#34 Tteokbokki

86 14 0
                                    

"apa kamu hanya menambah ingatanku saja kan, bukan menghilangkan bukan kan?" tanyaku.

"tentu saja, mana mungkin aku menghilangkan ingatanmu. apalagi ada aku disana." ucap Norman. kamu tertawa.

"Norman, kamu bisa saja. jadi siapa yang menghilangkan ingatanku?" tanyaku.

"kemungkinan besar itu ulah Peter Ratri. dia sangat membencimu bukan?" ucap Norman.

"benar juga. kalau begitu bagaimana kalau kita menyudahi melihat air terjun yang indah ini lalu pergi makan bersama." ucapmu berdiri disamping bebatuan air terjun. kakimu tergelincir karena batu yang sudah berlumut.

'bodohnya aku.' ucapmu dalam hati.

"(Y/N)!" teriak Norman.

BYURR

Kamu tercebur kedalam sungai kecil itu. Kamu ternyate sudah bersender pada badan Norman. kamu nematap wajahnya. rambbutnya basah dan juga pakaiannya. dia tersenyum. wajahmu memerah. lalu teringat kalau Norman itu baru sembuh sakit. kamu segera mengajak Norman berdiri. dan duduk di pinggir.

"Norman kamu itu baru saja sembuh sakit, jadi jangan melakukan hal seperti tadi. bisa bisa kamu masuk angin." ucapmu. Norman memberikan jasnya kepadamu.

"yang ku khawatirkan hanya kamu. aku mungkin bisa sembuh sendiri. tapi mungkin rasa sakitmu masih sangat membekas." ucap Norman.

'apaan sih anjir sok puitis.' ucap kalian dalam hati. 

"sekarang, ayo pulang lihat bajumu basah begini. akan kucarikan taxi." kamu membuka coatmu lalu memakainya ke Norman. kamu mengambil tas lalu memesan taxi. 


time skip

dan akhirnya kalian sampai dirumah. mamang taxi tadi memberi kalian handuk yang ada dibelakang taxinya. dan dia berkata handuknya untuk kalian saja. kamu membayar lebih untuk mamang taxi itu. kamu segera ke kamar untuk mengambil baju lalu mandi, begitu pula dengan Norman. dia memakai baju tidur ayahmu yang tersimpan di lemari. 

 sekarang kalian di ruang keluarga sedang menonton TV setelah mandi dan memakai baju. kalian menonton film kartun di saluran TV anak-anak. karena rata-rata siaran TV siang hari itu tidak seru selain sinetron yang banyak dramanya dan berita yang kurang menarik. kalian duduk di sofa sambil memeluk lutut dengan selimut yang menyelimuti badan. saat kartun itu memperlihatkan karakternya sedang makan kamu teringat kalau kalian belum makan.

"hei, apa kamu mau memesan makanan?" tanyamu.

"boleh, aku mau tteokbokki." jawab Norman.

"baiklah, aku juga ingin. kalau perutmu sakit keesokan harinya, bukan salahku." ucapmu.

 kamu mengambil hp yang ada di meja dan memesan tteokbokki 2 dan soda. setelah beberapa lama kemudian mamang gopud datang membunyikan bel rumah. kamu membuka pintu dan membayar makanannya. kamu berlari ke meja makan dan menyiapkan piring untuk menyantap tteokbokki bersama Norman. setelah siap kamu berjalan ke arah Norman lalu menaruh tteokbokki di meja sambil lanjut menonton TV. dan akhirnya drama korea yang akan ditampilkan di saluran TV lain telah dimulai. matamu membesar ketika drama itu dimulai.

"apa serunya menonton drama?" tanya Norman.

"Norman, apa kamu dirumah hanya menonton kartun dan berita saja?" tanyamu. dia mengangguk.

"hhhh tonton saja Norman, dijamin kamu ketagihan." ucapmu. 

dan episode itu selesai dengan keadaan kalian berdua berpelukan dan menangis bahagia.

"akhirnya jiwa jagawana itu menemukan jagawana lain yang dia sukai, kasihan dia.." ucapmu sambil menangis sesegukan.

"iya, dan semoga jiwa jagawana itu dapat kembali ketubuhnya yang masih ada di rumah sakit itu.." ucap Norman menangis sambil memeluk erat tubuhmu. 

"aku akan membereskan ini dulu. oh ya, kamu pulang hari ini ya. soalnya besok sekolah. aku akan mengantarmu kesana, sekalian menjemput ibuku." ucapmu dengan mata membara.

kamu mengantar Norman pulang menggunakan sepeda, Norman agak trauma setelah apa yang kamu lakukan pada saat itu. kamu tertawa melihat ekspresi tertekan Norman. 

"sudahlah aku naik." ucapmu.

"aku yang akan membawa sepedanya." ucap Norman.

"pffft.. AHAHAHAHAH kamu takut ya? yasudah ini." ucapmu turun dari sepeda dan mempersilakan Norman untuk mengendarai sepeda. kalian menaiki sepeda dengan sangat aman ke rumah Norman. kalian mengetuk pintu rumah lalu memencet belnya. dan adayang membuka pintu.

"eh? (Y/N), terimakasih sudah mengantar Norman kesini. maaf membuatmu repot ya, (Y/N)." ucap mama Norman.

"tidak apa-apa kok. Norman hanya demam kemarin. dan kami sudah berbaikan." ucapmu dengan senyum kecut dan nada tidak meng-enakkan membuat atmosfer disana menjadi tegang.

"ah (Y/N)!" ucap ibumu dari belakang mama Norman.

"Ibuu." ucapmu sambil berlari memeluknya. 

"ahh si imut memeluk ibuu." ucap ibumu.

"aaa bidadari memelukkuu." ucapmu bergurau. 

"kalau begitu kami pulang dulu ya, Melinda." ucap ibumu.

 akhirnya kamu sampai di rumah ini bersama ibu. kamu pergi ke kamar ayah untuk membereskannya. kamar itu berantakan sekarang. kamu merapikan tempat tidur, dan lain lain. setelah beres, kamu memainkan piano putih itu lagi. suaranya masih bagus. kamu merasa tenang setelah memainkan piano itu. ibumu tiba tiba mengetup pintu.

"(Y/N), bisakah kau mengkencangkan suara pianonya. ibu ingin mendengarnya sampai bawah. ibu biarkan pintu ini terbuka ya." ucap ibumu. setelah itu dia pergi.

kamu membuka lid piano lalu mengatur posisinya. setelah itu, kamu duduk di piano itu. kamu memainkan lagu leisbesleid -Kreisler. suara piano menjadi nyaring tapi menenangkan. suasana di hari itu menjadi sangat tenang. kamu juga sangat menikmati permainan piano mu itu. benar benar suasana yang mirip pada saat kamu kecil. kamu memainkannya sampai akhir. setelah itu kamu menutup lid piano lalu tiba tiba ibu mmemperhatikanmu merapikan piano.

"ah, ibu." ucapmu.

 kamu melihat wajah ibu. ibu terlihat seperti habis menangis. ibu berlari kearahmu, memelukmu, dan menangis. 

"kenapa kamu memainkan lagu ini? ibu jadi teringat ayahmu kan." ucap ibu sambil menangis ter isak-isak. itu membuatmu bersalah.

"ibu, pasti sangat berat ya. ibu jangan menahan tangisan ibu. menangislah sepuasnya, selagi aku ada disini." ucapmu menenangkan ibu.

"apa maksudmu 'selagi aku ada disini' apa kamu mau meniggalkan ibu seperti ayahmu?" ucap ibu agak keras kepadamu.

'ah.. aku salah ucap.' ucapmu dalam hati.

"tidak akan mungkin ibu. aku akan selalu menjaga ibu sampai kapanpun itu. menangislah sepuasnya ya ibu." ucapmu tersenyum kearah ibumu. ibumu semakin menangis.

"senyumanmu mirip sekali dengan ayahmu." ucap ibumu kembali memelukmu. kamu mengelus pundak ibu menenangkan ibu.

saat makan malam, ibu sudah tenang. walaupun masih sesegukan. sore tadi ibu benar benar menangis sepuasnya. seperti anak kecil. padahal ibumu sudah berumur 39 tahun. entah kenapa wajahnya masih berumur 20 tahunan. 

"ah maaf (Y/N), ibu menangis tadi." ucap ibu sambil mengelap air matanya.

"tidak apa apa bu. semua orang juga ada waktunya untuk menangis. tidak semua orang kuat selamanya. dia pasti ingin menangis sesekali." ucapmu menatap meja makan.

"wah, ternyata anak ibu menjadi sok puitis ini berkat siapa ya?" ucap ibu tersenyum lalu tertawa.

"ibu jangan membuatku naik darah." ucapmu tersenyum menahan kesal.

"ahahahahah, yasudah sekarang makan, cepat tidur, besok sekolah. kamu sudah mengerjakan semua tugas kan?" tanya ibu.

"kalau tidak salah, tidak ada tugas minggu ini." jawabmu.



To Be Continued


HAIIYE PARA READERS YANG SY CINTAI. OMO OMOO. semoga sy bisa tamatin di ff yh. masalahnya ceritany masi puanjang bestie. sabar sj yh. BAIIII

Ratri Family. Norman x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang