-14-

876 101 2
                                    

Jessica

Aku berjalan di koridor sekolah yang masih sepi. Aku sengaja datang lebih pagi dari biasanya. Saat melewati loker seniorku, aku menatap loker yang pernah digunakan Calum saat ia masih menjadi murid disini.

Dulu loker ini sangat penuh oleh surat-surat dari penggemar Calum. Sekarang loker ini hanya dijadikan pajangan, karena tidak ada yang mengizinkan seseorang menggantikan loker ini. Aku rindu Calum ada di sekolah ini.

"Jessy?" aku mendengar suara yang sudah kukenal. Siapa lagi jika bukan Clarence.

"Hai, Clarence."

"Bagaimana perasaanmu? Besok kau akan bertemu dengan mereka!" tanya Clarence semangat. Aku tersenyum.

"Aku senang." jawabku singkat.

"Hanya senang? Kau terlihat biasa saja. Awalnya kau yang mengajakku 'kan?"

Ah, aku hampir lupa! Aku belum memberitahu Clarence bahwa aku telah bertemu dengan Luke beberapa kali selama aku dan Clarence tidak bertemu.

"Aku ingin menceritakan sesuatu padamu." ucapku.

"Oh, dengan senang hati aku akan mendengarkan ceritamu, Jessy!" balasnya antusias.

Aku dan Clarence melangkah meninggalkan koridor yang dipenuhi loker ini. Kami berjalan menuju ruang kelas.

"Clar, beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan Luke." kataku pelan, mungkin tidak terdengar, dan Clarence akan memintaku untuk mengulanginya.

"Hah?! Kau bertemu dengan calon pendamping hidupku?! Dimana? Mengapa kau tidak menceritakannya padaku? Jessica, kau beruntung sekali!" ternyata perkiraanku salah, Clarence mendengarnya dan langsung berhambur memeluk tubuhku yang lebih kecil dari tubuhnya.

"Dan aku tahu nomor ponselnya," lanjutku. Kali ini Clarence menjerit.

"Hey, Clarence. Ini masih pagi. Jangan buat keributan!" aku membungkam mulut Clarence yang ingin berteriak lagi.

"Kau harus ceritakan apa yang terjadi sekarang juga!" Pinta Clarence. Aku memutarkan bola mataku.

"Baiklah. Em, aku tidak tahu bagaimana awalnya. Yang jelas ia tahu nomor ponselku. Dan sepertinya ia kenal dengan Jeremy. Karena saat aku diopname, Jeremy dan Luke mengobrol sangat lama. Tetapi Jeremy tidak memberitahu apa-apa padaku."

"Tandanya kau bisa dekat dengannya? Lalu aku?" Wajah Clarence berubah menjadi murung.

"Tidak tidak. Aku tidak akan mendekati Luke. Aku akan memanfaatkan hal ini untuk dekat dengan Calum." Jawabku cepat.

"Kau yakin?" Tanya Clarence.

Aku mengangguk mantap.

"Em, menurutku kau jangan berbuat seperti itu, Jessy."

"Kenapa?" Tanyaku bingung.

Clarence menghembuskan nafasnya. Lalu ia menggaruk kepalanya, aku yakin itu tidak gatal.

"Luke mendekatimu."

"Hah?"

"Luke mendekatimu. Ia ingin kau jadi kekasihnya." Ucap Clarence sekali lagi.

"Tidak mungkin, Clar. Ia tahu aku suka dengan Calum. Mungkin ia memang teman Jeremy, jadi ia ingin mendapatkan info Jeremy dariku."

"Kau bodoh, Jessy."

Aku menatap mata biru milik Clarence dengan tajam. Apa maksudnya ia berkata seperti itu?

"Apa maksudmu, Clar?" Tanyaku.

Heartbreak Girl // c. hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang