#26 Perampokan

117 14 0
                                    


"apa yang terjadi." ucap kalian bersamaan. Ray menarikmu bersembunyi dibawah meja. untungnya meja ini di alasi oleh taplak meja yang menjuntai sampai bawah. kamu menyentuh sesuatu dibawah meja. kamu mengambilnya. itu adalah rompi pelindung peluru paling aman. menurut rumor yang beredar, percobaan rompi pelindung itu sama sekali tidak tembus oleh peluru.

'wah hebat sekali ada barang ini disini. oh aku ada ide' ucapmu dalam hati.

"Ray, aku punya rencana" bisikmu ke Ray.

 pelaku penembakan itu naik keatas tempat kalian bersembunyi. dan menantang semua yang ada disana untuk menyerahkan uang mereka ke pelaku itu.

"ini perampokan, taruh semua uang kalian dibawah. jika tidak kutembaki kalian satu satu" ucap perampok itu. kamu keluar bersama Ray dari bawah meja. Ray menjatuhkan gelas

PRANGG

bunyi gelas terjatuh sangat nyaring. itu terdengar sampai ketelinga perampok itu. perampok itu perlahan berjalan dan membuka tirai dan melihat kalian berdua. kamu melindungi Ray.

"oh~ ada pasangan disini, mana masih muda lagi, tapi sayang hubungan kalian akan berakhir disini" ucapnya sambil menarik pelatuknya kearahmu tepat di area jantung. 'darah' berceceran keluar dari tempat bekas tembakan, dan juga mulutmu. kamu terjatuh kebelakang. Ray terkejut dan menahanmu agar tidak jatuh. perampok itu mendekati Ray.

"bagaimana? kekasihmu mati?" ucapnya. Ray masih menatap kosong wajahmu.

"hah~ lihatlah sayang sekali, padahal dia cantik tapi mati begitu saja." ucapnya sambil merapihkan rambutmu dan memegang pipimu.

 kamu membuka mata dan langsung mencekiknya. Ray menendang salah satu tangan yang membawa pistol hinga pistol itu terlempar jauh, dia terkejut menatap pistolnya. kamu langsung menahan badannya dengan kedua kakimu dan menjepitnya. kamu mengambil ancang ancang untuk melakukan handstand. ketika handstandmu mulai sempurna kamu mulai melompat dengan tanganmu untuk memegang pagar balkon, lalu melepaskan perampok itu. tapi, perampok itu memegang kedua kakimu. kamu sekarang hanya memegangi pagar. wajahmu pucat sekarang karena terkejut.

"hahaha bagaimana sekarang?" ucapnya. kamu teringat sesuatu, lalu menyeringai.

"seharusnya aku yang tanya, bagaimana sekarang?" ucapmu sambil menyeringai. kamu meluruskan kakimu dan dari sepatumu itu mengeluarkan sebuah cutter yang lumayan panjang. perampok itu terkejut. kamu mulai mengarahkan cutter itu kearah pergelangan tangannya.

"jika kamu terus begini kamu akan kehabisan darah lho" ucapmu sambil menusuk lebih dalam tangan perampok itu.

flash back

"apa rencanamu?" tanya Ray.

"aku akan memakai ini didalam bajuku, lalu didepannya kita beri buah beri merah yang aku bawa tadi. oh iya aku punya sedikit darah bohongan didala tasku" ucapmu.

"sejak kapan kamu membawa darah palsu ini?" ucap Ray.

"gabut aja, eh ternyata berguna" ucapmu.

"jadi?" tanya Ray.

"aku akan menjadi umpan untuk mengusirnya. aku akan melemparnya dari balkon ini. aku akan pura pura mati didepanmu. maksudku, mati tertembak. kamu akan memasak wajah kaget. dalam posisi tidur aku akan melemparnya keluar balkon. paham?" ucapmu.

"tapi ini terlalu beresiko" ucap Ray.

"ya tapi ini satu satunya cara untuk menipunya" ucapmu. Ray menghela nafas.

"baiklah aku menyutujuinya" ucap Ray.

"Ray tutup matamu" ucapmu.

"kenapa-" ucapan Ray terpotong karena kamu membuka resleting bau belakangmu.

Ratri Family. Norman x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang