#39 UKS

82 8 0
                                    

Kamu terbangun di atas kasur UKS. kamu mencoba duduk dari kasur. tapi, ada sesuatu yang berat. kamu melihat kearah tepi kasur. Norman tertidur di sana. kamu mengelus kepalanya. terlihat dari wajahnya, dia sepertinya sehabis menangis. kamu tersadar sesuatu.

"Sekarang jam berapa?" tanyamu panik. kamu melihat ke arah jendela. langit lembayung menghiasi di waktu sore. tiba-tiba ada yang membuka pintu dari arah ruang lab. itu Vincent.

"(Y/N)! ternyata kamu sudah bangun." ucap Vincent. 

"Oh Vincent, halo." Ucapmu menyapa Vincent.

"Wah, wah! lihatlah ini. Norman tertidur di sampingmu." Ucap Vincent sedikit tertawa.

"Sudahlah, Vincent. Biarkan Norman tertidur." Ucapmu menyentuh rambut Norman.

"Bagaimana soal ibuku?" Ucapmu kembali panik.

"Tenanglah, kami sudah memberitahu ibumu. dia terkejut bahkan khawatir akan keadaanmu. setelah kami menenangkannya, ibumu bilang akan menjemputmu setelah kamu siuman. sekarang aku akan memberitahukannya dulu." Ucap Vincent berjalan ke arah telepon UKS.

kamu melihat dirimu. tangan dipenuhi luka lebam dan goresan sekarang sudah tertutup oleh perban. kepalamu di perban karena terbentur, bahkan kamu pun tidak tau luka yang ada di kepalamu. kakimu sudah di perban dengan baik. 

"(Y/N), tolong jangan melompat dari sana!" kamu terkejut karena Norman yang tiba-tiba mengigau.

"Kumohon..." ucap Norman. matanya mulai basah karena air matanya. kamu mengelap matanya dengan jarimu.

"Iya.. aku tidak akan melompat Norman." Ucapmu tersenyum. dia memegang tanganmu.

'Eh?' ucapmu dalam hati. dia terbangun. wajahnya masih mengeluarkan air mata. Norman menatap ke arahmu.

"Aku akan menangkapmu saat kamu hendak melompat, (Y/N)." Ucap Norman tersenyum menghiasi tangisanya.

Norman memelukmu erat. sambil menangis tersedu-sedu. kamu memeluknya balik.

"Aku sangat khawatir... aku sangat khawatir kamu tidak akan bangun lagi huaa." ucap Norman menangis lebih kencang.

"Ingat ini, Norman. aku tidak akan mati semudah itu." Ucapmu menenangkan Norman.

"Tapi, itu sama saja seperti kamu terluka sekarang. maafkan aku..." ucap Norman masih menangis.

"Itu bukan salahmu, Norman." ucapmu melepas pelukan Norman. ruangan UKS lengang sejenak, diisi dengan tangisan Norman.

"Aku menyukaimu, Norman." Ucapmu tersenyum sedikit memerah.

"Sebaiknya aku pergi. rasanya seperti nyamuk disini." Guman Vincent pergi dari ruangan.

Norman terbelalak. wajahnya yang tadi terlihat sangat sedih sekarang sangat merah. dia menutupi wajahnya.

"Apa kamu tidak berbohong?" ucap Norman mengintip dari sela-sela jarinya. kamu mendekat ke wajah Norman.

"Apakah wajahku terlihat berbohong, Norman?" ucapmu tersenyum. Norman memutar badannya.

"(Y/N)! Tolong jangan mendekati wajahku secara tiba-tiba." ucap Norman. terlihat dari telinganya, sangat merah. 

"Ahahahah, maaf maaf." Ucapmu tertawa. Norman berdehem.

"Kalau begitu, kamu akan menjadi milikku." Ucap Norman serius. suasana menjadi lengang sebentar. suara tiupan tirai UKS mengisi kelengangan di ruangan ini. kamu masih terkejut apa yang Norman bicarakan.

"Tentu saja, Norman." ucapmu tersenyum.

"Hmm, coba kupukirkan lagi. apakah kamu akan cocok denganku?" ucapmu mendekat ke wajah Norman sambil memegang dagunya.

Ratri Family. Norman x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang