Calum pov
"Kau harus menerima usulku, bodoh." Michael melemparkan beberapa kacang ke arah wajahku.
"Aku telah mengirim berpuluh-puluh pesan untuknya, namun ia tidak merespon itu sama sekali." Balasku.
"Aku memberimu usul untuk menghubunginya, bukan untuk mengiriminya pesan, bodoh." Michael terlihat jengkel.
Ya, aku memang bodoh. Ponselku mati, dan aku hanya bisa mengiriminya pesan lewat twitter dengan laptopku. Seharusnya aku menghubunginya, namun ponselku tidak mendukung.
"Ini, aku pinjamkan ponselku." Michael melemparkan ponselnya ke arahku. Aku bisa menangkapnya, walaupun hampir meleset.
Aku segera mengetikkan nomor Jessica.
Suara sambungan kini telah terdengar. Aku menunggu hingga Jessica mengangkatnya. Namun, aku terhubung ke mail box. Pasti Jessica tidak memegang ponselnya sekarang.
"Aku butuh nomor ponsel Jeremy." Kataku.
"Kau cek di kontakku. Sepertinya aku menyimpannya beberapa hari yang lalu." Balas Michael.
Aku segera mencari di kontak. Dan, ini dia nomor Jeremy!
Aku segera menghubungi Jeremy. Suara sambungan pun telah terdengar. Tidak lama, seseorang di sebrang sana mengangkat panggilan ini.
"Ada apa, Mike?"
"Hm.. Aku Calum."
"Oke. Ada apa, Calum?"
"Bagaimana keadaan adikmu? Apa yang menyebabkannya seperti itu?"
"Buruk. Dan kaulah penyebabnya."
"Maksudmu?"
"Aku tidak punya waktu."
Klik.
Jeremy memutuskan panggilanku. Heh?! Apa yang terjadi dengannya?
Ia bilang akulah penyebabnya.
Aku?
***
Jessica pov
Gelap.
Tetapi aku mendengar seseorang berbicara.
"Buruk. Dan kaulah penyebabnya."
Aku mencoba menggerakkan jariku, namun masih terasa sulit. Jariku seperti mati rasa.
"Jessy?" Suara seseorang itu kini tepat berada di sebelahku. Ia meraih tanganku.
Dengan sebisa mungkin, aku mencoba membuka kedua kelopak mataku. Tetapi sama saja, mereka seperti mati rasa. Aku tidak bisa membukanya.
"Jangan dipaksakan." Ucapnya. Aku rasa itu Jeremy.
Aku memilih untuk kembali diam dan tidak memaksakan untuk membuka mataku. Tetapi, tiba-tiba aku teringat dengan Calum. Entah mengapa itu bisa membuatku membuka mataku dengan mudah.
"Jeremy..."
"Hey, Jessica. Jangan dipaksakan. Aku disini." Balas Jeremy. Ia meraih tanganku.
"Dimana Calum?" Tanyaku.
"Em.. Kau sepertinya harus istirahat." Jawabnya.
"Aku bertanya, dimana Calum?!"
"Ia sedang di luar kota." Jawabnya sekali lagi.
"Aku ingin menyusulnya ke Los Angeles!" Seruku.
"Besok kau harus menghadiri acara kelulusan, Jessy." Ucapnya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak Girl // c. h
Fanfiction"I dedicate this song to you, the one who never sees the truth. That i can take away your hurt, Heartbreak Girl." - Calum Thomas Hood.