-3-

1.2K 137 14
                                    

"Jessy, kau yakin akan melakukan ini?" tanya Clarence saat aku sudah mempersiapkan secarik kertas untuk diselipkan di loker Calum.

"Aku yakin, Clar. Kau awasi dari sini. Jika ada tanda-tanda dari Calum, beritahu aku!" balasku. Aku segera berjalan menuju loker Calum yang hanya beberapa langkah dari tempat Clarence berdiri.

Aku memastikan di sekitar loker ini tidak ada orang. Yap, kosong. Aku langsung menyelipkan surat itu di loker yang tertera nama "Calum Thomas Hood". Loker itu dipenuhi kertas-kertas dari penggemar Calum. Banyak juga stiker 5SOS menghiasi pintu loker itu. Setelah selesai menyelipkan kertas itu, aku langsung berlari menghampiri Clarence.

"Bagaimana? Apakah kau tidak salah loker?" tanya Clarence saat aku telah berdiri di sebelahnya.

"Yeah. Aku selipkan suratku di loker yang banyak sekali kertas dari penggemarnya. Termasuk dariku." jawabku.

"Oh my God! 5SOS sedang di parkiran sekarang!" Teriak salah satu perempuan yang berlari di depanku.

"JESSICA! KITA HARUS MELIHAT CALUM DAN TEMAN-TEMANNYA SEKARANG!" jerit Clarence seraya menarik tanganku.

5 Second of Summer? Ada di area sekolahku? Untuk apa mereka kesini? Ini masih pagi, tidak mungkin juga mereka datang untuk menjemput Calum. Calum saja belum datang. Tapi aku tetap semangat mengikuti Clarence. 5SOS, idolaku, datang ke sekolah. Unbelievable.

Dari jauh aku sudah melihat kerumunan remaja perempuan menjerit-jerit. Mereka membawa telepon genggam mereka dan menyiapkan kamera untuk ber-selfie ria dengan 5SOS. Aku tidak yakin bisa melihat mereka dari dekat.

Dan sekarang, Clarence meninggalkanku sendiri. Aku hanya berdiri dari kejauhan melihat kerumunan itu. Ternyata 5SOS masih berada di dalam mobil. Mungkin mereka menunggu.... Calum?!

"Hi,"

Aku menengok ke arah sumber suara. Dan....

DEG!

Dia

Yang memanggilku

Dia......

CALUM

HOOD!

"Eh, hi-" aku belum sempat meneruskan pembicaraanku, Calum memotong balasan dariku.

"Kau Jessica?" tanyanya. Oh, Tuhan! Dia tahu namaku!

"Em, yap. Aku Jessica. Ada apa?" tanyaku. Wajahnya datar. Tidak ada ekspresi sama sekali.

 "Aku tahu kau yang menaruh ini di lokerku," ucapnya sambil menunjukan kertas yang baru saja kuletakkan di lokernya. Darimana ia mendapatkannya? Aku tidak melihat ia jalan ke lokernya sejak tadi.

"Darimana kau dapatkan ini?" tanyaku.

"Aku melihatmu saat kau menyelipkan benda bodoh ini di lokerku. Aku tidak butuh ini." katanya. Ia memberikan suratnya kembali padaku. Aku pun menerimanya dengan tangan bergetar. "Sekarang sebaiknya kau minggir. Aku akan menghampiri teman-temanku."

"Cal, ini belum bel masuk. Apa yang akan kau lakukan bersama teman-temanmu?" tanyaku lagi.

Calum mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku yakin sekarang wajahku berubah menjadi merah. Ia mengarahkan bibirnya ke telingaku. Sepertinya ia akan membisikkan sesuatu.

"Tanyakan pada Mrs. Stella." jawabnya tepat di telinga kananku.

Mataku terbelalak. Jangan-jangan ia keluar dari sekolah ini. Ya Tuhan, aku tidak mau itu terjadi.

"Maksudmu, kau keluar dari sekolah ini?" tanyaku pelan. Calum mengangguk lalu tersenyum. Pertama kalinya aku diberi senyum olehnya.

"Iya. Maaf, aku tidak punya banyak waktu denganmu, adik." Calum berbalik dan segera melangkahkan kakinya untuk menuju teman-temannya.

Heartbreak Girl // c. hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang