-36-

487 46 1
                                    

Aku melepaskan pelukanku dengan Calum. Ia meraih kepalaku, lalu mencium dahiku sebentar.

Aku melangkah ke belakang. Lalu tersenyum.

"Aku tak menyangka kau akan melanjutkan kuliahmu, bodoh." Michael yang ada di sebelah Calum meraih tubuhku, memelukku singkat.

"Aku tidak bodoh, manusia kelaparan." balasku. Michael hanya tertawa.

Setelah itu aku melangkah menghampiri Ashton yang ada di sebelah Michael. Ia tersenyum lalu merentangkan tangannya, aku meraih tubuhnya.

"Jaga dirimu baik-baik, Ash. Jaga Bryana disana. Maaf aku tidak bisa menemaninya selama kalian tur." ucapku.

"Tidak masalah. Ada Dave yang akan selalu menemaninya mengobrol." balasnya sambil melepaskan pelukannya.

Terakhir, Luke.

Aku menengok sebentar ke arah Calum. Calum tersenyum lalu mengangguk, tanda menyetujui bahwa aku diizinkan untuk pamit dengan Luke.

Aku menatap wajah Luke. Matanya, hidungnya, bahkan bibirnya, aku akan merindukan itu semua. Aku tersenyum, lalu memeluknya.

"Hati-hati," ucapku sedikit gugup. Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan pada Luke.

"Aku akan selalu merindukanmu," bisiknya. Aku melepaskan pelukanku, lalu menatap matanya. Terlihat bayanganku disana. Ia tersenyum dengan lesung pipi yang menghiasi wajahnya.

"Dan... Kita harus berangkat sekarang!" Michael memecahkan keheningan yang ada. Aku yakin ia tak mau aku memandang wajah Luke terus menerus.

Mereka mengangkat tas yang mereka telah siapkan. Koper yang mereka bawa telah disiapkan terlebih dahulu dan telah masuk ke mobil. Aku memutuskan untuk tidak ikut mengantar ke bandara karena Jeremy memintaku untuk mengisi formulir nanti.

Calum melingkarkan tangannya di bahuku. Ia terus merapatkan tubuhnya denganku. Kami beriringan keluar karena mobil telah menunggu.

"Kalian bisa duluan masuk ke mobil, aku ingin bicara dengan Jessica sebentar." Calum memberhentikan langkahnya. Ketiga temannya mengangguk, lalu melambaikan tangannya padaku. Aku membalas melambaikan tangan pada mereka.

Setelah itu, aku memeluk Calum. Aku melingkarkan tanganku pada pinggangnya. Ia tidak berhenti menggerakan tangannya di kepalaku. Bibirnya menyentuh dahiku dengan lembut. Lalu tangannya yang melingkar di bahu serta kepalaku berpindah. Ia menangkup wajahku dengan kedua tangannya.

"Jaga dirimu baik-baik. Aku akan selalu memberimu kabar dimanapun aku berada. Aku pasti akan kembali, tidak lama. Aku harap kau telah memulai kuliahmu saat aku kembali ke Sydney." Calum menatapku dengan penuh cinta dan kasih sayang. Aku mengangguk. 

Setelah itu, aku merakasan bibir lembutnya di bibirku. Aku memejamkan mataku. Tangannya berpindah ke pinggangku. Aku pun ikut memindahkan tanganku dan melingkarkan di lehernya. Aku akan merindukannya.

Aku tidak tahu, Cal, apakah kita masih bisa bersama, atau ini terakhir kebersamaanku denganmu. Aku ingin meninggalkan hidupku di Sydney. Aku ingin hidup baru. Aku bukan ingin melupakanmu, aku hanya ingin melupakan cinta kita. Aku sangat lemah untuk bersamamu. Aku tidak pantas menjadi milikmu. Maafkan aku, Cal.

Aku melepaskan ciumannya. Ia tersenyum lalu mencium pipiku. Aku ikut ia berjalan ke arah mobilnya. Di belakang mobil mereka telah ada mobil Jeremy yang menjemputku untuk pulang.

"Daaaahh, Jessica!!!" teriak Michael saat Calum masuk ke dalam mobil. Aku terkekeh melihat tingkahnya.

Aku melambaikan tanganku ke arah mereka. Mesin mobil pun mulai mengganti suaranya, menandakan sang sopir telah menginjak pedal gas. 

Heartbreak Girl // c. hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang