-31-

627 72 4
                                    

Kami akan kembali ke Sydney hari ini.

Masih ada beberapa bulan tersisa untuk tur di Amerika Serikat. Mungkin Calum dan bandnya akan kembali 2 minggu lagi, setelah penggemar yang meneror Luke tertangkap.

Sepertiga dari penggemar yang seharusnya menyaksikan pertunjukkan mereka malam ini memaklumi apa yang terjadi. Dan sisanya mungkin akan marah beberapa hari ke depan.

Aku menarik koperku, keluar dari kamar yang aku tempati beberapa hari kebelakang.

Aku baru menginjakkan kaki disini sekitar satu minggu. Rencana tur seharusnya 7 bulan. Aku merasa sedikit kecewa dengan apa yang ada.

Tetapi aku juga takut dengan salah satu penggemar yang meneror Luke. Ia berusaha melindungiku dari jahatnya Luke sewaktu-waktu nanti. Namun caranya salah. Aku harap polisi disini tidak memberikan hukuman berat padanya.

Christ sepertinya sangat marah padaku. Sejak pagi tadi ia tidak mau melihat wajahku. Mungkin ia muak melihat wajahku.

Aku memberhentikan langkahku, yang tadinya ingin keluar dari kamar. Aku melepaskan peganganku pada koper, lalu kembali ke tempat tidur.

Aku duduk di sisi tempat tidur dan menutup wajahku dengan kedua tanganku.

Aku merasa sangat kecewa.

Aku ingin keluar dari masalah yang ada.

Aku takut semua kru benci padaku.

Aku tidak ingin bersama mereka lagi.

Tetapi aku memiliki janji, untuk terus menemani Calum dimana pun ia berada.

Janji, sesuatu yang harus ditepati.

Tidak terasa air mataku mengalir membasahi tanganku. Aku melepaskan tanganku, lalu menghapus air mata pada pipiku.

Aku memikirkan semua yang terjadi sekarang.

Seandainya aku hanya penggemar biasa.

Hanya dapat menonton konser mereka di Sydney.

Tanpa harus mengenal Calum.

Dan tidak menjadi kekasihnya.

Aku tidak akan membuat masalah seperti ini.

Mereka akan terus menjalankan tur mereka tanpa ada halangan.

Ya, semuanya memang salahku.

Akulah penyebab dari semua masalah yang ada.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka, Calum masuk dan kembali menutupnya.

Kurasa aku menguncinya tadi?

"Jessica, apakah kau... Hei, kenapa kau menangis?" Calum berjalan cepat ke arahku.

Aku berdiri dan menghapus air mataku. Calum berdiri tepat di hadapanku. Kedua tangannya memegang bahuku.

"Ada apa, sayang?" Tanyanya. Aku menggeleng.

Ia memeluk tubuhku. Aku bersandar pada dadanya. Air mataku kembali tumpah di pelukannya.

Tangan kanannya mengusap-usap rambutku. Ia mencoba untuk menenangkanku.

"Kau bukanlah penyebab dari semua ini. Kau yang menyuruhku untuk menentukan jalan terbaik. Jika kau tidak mau pulang ke Sydney, kita bisa liburan kemana pun yang kau mau." Katanya. Aku menggeleng lagi.

Ia mempererat pelukannya. Tangisku belum berhenti.

"Ssh, aku disini. Tenanglah, sayang." Ucapnya.

Aku mencoba untuk menormalkan nafasku. Tangisku mulai mereda. Calum tidak berhenti memainkan tangannya di rambutku. Detak jantungnya kembali tak karuan. Aku bisa merasakan itu semua.

Heartbreak Girl // c. hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang