-19-

738 101 2
                                    

Sorry, mulmednya gue taro foto Calum yang itu. Abisnya unyu banget doi sama anjing anjing itu :3

"Aku adalah teman Luke saat SMP. Mungkin bukan hanya sekedar teman. Dulu saat aku sekolah di Melbourne, dia adalah satu-satunya sahabat yang selalu ada untukku. Namun, saat SMA aku pindah lagi ke sini dan Luke tetap di Melbourne. Saat ia mulai dengan bandnya, aku telah mengetahui itu sejak lama. Kami masih sering menghubungi satu sama lain. Ia berkumpul dengan bandnya di Sydney, sehingga aku masih sering bermain dengannya di apartment yang ia sewa di tengah kota. Aku sengaja tidak memberitahu padamu, karena aku tidak mau kau bertemu dengan penyakitmu setiap hari saat melihat Luke. Dan sekarang, nyatanya kau sudah mengetahuinya. Aku adalah teman baik Luke. Dan Luke adalah teman baikku."

Jeremy menjelaskan hubungannya dengan Luke. Dan aku mengerti sekarang. Jadi, selama aku sakit beberapa waktu yang lalu, Jeremy yang menyuruh Luke untuk menungguku di rumah sakit. Luke juga mendapatkan nomor ponselku dari Jeremy. Dan Jeremy tahu bahwa Luke menyukaiku. Ia mendukung hubunganku dengan Luke, tidak dengan Calum.

Ia juga sempat menceritakan Calum sehari-hari. Calum ternyata baik. Namun, sifatnya mudah berubah, tergantung mood-nya saat itu. Calum juga bisa menjadi orang yang kasar, jahat, ataupun keras kepala. Namun sifat baiknya dapat menutupi sikap-sikap yang mudah berubah tersebut.

"Terima kasih telah menceritakan semuanya, Jemmy." ucapku. Ia mengangguk dan tersenyum.

"Sama-sama, sayang. Maafkan aku pernah membohongimu tentang hubunganku dengan Luke." balasnya, lalu ia meminta maaf padaku. Aku tertawa kecil.

"Permintaan maaf diterima jika aku boleh memesan kentang goreng lagi," balasku sambil tertawa.

"Baiklah, silakan kau memesan apa yang kau mau, Jessica."

Aku tersenyum dan mengangguk. Jeremy adalah kakak yang baik. Aku sayang padanya.

***

"Apa yang akan kau lakukan hari Sabtu nanti, Jessy?" Tanya Clarence saat aku dan dia sedang duduk di taman sekolah sambil memakan bekal yang kami bawa.

"Sepertinya aku akan menyiapkan kejutan untuk Calum yang akan datang ke Sydney." Jawabku sambil menahan senyum.

"Aku tahu sekarang siapa yang sedang jatuh cinta." Ucap Clarence dengan senyuman menggodanya. Aku hanya bisa menahan senyum, dan aku yakin pipiku memerah sekarang.

"Aku tidak jatuh cinta. Aku hanya ingin menyambut kedatangannya." Seruku cepat.

"Jangan berbohong padaku, Jessy. Kau tidak pandai dalam urusan berbohong." Clarence semakin memojokkanku.

Kami berdua tertawa. Tiba-tiba saja ponselku bergetar panjang, tanda ada panggilan masuk.

"Kulihat nama Calum disitu, Jessy." Ucap Clarence menggoda. Aku tersenyum masam.

Aku menarik nafasku, lalu menerima panggilan yang masuk.

"Calum?"

"Jessica!!! Aku rindu suaramu!"

"Hey, aku baik-baik saja."

"Aku tahu kau baik-baik saja, Jessy. Apakah kau pergi ke sekolah hari ini?"

"Yap, ada apa? Kau ingin menitipkan salammu untuk Fred? Atau Mr. William?"

"Siapa Mr. William? Aku bahkan tidak mengingatnya,"

"Ia guru fisika yang baru. Sangat tampan. Aku mungkin jatuh cinta padanya."

"Berhenti mengatakan itu. Dan, oh ya, aku akan menjemputmu nanti."

Heartbreak Girl // c. hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang