-1-

2.3K 170 17
                                    

"Jessica! Itu Calum!" jerit sahabatku, Clarence. Ia menunjuk laki-laki dengan seragam yang emm... sedikit berantakan. Yap, itu Calum. Calum Hood.

"Psst, Clar, jangan keras-keras! Aku tidak mau dia mengetahui siapa aku!" balasku pelan. Clarence menatapku dengan bingung.

"Hey, Jessy. Kau seharusnya senang jika aku memanggil Calum. Calum akan menghampirimu dan mengajakmu selfie berdua. Oh, bagaimana jika ia meminta nomor ponselmu? Ah, kau pasti senang, Jess." Clarence mulai mengkhayal lagi. Itulah kebiasaan sahabatku.

"Clar, aku hanya menggemarinya. Sebatas fans dan idolanya. Aku tidak berharap selfie dengannya. Apalagi nomor ponselnya. Aku akan diserbu satu sekolah, dan tidak tahu bagaimana keadaanku nantinya." ujarku. Clarence masih tidak percaya dengan apa yang kukatakan.

"Jessy, kau harus mendapatkan kesempatan itu, sebelum ia dan band-nya terkenal. Jika ia terkenal, kau sulit selfie dengannya. Untuk memanggilnya saja sulit. Ayolah, Jess, aku mendukungmu." Clarence tetap memaksaku untuk memanggil Calum yang ada di koridor seberang sana.

"Clar, aku tidak akan memanggil dia. Jangan memaksaku. Aku takut ia hanya menganggapku sebagai orang tidak penting yang mengganggu hidupnya." aku berbicara sambil menunjukkan telunjukku ke arah Calum. Dan, SIAL! Calum menyadarinya! Calum berjalan ke arahku dan Clarence. 

"Jessica, ini saatnya!" ucap Clarence semangat.

"Ada apa kau menunjukku dari sini?" tanya Calum padaku. Aku hanya bengong melihatnya. Aku tidak bisa menjawab pertanyaannya.

"Hello, Calum. Maafkan temanku menunjukmu seperti tadi. Ia tidak bermaksud apa-apa padamu. Ia bukan psikopat yang mengejarmu. Tenang saja, Cal." balas Clarence. Aku menatap Clarence, lalu kembali menatap Calum.

"Oh." jawab Calum singkat. "Jangan ganggu aku!" lanjutnya. Lalu ia meninggalkanku dan Clarence.

"CLARENCE HUAAA!!! AKU MALU! AKU TIDAK BERANI BERTATAPAN DENGANNYA LAGI! CLARENCE KAU MEMBUATKU MALU!" jeritku saat Calum telah berjalan jauh. Aku benar-benar malu saat Calum menghampiriku. Dan aku sangat terkejut saat Calum tidak mau diganggu. Aku pengganggu di matanya. Aku pengganggu.

"Jangan menjerit seperti itu, Jess. Kau tidak malu dilihat banyak orang?" Clarence menenangkanku. Mungkin wajahku sekarang memerah seperti kepiting rebus.

"Clar, benar apa yang kubilang tadi. Sebaiknya kita jangan pernah membicarakan Calum lagi. Kita hanya pengganggu di hidupnya. Aku takut aku tidak bisa menjadi penggemar bandnya lagi, Clar." aku ingin menumpahkan air mataku sekarang juga. Namun keadaan sedang ramai, tidak mungkin aku menangis di tengah keramaian ini.

"Jangan pesimis seperti itu. Aku yakin kau masih bisa menjadi penggemar bandnya. Tadi mungkin Calum sedang malas untuk berbicara. Ayolah, Jess.." Clarence kembali menyemangatiku.

Saat itu juga bel masuk berdering. Aku dan Clarence segera memasuki kelas kami. Aku dan Clarence duduk di bangku yang sama. Aku dan Clarence juga penggemar pop rock, terutama 5 Seconds of Summer

---

Jam pelajaran telah usai. Bel istirahat berdering. Aku dan Clarence segera keluar kelas untuk menyegarkan pikiranku akibat pelajaran kimia tadi. Aku lebih suka praktek kimia, daripada teori di dalam kelas yang hanya membuat bosan saja.

"Oh My God, what the fck Calum you're so handsome!"

"Calum be my bf, please!"

"Calum, aku boleh minta nomor ponselmu?"

"Follow twitterku Cal!"

Jeritan-jeritan remaja perempuan terdengar di kantin. Aku sudah tahu, pasti Calum Thomas Hood sedang di kantin. Aku jadi malas untuk ke kantin, tapi perutku terasa sangat lapar. Namun aku takut jika nanti Calum melihatku. Aku merasa bersalah karena tadi menunjuknya sebelum bel masuk berdering.

Heartbreak Girl // c. hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang