-32-

513 70 3
                                    

"Jelas-jelas kau ada di pelukannya!"

"Aku ingin membuatnya tenang! Kau yang membiarkanku untuk berbicara dengannya!"

"Berbicara, bukan berpelukan!"

"Aku ingin menenangkannya!"

"Beribu alasanmu tidak akan menutupi kebohonganmu, Jessy!"

"Aku tidak berbohong!"

"Untuk apa kau ada di pelukannya?"

"Aku mencoba untuk menenangkan hatinya setelah banyak masalah yang datang padanya!"

"Percuma! Semua yang kau lakukan akan menyebabkan masalah baru!"

"Ya, memang. Aku memang masalah dari semuanya. Sekarang kau boleh pergi dari sini!"

"Baik, aku akan pergi. Jangan pernah berharap aku akan kembali lagi."




Oh, Tuhan. Apa yang terjadi.

Ia melangkahkan kakinya dari hadapanku.

Tenggorokanku tertahan saat ingin memanggil namanya lagi.

Ia telah berada di luar halamanku, masuk ke mobilnya, lalu pergi begitu saja.

Lututku melemas.

Aku terjatuh.

Aku menangis.

Aku merasa sangat bodoh.

Aku bodoh telah menyuruhnya untuk pergi dari sini.

Aku bodoh membiarkannya pergi begitu saja.

Aku sangat bodoh membentaknya di saat aku membutuhkannya.

Aku memang bodoh.

***

"Makanlah, sayang." Jeremy mencoba untuk menyuruhku makan.

3 hari aku menyiksa diriku seperti ini. Aku menolak untuk makan.

Aku menangis terus-menerus.

3 hari yang lalu pertengkaran itu terjadi.

Calum-oh, aku tidak ingin menyebutkan namanya-, melihat fotoku yang berpelukan dengan Luke di lorong apartment saat kami akan terbang ke Sydney beberapa hari yang lalu.

Ia salah paham.

Aku hanya ingin menghibur Luke.

Namun ia tidak mendengar semua yang kukatakan.

Dan sekarang, beginilah diriku.

Sangat hancur.

Aku kembali meneteskan air mataku.

Mungkin sekarang aku mulai gila.

Ia tidak merindukanku.

Aku bodoh.

Dengan mudahnya aku mempercayai semua janji-janjinya.

Aku termakan oleh ucapan manisnya.

Aku telah memilih orang yang salah.

Mengapa aku baru menyadari itu?

Mungkin ia sekarang sedang bersama dengan perempuan lain, berjalan-jalan dengan tangan bergandengan. Lalu perempuan itu menemaninya berlatih dengan bandnya.

Oh, aku hanya orang bodoh sekarang.

"Jessica, ini pukul 11 malam dan kau belum makan selama hampir 4 hari. Apa yang kau inginkan?" Jeremy mulai jengkel dengan kelakuanku.

"Aku ingin mati." Ucapku asal.

Jeremy membelalakan matanya. Lalu ia duduk di sisi tempat tidur, dan memeluk tubuhku.

Heartbreak Girl // c. hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang