Rosie dan yang lain bergegas untuk mengepung rumah yang di duga rumah pelaku pembunuhan. Akhirya setelah sekian lama Rosie bisa menemukan pelaku yang sudah membunuh kedua orang tuanya.
"Kenapa kau baru mengabariku kalua punya bukti sebanyak ini." Ujar Rosie kesal, Minho hanya menghela nafasnya.
" Pertama aku belum yakin kalua itu benar, jadi aku belum berani memberitau dirimu." Balas Minho, sedangkan Rosie hanya diam karena masih kesal.
Bagaimana keadaan?
"Aman pak, dan benar mobilnya ada di dalam garasi." Ujar Sungho yang mengintip ke sela sela pintu garasi.
"Kita dobrak pintu rumahnya, dan kau Rosie, jangan ikut berkelahi atau aku bisa dibunuh suamimu." Perintah Suho.
Rosie hanya mengangguk.
Mereka pun bergegas masuk kedalam halaman rumah yang lumayan mewah itu, tim Sungho sudah berancang ancang mendobrak pintu. Suho memerintahkan dengan memberi aba aba.
"Tiga! Dobrak!"
Brak
Pintu berhasil di dobrak, namun nihil tidak ada orang di dalam, Mereka semua berjalan perlahan memasuki rumah. Suho membagi beberapa timnya untuk menggeledah rumah. Sedangkan dia sendiri Bersama Rosie mengecek sebuah ruangan Bawah tanah.
" Hah aku benci kalua harus di tempat lembab seperti ini." Ujar Rosie menahan rasa ingin mual yang tiba tiba. Wajar itu bawaan jika sedang hamil.
Lagi lagi saat Suho membuka pintu ruangan itu kosong.
" Sial sepertinya kita ditipu!"
Rosie menghela nafasnya kasar, dia benar benar kesal karena tidak berhasil menangkap pelaku yang dia cari. Namun tatapan matanya bertemu dengan sebuah kertas yang terjatuh tak jauh dari pintu.
" Tunggu, kita harus mengecek ruangan ini sekali lagi." Rosie mengambil kertas yang jatuh itu, kedua matanya membulat saat melihat sebuah foto korban yang berlumuran darah.
Rosie pun Kembali mengamati tembok, dia berjalan perlahan hingga langkahnya terhenti saat melihat salah satu tembok yang menurutnya aneh.
" Pak, coba kau dobrak tembok ini, aku yakin tembok ini berbeda dengan yang lainnya." Suho mengangguk lalu mengambil ancang ancang menendang tembok yang ada di hadapannya.
Brak
Benar saja dugaan Rosie, tembok yang Suho terbuat dari papan kayu. Selain itu yang membuat mereka terkejut adalah beberapa pisau yang berlumur darah yang sudah kering, Beberapa botol berisi darah, serta foto foto korban terpajang di ruangan itu.
" Arrghh! aku tidak kuat melihat ini!" Rosie bergegas keluar sedangkan Suho memanggil rekan lain untuk membereskan bukti yang ditemukan.
Sedangkan di luar Rosie tengah menahan segela rasa mual melihat beberapa hal yang sebenarnya Liam sudah larang. Karena itu bisa membuatnya pusing dan muntah.
Saat sedang menenangkan diri, Rosie baru menyadari bahwa mobil yang digarasi tidak ada. Segera dia berbicara ke walkie talkie yang dia pegang untuk segera melacak kepergian mobil itu.
" SIALAN! Kenapa tidak ada penjagaan diluar!!"
" Seojong! cepat lacak kemana kepergian mobil itu!!" Rosie bergegas masuk ke mobil lantas berjalan pergi mengikuti perintah Seojong dari telpon.
*****
" Bos, aku berhasil kabur kau ten- oh shit!"
Belum sempat lelaki itu menyelasaikan ucapannya, dia meninjak rem karena 2 mobil polisi ada di hadapan mobilnya. Hendak memundurkan mobilnya mobil milik Rosie juga sudah ada di belakangnya.
" Keluar dari mobil dan angkat tangan!!" Rosie keluar dari mobil dengan pistol ditangannya mengarah kearah lelaki yang juga ikut keluar dari mobil yang dia kejar.
" Angkat tanganmu!" Ujar Rosie, namun lelaki itu tak kunjung mengangkat tangannya.
" YAAKK!! kau tidak dengar? Angkat tangan-"
*DORR
"Detektif park!!"
*DOR DOR
Rosie mengerang kesakitan saat lengannya tertembak, sedangkan lelaki yang menembaknya dilumpuhkan oleh beberapa anggota di belakangnya.
" Rosie!! Sial!! aku benar benar akan dibunuh suami!!"
Disisi lain Liam yang baru saja mandi menghela nafas kasar saat sambungan di ponselnya tiba tiba terputus.
" Lucas sialan!"
Baru saja ingin menutup matanya, telpon yang ada di meja kerja nya berbunyi.
" Apa? Kenapa kau menelponku?"
" Akan aku jelaskan nanti, kita akan kerumah sakit, istrimu tertembak!"
Hampir 1 jam Liam berdiri menatap khawatir kearah pintu IGD, sampai akhirnya pintu terbuka, rasanya Liam ingin menangis melihat Rosie yang terkapar dengan lengan yang penuh darah.
" Suho! sudah kuperingatkan kau!" Liam dengan kasar memukul Suho membuat pria itu tersungkur.
" Liam! Liam tenangkan dirimu! dia di tembak saat mengejar pelaku! cepat tangani Rosie dan tahan amarah mu itu!" Ujar Minho mencoba meredakan amarah Liam.
Liam berlari kearah Rosie yang tengah di periksa oleh beberapa perawat.
" Rosie, saying aku disini." Liam mengusap pipi Rosie yang terkena cipratan darah.
" Li, mianhe, aku melanggar perintahmu." Ujar Rosie lirih.
" Cepat bawa keruang operasi!!"
*****
4 jam berlalu, kini Liam tengah berada di ruang rawat di mana Rosie dipindahkan setelah operasi. Operasi yang memakan Waktu cukup lama karena peluru mengenai tulang lengan, hingga membuat tulangnya patah.
Liam terdiam menahan emosi yang sedari tadi dia tahan. Karena dia tau siapa pelakunya, Lucas Anak buahnya dan benar, kali ini dia akan membunuh bawahannya itu.
"Liam."
Liam menatap tajam kearah Suho yang datang dengan Minho.
" Apa sialan! kau tau! kau hampir membuat istriku mati!!" Sentak Liam.
" Maaafkan kami, ini memang tugas kami, aku sudah peringatkan Rosie untuk tidak terlalu ikut campur." Balas Suho.
" Kabari kami jika Rosie sudah siuman, aku kami perlu berbicara mengenai barang bukti dan pelaku yang sudah kami temukan."
Liam terdiam mendengar penuturan Minho, dia hanya menghela nafas dan mengangguk.
" Bisa kalian pergi?" Minho dan Suho pun pergi keluar meninggalkan Liam yang tengah bemain dengan pikirannya.
Dalam pikirannya dia sudah mempunyai rencana tentang Lucas Anak buahnya, sedangkan tentang Mark kakanya, dia juga sudah neyiapkan suatu hal yang akan membuat lelaki itu muncul dengan sendirinya.
Dan kini yang terpenting adalah kesembuhan sang istri yang tengah terbaring tak berdaya di hadapannya.
" Cepat sembuh istriku. Aku dan Belle kesepian tanpamu."
######
Selamat membaca
jangan lupa vote n komen
hampir selesai nih :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Darkness
FanfictionKisah seorang dokter muda terkenal, Liam Brucwailer dan seorang detektif kepolisian yang handal Roseanne Park. ⚠️disclaimer⚠️ beberapa part ada gambar yang mungkin sensitif bagi beberapa readers.