Chap 36

282 48 1
                                    

Rosie tengah sibuk memasak di dapur, setelah hampir berkelahi dengan sang suami kini gadis itu ingin bermanja dengan Liam. Namun saat tengah sibuk memasak ponsel sang suami berdering.

" Hmmm, tumben sekali dia menaruh ponsel sembarangan." Gumamnya sambal mengangkat telpon dari ponsel Liam.

" Bos, dia sudah Kembali dari jeju."

Rosie tertegun saat mendengar suara seorang lelaki, memanggil suaminya dengan sebutan bos seperti dia tengah mengabarkan suatu hal yang penting.

" Siapa?" Belum sempat Rosie mendengar jawaban dari lelaki tadi, tapi sambungan telpon terputus. Rosie terdiam sambal berfikir siapa yang sudah Kembali dari Jeju? sesaat kemudian dia teringat dengan pertengkarannya dan Liam tadi malam. Dimana Liam membahas tentang Mark. Rosie bergegas mengambil ponselnya lantas mencatat nomor yang tidak dikenal itu.

" Apa yang kau sembunyikan dariku Li?" Gumam Roise.

" Hon, apa kau mencium bau gosong?" Tanya Liam yang terbangun dari tidurnya,

" OH ASTAGA! MASAKANKU!!"

Liam yang ikut terkejut bergegas kedapur segera memadamkan kompor dan menaruh panic yang penuh asap ke wastafel.

" Hei, ada apa? sehingga kau meninggalkan masakanmu? tidak seperti biasanya." Ucap Liam heran sambal menyalakan kran di wastafel.

"M m maafkan aku, a aku melamun."

Liam menghela nafas lantas menarik tangan Rosie agar dia mengikutinya untuk duduk di sofa.

" Ini bisa membahayakanmu, kau tau itu kan?" Liam mengusap pelan pipi Rosie.

" Uhuk uhuk, mom, pa, uhuk, Kamal Belle penuh asap."

Rosie segera memeluk putrinya,

" Maafkan mommy ne."

" Belle segera mandi ya, kita keluar untuk sarapan." Rosie tersenyum mendengar perkataan Liam, meski dilanda rasa khawatir dan curiga, tidak bisa dipungkiri rasa sayangnya begitu besar hingga bisa melupakan kejadian tadi.

" Ayo mommy temani."

Liam tersenyum saat Belle mencium pipinya lantas berlari kekamar diikuti Rosie yang tertawa melihat kelakuan sang Anak. Namun matanya tertuju saat melihat ponsel ang tergletak di meja.

"shit." gumamnya pelan saat ingat bahwa dia lupa menaruh ponselnya disana. dengan cepat dia mengambil ponselnya dan langsung pergi ke kamar untuk bersiap.

" HOREEE!! YASSHHH!!!"

Teriakan Seojong membangunkan Suho dan yang lain, bukannya apa, semalaman mereka mencari bukti bukti yang mereka temukan dan akhirnya mereka menemukan bukti kuat yang mengarah ke pelaku.

" Apa? kau menemukan apa?" Tanya Minho, Seojong tersenyum lantas memberikan laptop yang dia bawa.

" Ini, seperti rekaman cctv yang kau berikan padauk kemarin, kau mencurigai mobil ini kan?" Sungho yang melihat itu membelalakkan kedua matanya.

" Eh, apa kau yakin?" Tanya Sungho sambal menatap Minho. Minho mengangguk yakin.

Tanpa sepengetahuan siapapun Minho mencari tau mulai dari kasus pembunuhan pertama yang dia tangani, dan ternyata mereka kurang teliti untuk melihat bukti sejelas ini, sebuah mobil yang di kendarai pelaku.

" Benar, kita akan kabari Rosie setelah sudah jelas siapa dan dimana pemilik mobil itu." Ujar Suho.

" Siap pak."

Seojong berkutat lagi dengan laptopnya mencari dimana keberadaan mobil itu melalui plat nomor yang dia lacak.

" Ketemu!"

" Oke kabari Rosie kita tangkap sang pelaku!"

******

Liam tengah tertawa sambil mengambil foto Rosie yang sedang menyuapi Belle, baginya kedua perempuan di hadapannya itu sama sama menggemaskan jika sudah di hadapkan dengan makanan.

" Aduh Li, ayo cepat di makan, jangan mengambil gambar wajah jelekku saja."

" Hah? jelek katamu? haduuuh istriku yang manis, bagiku kau wanita yang sangat can-" Liam memekik saat Rosie mencubit pinggangnya.

" Sudah, simpan gombalan manis mu itu dan cepat habiskan makanannya."

Liam yang lebih takut istri memilih menurut dan mulai memakan makanannya.

" Hihihi papa sepelti Anak kecil yang takut sama mommy." Tawa Belle, Liam yang mendengar itu mengecup gemas pipi gembul anaknya.

*Ting

Bunyi notifikasi dari ponsel Liam membuat lelaki itu menghentikan kegiatan makannya, helaan nafas dia keluarkan saat membaca pesan yang ada.

" Kamu kerumah itu dan bereskan, jangan dulu bawa bawa namaku, aku sedang tidak aman."

"Pesan dari siapa serius sekali?"

" Somi, dia mencariku karena ada jadwal operasi hari ini, haduh padahal aku ingin sekali menghabiskan Waktu dengan kalian."

Rosie tersenyum, lalu mengusap pelan punggung sang suami.

" Cepat pulang ne, aku tunggu dirumah." Balas Rosie dengan sengaja mengedipkan sebelah matanya, berusaha menggoda Liam.

" Mom, matanya kenapa? kelilipan?" Liam menahan tawa saat Rosie terciduk sang Anak sedang menggodanya.

Setelah sarapan, keduanya mengantar Belle untuk ke sekolah.

" Anak Mommy jangan nakal ne, nurut dengan ibu guru." Belle mengangguk senang lantas mengecup pipi kedua orang tuanya dan berlari masuk kelas.

" Aku tak menyangka Belle sudah sebesar ini, aku jadi terharu." Balas Rosie sambil mengusap kedua matanya yang menitihkan air mata.

Liam memeluk istrinya dari samping.

" Dia akan menjadi wanita hebat sepertimu."

*Ting Ting

"Telpon sialan! apa tidak tau kalua aku masih mau manja dengan istriku!"

" Kau mengumpat? kupukul juga mulutmu!" Kesal Rosie, Liam hanya bisa tersenyum takut kearah Rosie.

" Eh ada apa Minho menelponku?"

Beberapa menit kemudian ekspresi Rosie yang awalnya biasa saja berubah menjadi serius Ketika mengakhiri sambungan telpon dengan Minho rekan kerjanya. Liam menatap bingung kearah istrinya.

" Ada apa?"

" Antar aku kekantor, Minho menemukan pembunuh orang tua ku?"

Liam terdiam mendengar kata kata Rosie, didalam lubuk hatinya ada rasa panik saat mendengar penuturan Rosie tentang sang pelaku.

*****

" Shit! Kenapa kau bisa ceroboh sialan! kamu mau kubunuh hah?!" Liam mengusap kasar wajahnya saat mendengar penjelasan dari Anak buahnya.

Bagaimana bisa dia kecolongan seperti ini, Rosie akan tau semuanya jika hal ini terbongkar.

" Aku tidak mau tau! jika kau tertangkap kau ikuti saja apa kata polisi dan setelah itu aku akan membebaskanmu dari masalah ini." sambungan telpon diputus sepihak oleh Liam.

"HAH MARK BANGSAT!"

Disisi lain, Rosie tengah sibuk mencari alamat seseorang yang diduga pelaku pembunuhan yang selama ini dia cari. hampir 2 jam berkendara dengan beberapa rekan kepolisiannya, mereka menemukan sebuah rumah dengan alamat yang sama dengan alamat pelaku.

" Cepat kita cek keadaannya, lalu kita kepung. kali ini dia tidak akan bisa lolos."

#######

Selamat membaca

akhirnya up lagi

semoga kalian masih suka ceritanya

dan tungguin cerita baru yang bakal gua up nanti

:)

Love in DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang