Breathe deep, breathe clear
Know that I'm here
Know that I'm here
Waitin'Stay strong, stay gold
You don't have to fear
You don't have to fear
Waitin'I'll see you soon
I'll see you soonHow could a heart like yours
Ever love a heart like mine?
How could I live before?
How could I have been so blind?***
Aku mendorong tubuhnya sekuat tenaga. Namun ia terus menahanku di dalam pelukannya. Air mataku terus keluar.
Aku merasa nyaman.
Aku merasa seperti hidup kembali.
Aku bisa merasakan daerah sensitifnya, walaupun bukan yang pertama kali untuknya.
Tapi ini pertama kali untukku.
Aku tetap berusaha mendorongnya, untuk mengakhiri ini.
"Maaf." Ucapnya singkat, sambil melepaskan bibirnya dari bibirku.
Aku menatap matanya. Tulus, itu yang kulihat. Ia tersenyum, lalu menghapus air mataku dengan ibu jarinya.
"Kau tidak seharusnya..."
"Aku harus." Ia langsung memotong perkataanku.
"Untuk apa?" Tanyaku.
"Kau tahu? Aku sayang padamu. Aku cinta padamu. Aku tidak mau kau terus-terusan menangis karenaku. Kau harus tahu itu." Ia memegang bahuku. Wajahnya berubah menjadi serius.
"Aku tahu." Jawabku pelan, sambil meneteskan air mata lagi.
"Dulu memang aku membencimu. Aku sering mengabaikan surat-surat darimu. Bahkan aku mengatakan, kau tidak boleh dekat denganku." Salah satu tangannya meraih rambutku yang menutupi wajahku.
"Tetapi itu dulu. Aku rasa ini adalah saat yang tepat."
"Maksudmu?" Tanyaku.
Ia melepaskan pegangannya pada bahuku. Ia menarik tangan kananku, dan menggenggamnya. Lalu ia mudur satu langkah.
Ia berlutut tepat di depanku.
"Jessica, will you be mine?"
Bangunkan aku dari semua ini.
Bangunkan aku!!!!!
Aku mencoba mencubit pipiku yang basah karena air mata, dan ini sakit. Aku tidak sedang bermimpi.
"Jessica, will you be my girlfriend?"
Aku menutup mataku. Memutar memoriku dengannya.
Tawanya. Senyumnya. Wajahnya. Rambutnya. Tattonya. Sifat baiknya. Sifat manjanya. Sifat buruknya. Semuanya.
Aku mengangguk pelan, lalu membuka mataku.
Ia berdiri lalu tersenyum.
Lalu ia memelukku.
Tiba-tiba, puluhan siswa dan siswi muncul dari tempat persembunyian. Mereka memberi tepuk tangan. Sebagian dari mereka menjerit, dan sebagian lagi mengambil foto. Aku akan muncul di media sosial.
Kini, aku dan dia adalah sepasang kekasih.
Ya, aku dan Calum Thomas Hood.
***
"Sudah kubilang." Clarence mendekatiku.
"Apa?" Tanyaku.
"Ia akan menjadi kekasihmu. Kau seharusnya percaya padaku sejak dulu." Jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak Girl // c. h
Fiksi Penggemar"I dedicate this song to you, the one who never sees the truth. That i can take away your hurt, Heartbreak Girl." - Calum Thomas Hood.