#20 Ingatan (Y/N)

158 15 2
                                    

 dari kecil aku tinggal di apartemen ternama milik keluarga Ratri. namanya 'Goldy Palace'. kata ayah penamaannya itu dari danau yang lumayan terkenal disekitar apartemen. aku anak dari seorang pemimpin keluarga ini bernama James Ratri dan ibuku bernama Karin Ratri. tentu saja ibuku mendapat nama itu setelah menikah dengan ayah. aku tinggal di pnthouse Goldy Palace. keluarga Ratri adalah keluarga yang sangat berharga di negara ini. Ratri membantu permasalahan yang sulit dikerjakan oleh negara. ayahku adalah pemimpin keluarga ini.

 hari hariku berjalan dengan sangat indah saat aku berumur 4 tahun. aku sudah bisa berjalan dan sudah bisa berbicara. aku selalu datang ke perpustakaan apartemen untuk membaca sesuatu yang menarik. seperti sejarah negara, itu sangat mengasyikan. tapi saat umurku 6 tahun tepat saat aku pertamakali sekolah semuanya menjadi suram. seorang pengganggu datang ke kehidupanku. 

 paman Peter mengadopsinya sebagai anak angkatnya. dia bernama Matilda. menyebut namanya saja sudah membuatku merinding. sepertinya paman memberi pelupa ingatan pada Matilda semasa di panti asuhan. dia bodoh, setiap harinya dia hanya mencari perhatian dari ayahku dan paman. paman sudah terlanjutr sayang kepada Matilda. sedangkan ayah justru membencinya sama sepertiku. mengetahui aku dan ayah membencinya, Matilda selalu mencari gara gara denganku.

 aku ingat pada hari saat ingin berangkat sekolah. Matilda mendorongku ke kolam renang apartemen dan sengaja menahan kepalaku agar tidak bisa begambil nafas. ayahku mengetahuinya dan berlari kearahkolam, mendorong Matilda dan mengangkatku dari kolam. disana aku setengah sadar karena hampir kehabisan nafas. paman melihat anak angkatnya terjatuh dia langsung membantunya berdiri. dan membentak ayah karena mendorongnya. benar benar anak yang licik. ayahku meminta maaf atas kejadian itu. aku mengerti kenapa ayah meminta maaf, karena ayah membenci pertengkaran. jadi aku memakluminya. tapi, paman mendorongku ke kolam renang lagi, lalu paman bodoh ini pergi membawa anak angkatnya. ayah membantuku untuk keluar dari kolam renang. setelah itu aku deman 2 hari.

 akhirnya aku sembuh juga. aku berjalan kedapur lalu ditarik oleh Matilda untuk bersembunyi didapur. anak ini benar benar membuatku takut. dia membawa sebilah pisau. dia menunjukkan kepadaku pisau tersebut dengan senyum yang sangat menyeramkan. dia mulai menggores pisau itu di telapak tanganku sebelah kanan. sayatan itu membuat darah berceceran. aku berusaha menutupinya dengan tangan kanan. tapi Matilda menggores punggung tanganku. saat itu aku benar benar bingung melakukan apa. dan Matilda sedikit menyayat telapak tangannya juga seelah kanan. lalu menyuruhku memegang pisau. bodohnya aku menurutinya. dia membawaku kehadapan paman yang kebetulan sedang bertamu dirumahku, sedang duduk di ruang tamu bersama ayah. Matilda berlari kearah bapak angkatnya lalu memeluknya dan menunjukkan luka yang dia dapat. aku memperhatikan lukaku juga. aku ingin menangis saat itu, tapi paman menamparku sampai aku terjatuh. sebilah pisau itu terjatuh. membuat paman meyakinkan pelakunya adalah aku. dia menendangku dan berkata.

"dasar anak tidak tahu diri" bentaknya.

 ayah berjalan perlahan kearahku dengan wajah yang sangat terkejut dengan luka yang aku dapatkan. 

"sebenarnya siapa anak yang tidak tahu diri itu?" tanyaku.

"ya jelas anak dari kakakku yang bod-"

"ANAK PAMAN ITU YANG MEMBUAT LUKANYA SENDIRI! ya kan Matilda?" ucapku marah.

"dasar anak bengi-"

"PAMAN! APAKAH PAMAN TIDAK TAHU SIFAT ASLINYA ITU?"

"DIA TIDAK IMUT SAMA SEKALI, DIA ADALAH TITIK PENDERITAANKU. akan ku buktikan nanti" ucapku. lalu aku berlari keluar rumah untuk pergi ke pusat kesehatan di apartemen. ayah mengejarku karena sudah tidak peduli lagi dengan Matilda.

Ratri Family. Norman x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang