"Maaf nunggu lama ya."
Nando tersenyum dan segera menyejajari langkah Sekar menuju ke arah lift. "Sama sekali nggak, Sekar." Sahutnya mencoba menenangkan rekannya tersebut yang terlihat sungkan. "Tadi Bu Manda datang, berarti nggak ada pesan atau titipan apapun dari Pak Reno, kan?"
Benak Sekar kembali memutar kejadian tadi. Nando saja sampai tahu eksistensi dan nama Manda, itu berarti kehadiran Manda di kantor ini sudah bukan hal yang asing, bukan?
"Perempuan tadi nama nya Bu Manda, ya?" Tanya Sekar pura-pura polos.
"Iya. Beliau Bu Manda. Kata karyawan, beliau itu calon istrinya Pak Reno. Sudah lama pacaran dari jaman sekolah dulu." Sekar manggut-manggut seolah baru paham, meski dalam hatinya bergemuruh karena bahkan Manda lah yang dikenal di kantor ini ketimbang dirinya, istri sah dari lelaki brengsek itu.
"Saya malah ngira kalau Pak Reno sudah beristri. Sudah lama ya berarti Bu Manda selalu datang ke sini?"
"Hampir setiap hari. Tapi itu menurut cerita temen-temen sih. Saya sendiri kurang mengerti." Jawabnya. "Mau makan di mana?"
"Yang enak di mana?"
"Ada warung nasi bebek yang enak, tapi lumayan jauh. Kalau di dekat sini, ada bakmi enak di kafetaria khusus karyawan. Sekar mau yang di mana?"
"Kafetaria aja ya. Nggak masalah, kan?"
Nando tersenyum dan menggeleng. "Nggak, dong. Kenapa harus bermasalah?"
Mereka berdua lantas segera mencari kursi yang siang ini terisi penuh oleh para karyawan. Mereka membagi tugas, Nando memesan bakmi, sedangkan Sekar mencari kursi untuk tempat mereka bersantap siang. Syukurnya, ada meja kosong yang letaknya tepat berada di tengah kafetaria. Memang bukan tempat yang terlalu nyaman, namun Sekar tidak memiliki pilihan. Semua kursi terisi penuh oleh karyawan yang asyik menyantap menu makan siang mereka.
Menunggu sekitar lima belas menit, Nando akhirnya datang dengan dua mangkuk bakmi dan juga kuah pangsit serta dua gelas teh dingin.
"Silakan di cicip. Sekar pasti suka." Tawa renyah keluar dari bibir wanita itu. Namun benar saja, ketika sesumpit bakmi ia cecap di lidahnya, sensasi lezat langsung menyeruak, memanjakan lidah. Bakmi terenak yang pernah Sekar coba seumur hidupnya.
"Gimana? Enak, kan?" Dua jempol Sekar acungkan untuk Nando yang tertawa senang karena rekomendasinya diterima dengan baik oleh rekan kerjanya itu.
"Ini sih bakmi terenak yang pernah saya cobain seumur hidup! Gila, kenapa penjualnya nggak buka cabang di luaran kantor sih? Kalo gini kan cuma bisa nikmatin waktu kerja aja."
Nando menyumpit bakmi nya dan tersenyum simpul. "Emang nya Sekar nggak bosan kalo terus-terusan makan bakmi?"
Dengan polos, Sekar menggeleng. "Kenapa harus bosan kalo disajiin makanan seenak ini? Astaga, kemana aja saya selama ini?!" Gerutunya yang terlihat menggemaskan di mata Nando.
"Kalo Sekar mau, saya bisa buatin setiap hari, kok."
Kening Sekar menyatu, bingung. "Buatin? Ya bakal beda dong. Kan kamu bukan penjual bakmi nya. Beda tangan, beda cita rasa juga."
Nando menggeleng geli. "Nggak akan beda, saya jamin." Kukuhnya sopan.
"Yakin banget, nih?"
"Yakin dong." Tukas Nando renyah. Ia tersenyum lebar, memamerkan deretan gigi nya yang rapi. "Kan saya penjualnya."
Now and Forever
"Mas...itu tadi...itu..."
Reno menghela napas panjang dan memilih kembali ke meja kerjanya, berpura-pura sibuk membaca berkas, yang bahkan kata-kata nya saja tidak bisa ditangkap dengan baik oleh pikiran lelaki itu. Ia terlalu malas menanggapi Manda yang saat ini terlihat sangat terkejut usai disuguhkan kemesraan sepasang suami istri yang sebentar lagi akan resmi bercerai itu.
"Ada urusan apa?"
"Urusan apa? Mas nanya ada urusan apa ke aku?" Pekik Manda nyaring. "Kamu lupa kalo selama ini aku emang selalu datang buat kasih makan siang ke kamu, Mas?"
Bibir Reno terkatup rapat, merutuki kesalahannya yang sejenak tadi linglung karena memeluk Sekar. "Sorry." Bisiknya.
Mata Manda memerah karena marah bercampur dengan sedih. "Sekarang kamu jelasin ke aku, gimana bisa istrimu dateng ke sini, pake baju formal, dan bahkan bisa pelukan sama kamu! Jelasin, Mas!" Teriaknya nyaring.
Reno meraup wajahnya kesal. Satu masalah saja belum selesai, saat ini ia justru kembali di bebani oleh masalah lain, yang sebetulnya fatal untuk ia lupakan. Bagaimana bisa ia lupa kalau Manda memang selalu datang ke kantor untuk mengantarkan makan siang?
Semua ini karena dirinya terkejut melihat keberadaan Sekar yang sekejap saja mampu merangsek masuk ke area teritorialnya, menjelma menjadi wanita karir yang parahnya di bimbing langsung oleh lelaki asing entah siapa.
Ayahnya memang keterlaluan! Kenapa juga beliau harus repot-repot menunjuk pegawai lain kalau ia sendiri, selaku suami Sekar, lebih dari mampu untuk mengajari segala tetek bengek kesekretariatan?
"Mas nggak tau." Buka nya memulai percakapan dengan nada lelah. "Tau-tau Ayah sudah datang ke sini dan bawa Sekar buat jadi sekretaris Mas."
"Kenapa dia harus jadi sekretaris kamu? Bukannya sekretaris kamu baik-baik aja sebelumnya?"
"Mas juga nggak tau." Sentak Reno frustasi. Cukup sudah hari ini ia dibuat pusing oleh kejutan tiba-tiba dari Ayah dan juga Sekar. Ia tak mau lagi menambah beban pikiran dengan amarah Manda yang kurang tepat waktu.
"Oke, aku bisa terima alasan itu. Tapi aku nggak bisa terima ketika aku lihat langsung, di depan mataku, kamu seenak itu pelukan sama dia! Kamu ngehargain aku nggak sih Mas?!"
Reno menatap nyalang Manda. "Dan kalau kamu lupa, Sekar itu istri aku!"
"Dan sebentar lagi bakal jadi mantan istri kamu!" Sambar Manda cepat dengan wajah sinis. "Kamu nggak lupa kan Mas sama janji kamu?"
Diingatkan seperti itu, tatapan Reno seketika kosong. Ia justru teringat akan ucapan Ayah yang mengatakan kalau bukti visum sudah dikirim untuk proses perceraian. Ya Tuhan, apa benar secepat ini dirinya harus berpisah dari Sekar? Di saat hatinya mulai melambung tiap mengingat sosok manis Sekar, adik sekaligus istrinya?
Maaf lama nggak update. Hal tidak terduga yang harus aku hadapi, yaitu saat ini aku positif terpapar covid 19. Speechless dan tentu down, soalnya aku ngerasa selalu taat prokes dan kebersihan. Lagi di tahap nyeri2 dada dan sesek, meskipun anosmia nya udah sembuh.
Mohon di maklumi ya kalo aku jadi agak lama update. Mau berbenah kesehatan dulu biar bisa segera pulih dan nggak terjadi hal2 yg buruk.
Yuk, boom komen buat naikin imun aku selama isoman ini dears🙏
08 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Now and Forever
General FictionPernikahan bukanlah akhir dari sebuah kisah cinta. Pernikahan merupakan awal dari sebuah kisah romansa sepasang anak manusia.Dan tentunya, ada banyak doa dan harapan untuk kelanggengan serta kebahagiaan dalam menjalani biduk rumah tangga tersebut. N...