Aku terbangun dan membuka mataku, melihat sekeliling. Aku tertidur di sofa. Mataku terasa masih sangat berat.
Aku mencoba mengumpulkan nyawaku setelah semalaman menangis. Tetapi aku menyadari sesuatu.....
Sofa ini yang Calum tiduri semalam.
Lalu kemana Calum?
Aku segera duduk dan merapikan rambutku. Oh, kepalaku sangat pusing saat dipaksa untuk duduk.
Aku berdiri, lalu melangkah ke kamar Calum. Pintunya terbuka. Dan....... Tidak ada Calum disana.
Aku mendengar suara Michael, Ashton, dan Bryana dari balkon. Mungkin Calum ada disana. Aku segera lari ke arah balkon.
"Mencari siapa, Jessy?" Suara seseorang terdengar dari ruang makan yang berada di kanan jika aku berjalan ke balkon.
Aku menoleh, dan ada Calum dengan segelas susu disana. Ia memberiku senyum. Wajahnya masih terlihat lebam.
"Apakah kau baik-baik saja?" Tanyanya. "Tadi kulihat kau memegangi kepalamu saat bangun dari tidurmu."
"Aku baik-baik saja. Dan kau, apakah kau baik-baik saja?" Aku menjawab pertanyaan Calum dibarengi dengan pertanyaan.
"Seperti yang kau lihat? Em, aku baik-baik saja." Jawabnya.
Apakah aku harus menanyakan tentang Luke?
Ya, aku harus.
"Cal, apakah kau akan memaafkan Luke? Jika ia meminta maaf padamu." Tanyaku ragu-ragu. Calum tersenyum, lalu mengangguk.
"Tentu. Aku memaafkan siapapun yang berbuat jahat padaku. Aku tidak memiliki dendam padanya walaupun ia tetap berusaha menyingkirkanku." Jawabnya. Aw! Betapa senangnya diriku mendengar jawabannya!
"Michael bilang...."
"Konser tidak dibatalkan. Malam ini kami akan tetap konser. Luke telah dihubungi dan ia akan datang kesini sore nanti." Calum melanjutkan apa yang aku ingin bicarakan.
"Aku takut, Cal." Ucapku.
"Takut apa? Ada aku disini." Balasnya.
"Kalian bertengkar seperti itu pasti ada penyebabnya." Kataku.
"Karena kami memang ingin bertengkar mungkin?" Balas Calum.
"Kau tidak ingat? Awal kalian bertengkar? Akulah penyebabnya." Kataku.
"Hey! Jangan pernah menyalahkan dirimu, sayang." Aw, kali ini dia memanggilku sayang.
"Tetapi memang masalah ini aku penyebabnya!" Kataku dengan suara lebih keras lagi.
Memikirkan penyebab dari masalah itu, mataku menjadi panas. Tanpa terasa air mataku mulai turun membasahi pipiku. Aku segera menghapus air mata emosionalku ini.
Tiba-tiba pelukan hangat menyambut tubuhku. Tangisku kembali pecah.
"Jangan pernah mengatakan kaulah penyebab dari semua masalah yang ada. Aku sayang padamu. Aku tidak akan menjadikanmu alasan dibalik pertengkaranku dengan Luke." Calum memelukku lebih erat lagi. Tanganku hanya diam, tidak membalas pelukannya.
Rasanya sangat nyaman. Tubuhku yang lebih kecil dari Calum hanya bisa bersandar pada dadanya. Tubuhnya hangat, memberi suatu kenyamanan yang berbeda dengan orang lain. Ia mencium puncak kepalaku.
"Kau tidak perlu menangisi masalah ini. Aku akan meluruskan semuanya. Lama-kelamaan kau akan diterima semua orang layaknya Bryana. Aku yakin itu." Ucapnya. Lalu ia merenggangkan pelukannya.
"Temani aku untuk melewati ini semua, Cal." Aku meremas ujung t-shirt yang ia kenakan.
"Aku disini. Aku tidak akan meninggalkanmu, Jessica." Ia menggenggam tanganku yang tadi meremas ujung t-shirtnya. Ia tersenyum padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak Girl // c. h
Fanfiction"I dedicate this song to you, the one who never sees the truth. That i can take away your hurt, Heartbreak Girl." - Calum Thomas Hood.