenyum malu.
" Yaakk! Belle jangan lihat kelakuan papamu ne!" Ujar Rosie sambil menutup kedua mata anaknnya.
" Wae mom? ada apa?"
" Hahahaha, baiklah aku pergi dulu, bahkan sebelum pagi tiba aku sudah ada di sampingmu, besok kau akan usg, Bagaimana aku bisa melewatkan itu." Ujar Liam dengan senyum manisnya.
" Pokoknya, kau harus cepat Kembali."
Kini Liam berada di mobil bersama Anak buah Yoona yang menunggu tak jauh dari rumah sakit, lantas mobil mereka pergi kearah tempat yang sudah di tentukan oleh Yoona. Di perjalanan Liam sesekali menghela nafas kasar, lagi lagi dia tak bisa menolak permintaan ibunya, karena demi menyelamatkan kedua orang yang di sayangi nya, Liam rela melakukan apapun.
2 Jam perjalanan Liam lewati, kini mereka berada di sebuah rumah kosong, di tengah hutan yang luas. Liam keluar dari mobil menatap heran saat lampu rumah itu menyala, seperti ada orang didalam.
" Kami sudah kepung tempat ini, tuan Liam." Liam mengangguk lantas dengan perlahan berjalan masuk ke rumah.
*
*
*
" Hahaha, adikku ini memang pintar."
" Sialan! kali ini aku akan bertindak, sudah cukup aku bersembunyi." Mark, Lelaki itu mematikan TV yang berisikan berita pembunuhan, lantas berjalan kearah meja makan. Mark membuka sebuah tas hitam lantas ia pandangi foto sang ibu.
" Eomma, aku akan membalaskan semuanya."
" Hyung? apa kabar."
Mark tersentak saat mendengar suara sang adik lantas membalikkan badannya, Liam berdiri dengan seringai menatap Mark yang Nampak gugup.
" Waah, aku kedatangan tamu, duduklah. Sudah lama kita tidak mengobrol sebagai adik dan kakak." Ujar Mark dengan tatapan tajam kearah Liam yang Nampak berjalan mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Darkness
FanfictionKisah seorang dokter muda terkenal, Liam Brucwailer dan seorang detektif kepolisian yang handal Roseanne Park. ⚠️disclaimer⚠️ beberapa part ada gambar yang mungkin sensitif bagi beberapa readers.