#22 Sebuah Tragedi

154 16 0
                                    

Keesokan harinya kamu bangun dan bersiap siap untuk sekolah. Hari kemarin latihan dansa bersama pasangan itu benar benar hari yang melelahkan. Norman selalu mencari gara gara denganmu. Tapi, raut wajahnya sangat mudah ditebak olehmu. Dia ingin minta maaf. Kamu membiarkan sampai Norman berani meminta maaf kepadamu. Kamu memakan sarapanmu sambil menatap ibumu yang juga sedang makan.

Tok tok tok .

Seseorang mengetuk pintu. Kamu sangat bersemangat karena mengira itu ketukan dari Norman. Kamu membukanya. Dan memperhatikan seseoarang yang setinggi 168 cm.

"Oh astaga" gumanmu.

Ibumu menghampirimu. Dan melihat Ray didepan pintu untuk mengajakmu pergi ke sekolah bersama. Ibumu kaget? Sangat betul. Dia sangat kaget. Melihat Ray berdiri dengan wajah datar dengan mata sebelah kiri tertutupi rambut.

'Dih jamet' ucap ibumu dalam hati.

"Selamat pagi tante, (Y/N)" ucap Ray sambil tersenyum manis.

Jujur itu membuat Ray seakan akan membawa hawa yang buruk. Ibumu juga menyadari kepribadian Ray. Dia dingin, tidak suka tersenyum, dan mudah sekali menyerah. Tapi disini Ray sangat senang.

Ray mengambil tanganmu lalu menarikmu diam disampingnya.

"Saya berangkat sekolah dulu ya tante" ucap Ray yang bergegas pergi bergandengan denganmu.

Saat menjauh dari rumah sekitar 200 meter, kamu langsung melempar tanganmu untuk melepaskan tanganmu.

"Kenapa tiba tiba datang ke rumah?" Tanyamu.

"Ya buat menjemputmu, apalagi?" Jawabnya.

"Buat apa?" Tanyamu sekali lagi.

"Rumahmu dekat dengan Norman bukan? Dan setiap ke sekolah kamu selalu melewatinya. Nah, ga jauh dari persimpangan ini adalah rumah Norman kan? Katamu mau ngomporin Norman?" Jawab Ray.

"Yaa bener juga sih" tambahmu sambil menggaruk garuk rambut.

"Nah itu dia orangnya keluar" ucap Ray.

Norman keluar dari rumahnya bersama seorang gadis, Matilda. Matilda dan Norman sepertinya bersenang senang. Ibu Norman menatap sinis Matilda, lalu memperhatikanmu berjalan di sebrang rumahnya.

"SELAMAT PAGI (Y/N)." Teriak ibu Norman kearahmu sambil melambaikan tangan. Kamu membalasnya dengan tersenyum, lalu melanjutkan pergi ke sekolah. Norman hanya menatapmu pergi.

Setelah keluar dari komplek perumahan, kamu menunggu angkutan umum untuk pergi ke sekolah. Akhirnya angkutan umum menuju sekolah datang. Kamu memasuki angkutan umum, dan Ray malah kebingungan.

"Hei, kenapa kamu naik angkot?" Tanya Ray.

"Males jalan kaki" jawabmu.

***

Akhirnya kalian sampai dekat dengan sekolah. Hanya tinggal belok lalu jalan sedikit dan sampai. Disekitar sekolah masih sepi. Karena kalian datang naik kendaraan umum. Biasanya kamu datang lebih terlambat dari ini. Keadaan sekolah sangat lenggang. Pak satpam sedang menunggu murid murid masuk sambil menjaga sekolah. Dia sempat menyapamu dan kamu menyapanya balik.

Sampai dikelas kamu langsung menyimpan tasmu. Di kelas belum ada siapapun selain kamu dan Ray. Bu Tiara juga belum datang. Kamu berjalan keluar meninggalkan Ray yang langsung menyambar buku kesukaannya. Berjalan mengelilingi sekolah sambil menunggu murid murid lain datang. Melihat satu persatu kelas yang sedikit demi sedikit terisi oleh para murid murid yang masuk sekolah. Kamu mendongkak melihat langit.

Ratri Family. Norman x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang