Sekar mengerjapkan mata saat kokok ayam sayup terdengar di telinga nya. Ia tidak langsung bangun, melainkan meraba sisi kanan ranjang yang ditidurinya. Ranjang itu kosong, dan juga terasa dingin.
Matanya seketika sendu menatap ranjang yang seharusnya di tempati oleh Reno, suami nya. Sudah dua tahun mereka menikah, dan selama itu juga tidak pernah ada kemajuan. Hanya sepi dan tersisih lah yang selalu Sekar rasakan. Dan pagi ini, suaminya masih sama. Nyaris tak pernah pulang. Atau semisal pulang pun, suaminya lebih memilih tidur di sofa atau di ruang kerjanya.
Sekar mendudukkan dirinya di sisi ranjang, meraup wajahnya agar ia bisa berpikir jernih dan dengan kepala dingin. Ia tidak boleh berprasangka. Bisa saja suaminya itu sudah terjaga dan sedang olahraga di ruang khusus gym. Suaminya memang cukup gila dalam hal berolahraga.
Menunaikan rutinitas paginya, yaitu mencuci wajah dan juga menggosok gigi, Sekar lantas berderap menuju ke setiap ruang yang ada di rumah ini. Semua kamar tamu sudah ia buka, dan hasilnya nihil. Tidak ada Reno di manapun. Namun Sekar masih belum menyerah. Ia lantas mencoba mencari ke ruang kerja suaminya.
Helaan napas Sekar terdengar dalam. Ia melangkah menuju ke sofa, tempat di mana suaminya terlelap dengan pakaian yang masih sama dengan pakaian kerja hari kemarin, yang artinya, suaminya bahkan tak sempat atau mungkin tak ingin mengganti pakaiannya. Reno tertidur dengan tangan yang menggenggam ponsel, suatu kebiasaan yang sesungguhnya sangat tidak baik bagi kesehatan.
Perlahan, Sekar meraih ponsel tersebut dari genggaman suaminya agar Reno bisa tertidur dengan lebih nyenyak.
Sungguh, tak ada niat apapun dari Sekar ketika mengambil ponsel tersebut. Namun ketika jemarinya tak sengaja menekan tombol power di ponsel suaminya, mau tak mau, sebuah notifikasi yang ada membuatnya nyaris meluruh di tempat.
Mata Sekar masih saja tak terbiasa membaca rangkaian kalimat yang pasti sering di terima oleh suaminya dari sang belahan jiwa.
Baby❤
Semalem kamu luar biasa, bikin aku nggak bisa jalan, Mas. Tenaga kamu kaya badak!
Tapi aku suka. Merasakan kamu seutuhnya di dalam tubuh aku.
Nanti malem mau makan apa? Aku masakin ya? Aku tau kamu pasti tersiksa makan masakannya istrimu. Kamu kan nggak suka masakan nusantara. Lasagna mau?
Coba katakan, wanita mana di dunia ini yang bisa tetap sabar dan tabah melihat bagaimana mesranya sang suami dengan wanita lain? Terlebih di pesan pertama tadi. Tidak bisa berjalan? Apakah sebahagia itu Reno ketika menggauli wanita yang bukan istrinya? Sedangkan dirinya, istri sah lelaki itu, justru hampir tak pernah di sentuh oleh Reno selama pernikahan mereka.
Sekar bahkan ingat berapa kali Reno pernah menyentuhnya. Bahkan satu tangan pun bisa untuk menghitung intensitas nya berhubungan dengan sang suami. Dan apa yang tadi ia baca? Wanita itu bahkan sampai kesulitan berjalan, yang Sekar yakin bukan karena terkilir, namun karena kelelahan bercinta.
Air mata Sekar menitik ketika bahkan di pagi hari yang tenang seperti ini pun, kesedihan seolah enggan enyah dari hidupnya. Nyaris tak pernah ada hari untuknya rehat dari kesedihan, yang keseluruhannya dikarenakan perilaku suami sah nya itu.
"Sekar?"
Tubuh lemas Sekar terlonjak ketika suara Reno menyapa gendang telinga nya. Ia menatap Reno yang kini tampak panik mencari ponselnya. Sekar tertawa miris dalam hati. Lihat, ia bahkan belum membuka keseluruhan matanya, namun pikiran lelaki itu secara otomatis selalu mencari ponsel, media yang menjadi jembatan maksiatnya dengan sang kekasih.
"Kamu cari ini, Mas?"
Kepala Reno mendongak, dan dari tatapan matanya, Sekar tahu jika suaminya itu terkejut dan cemas. Namun Reno menutupi semuanya dengan sangat apik.
"Kok bisa di kamu?" Tanya nya pelan dengan langkah lebarnya mendekati sang istri. "Kalo ada telepon penting dari kantor gimana hm?"
Sekar berdecih dalam hati. Telepon penting dari kantor? "Dari kekasihmu, maksudnya?"
Lagi-lagi Reno terperangah kaget. Suaminya terlihat kikuk dan salah tingkah. Namun setelahnya, Reno terlihat menarik napas panjang. "Makanya Mas pernah bilang, jangan pernah pegang ponsel Mas, Sekar. Mas nggak mau kamu makin tersakiti kaya gini." Ujarnya lelah. "Jangan bikin Mas semakin merasa jadi penjahat di sini. Mas udah pernah ngelarang kamu sebelumnya, kan? Biar apa? Biar kamu nggak nangis pagi-pagi kaya gini."
Sekar tak paham lagi dengan suaminya. Lelaki itu jelas mengakui ia berselingkuh, meski tak tersurat, namun suaminya ini juga tak pernah suka melihatnya menangisi lelaki biadab yang tak lain adalah dirinya sendiri.
Ia sengaja diam ketika jemari Reno menyeka air mata nya dengan lembut. Di tatapnya dalam wajah suami yang dicintainya itu.
"Apa kurangku, sampai Mas memilih berselingkuh sama dia?"
Gerakan tangan Reno terhenti ketika mendengar pertanyaan istrinya. Jujur, ia juga bingung harus menjawab apa.
"Apa dia hebat di ranjang? Sampai bisa bikin Mas menggila yang berujung bikin dia nggak bisa jalan? Atau karena dia pandai masak western, sedangkan aku hanya bisa masakan sederhana? Apa Mas? Kamu bisa bilang ke aku, dan aku bakalan coba buat...."
"Stop, Sekar." Pinta Reno lirih. Ia menatap istrinya sendu. "Jangan pernah tanyakan itu lagi ke Mas."
"Kenapa Mas? Kenapa aku nggak bisa tanya hal itu?" Cecar Sekar dengan air mata yang lagi-lagi menganak sungai di kedua pipi putihnya.
Reno menatap Sekar ragu. "Karena kamu....nggak akan pernah bisa sebanding dengan dia. Berhenti menyakiti dirimu sendiri. Mas mohon."
Lagi, luka yang bahkan sebelumnya belum mengering, kini kembali mengoyak hatinya secara brutal dan kejam akibat pernyataan menyakitkan dari suaminya.
Beginikah makna dari sebuah pernikahan? Berselingkuh dan menyakiti istri seolah ia bukanlah makhluk yang memiliki hati dan perasaan untuk di jaga?
I promise, kalo cerita ini nggak lagi di kritik yang berlebihan dan malah cenderung ke arah pembullyan, aku pasti bakal selesaiin ini di wattpad sampai tamat.
Kritik boleh, tapi kritik yang membangun ya. Jangan kritik untuk menyampaikan keinginan kalian, bahkan sampai membawa2 status diriku yang bukanlah siapa2 di dunia oranye ini🙂
Komen dong gimana pendapat kalian sama chapter ini. Belum sempat edit, lagi sakit gigi😔
26 Juli 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Now and Forever
General FictionPernikahan bukanlah akhir dari sebuah kisah cinta. Pernikahan merupakan awal dari sebuah kisah romansa sepasang anak manusia.Dan tentunya, ada banyak doa dan harapan untuk kelanggengan serta kebahagiaan dalam menjalani biduk rumah tangga tersebut. N...