~~~~■■■~~~~
" T tolong, t tolong jangan bunuh aku!!"
Seorang lelaki memakai baju serba hitam hanya melihat korbannya. Menatap datar sambil memainkan pisau.
" Song Yohan, kau tau perbuatanmu kan??" Lelaki yang bernama Yohan menggeleng.
" Apa salahku??!! bahkan aku tidak mengenalmu!!!" Teriak Yohan ketakutan.
" Aku beri waktu 5 detik untuk mengingat dosamu." Ujar lelaki itu, Yohan yang panik mencoba mengingat semuanya.
" M maaf!! maafkan aku!! a aku aku!! maaf!! maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi!!" Yohan bersujud dengan tangisnya saat dia ingat apa yang dia perbuat.
" Kau merasakan apa yang anakmu rasakan?? Hah sayang sekali aku muak dengan wajahmu."
Lelaki itu mendekati Yohan, lantas mencengkram erat dagu Yohan. Lelaki itu membuka maskernya.
Yohan nampak terkejut dengab siapa yang ada di hadapannya.
" K kau??" Gumam Yohan lirih.
" Aku akan menghukum mu! orang sepertimu sangat memuakkan!"
" J Jangan!! Jangaaaa-"
Teriakan Yohan terhenti saat pisau dengan indahnya menancap tepat di tenggorokan Yohan.
Lelaki tadi mencabutnya, nampak Yohan yang lemah berusaha menahan serangan, namun gagal, lelaki tadi menusuk perut Yohan berkali kali, darah segar keluar hingga membasahi lantai dan wajah lelaki itu.
" Jung Suwon, 14-05-02." Lelaki itu bergumam sambil menulis di lengan sebelah kiri Yohan.
Setelah itu, dia berdiri lalu mengambil sebotol minyak tanah yang dia bawa, lantas membakar jasad Yohan dan pergi begitu saja.
Rosie menghela nafasnya saat sampai di rumahnya.
Wanita itu bergegas menuju kamar Arabelle hanya untuk melihat anaknya tidur, wajar seorang ibu pasti sering melakukan itu.
Jam menunjukkan pukul 2 pagi, dan dia baru saja pulang.
Saat memasuki kamar Arabelle, dia merasa bingung dan heran karena Liam tidak ada di samping anaknya, padahal mobil suaminya itu ada di rumah.
" Kemana dia??" Gumam Rosie heran.
Dia bergegas menuju kamarnya, namun nihil, Liam juga tidak ada di sana.
Rosie yang bingung mencoba menghubungi Liam, namun belum sempat dia menelpon lengan kekar mendarat indah di perutnya.
Rosie berbalik, lantas tersenyum, Liam dengan wajah mengantuknya, menatap wajah Rosie.
" Kau kemana saja??"
" Aku di kamar mandi, kenapa panik??" Tanya Liam, Rosie cemberut lantas menyandarkan kepalanya di tubuh Liam.
" Kupikir kau pergi ke rumah sakit, bisakan malam ini temani aku saja??"
Liam tertawa lantas memeluk Rosie erat.
![](https://img.wattpad.com/cover/267869661-288-k644707.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Darkness
FanfictionKisah seorang dokter muda terkenal, Liam Brucwailer dan seorang detektif kepolisian yang handal Roseanne Park. ⚠️disclaimer⚠️ beberapa part ada gambar yang mungkin sensitif bagi beberapa readers.