Jessica
Kepalaku berat sekali. Semuanya hitam. Aku merasa seperti orang yang baru saja hidup kembali. Perlahan-lahan aku membuka kedua kelopak mataku.
Cahaya lampu mulai kelihatan, namun masih buram. Aku berusaha menormalkan penglihatanku kembali. Bau obat sangat tercium dari tempatku sekarang.
Kali ini mataku telah terbuka dengan sempurna. Aku dapat melihat dengan jelas seperti biasanya. Alat-alat pembantu pernafasanku masih terpasang di tubuhku. Aku segera menengok ke arah sofa yang ada di sebelah kanan tempatku berbaring.
Aku melihat seorang laki-laki yang sangat kukenal. Ia memainkan handphonenya dan tidak sadar bahwa aku telah siuman. Aku sempat tidak percaya ia ada disini. Namun, ini kenyataan. Itu Luke.
"Lu... Luke...?"
Lelaki itu menengok. Ia tersenyum dan bangkit lalu berjalan ke arahku.
"Akhirnya kau sadar, Jessy." ucapnya senang.
"Kenapa kau bisa ada disini? Dimana Jeremy?" tanyaku bingung.
"Emm. Aku tidak sengaja melihatmu saat kakakmu membawa kau kesini." jawabnya ragu-ragu.
"Waw! Penglihatanmu sangat baik, Luke. Untungnya kau tidak salah orang!" ucapku yang masih agak bingung dengan kedatangan Luke disini. Luke membalasnya dengan senyuman.
Setelah itu kami diam. Ruanganku menjadi sunyi. Aku menatap wajah Luke, dan saat itu juga Luke ternyata sedang menatapku. Aku pun memalingkan wajahku. Nafasku mulai tidak beraturan lagi. Tetapi alat bantu pernafasan yang menempel di tubuhku dapat menormalkan kembali nafasku.
Kalian bayangkan saja. Kalian terbaring lemah di rumah sakit. Dan satu orang, satu orang yang kalian cintai ada di sebelah kalian. Rasanya seperti terbang ke langit ke tujuh dan tidak bisa turun lagi ke bumi. Itu yang aku rasakan sekarang.
"Hei, kau sudah bangun?" Jeremy masuk ke ruanganku, memecah keheningan yang ada disini.
"Baru saja ia sadar." jawab Luke.
"Aku bawakan kau minum, Luke. Terima kasih telah menunggu Jessica disini." kata Jeremy sambil memberikan minuman pada Luke.
Sepertinya ada yang aneh dengan mereka berdua. Mereka berdua tampak...., akrab. Apakah mereka pernah kenal sebelumnya?
"Kalian berdua sangat akrab. Apakah kalian saling kenal sebelum aku mengenal Luke?" tanyaku. Jeremy dan Luke bertatapan.
"Em.. Tidak. Aku baru mengenalnya saat tadi ia melihatmu masuk ke ruang ini." jawab Jeremy, dengan mata yang masih menatap Luke.
"Iya, aku berkenalan dengan Jeremy saat aku melihatmu tadi." Luke menambahkan.
Aku hanya mengangguk, lalu terdiam menatap ke depan. Ada Luke. Ada Luke. Ada Luke. Aku masih ada di langit ke tujuh. Kupu-kupu masih berterbangan di dalam perutku. Luke Hemmings!
"Sepertinya aku harus pulang sekarang." ucap Luke tiba-tiba. Aku merasa jatuh, dan itu sakit.
"Ke... kenapa?" tanyaku yang berharap Luke tetap tinggal disini.
"Ada urusan dengan band." jawabnya singkat, yang membuatku semakin sakit.
"Oh, o-okay. Hati-hati, Luke." ucapku lemah. Luke berbalik dan berjalan menjauh dari tempatku berbaring.
"Luke, aku ingin bicara denganmu!" Jeremy mengikuti Luke keluar dari ruanganku.
Apa yang mereka bicarakan? Apakah mungkin mereka pernah mengenal satu sama lain? Aku yakin, mereka pasti saling kenal.
![](https://img.wattpad.com/cover/31346197-288-k654024.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak Girl // c. h
Fanfiction"I dedicate this song to you, the one who never sees the truth. That i can take away your hurt, Heartbreak Girl." - Calum Thomas Hood.