-8-

924 123 9
                                    

Jessica

Aku tertidur sejak mendapat sms dari nomor tidak diketahui. Hari mulai gelap. Namun, seluruh isi rumahku telah terang. Pasti Jeremy yang menyalakan lampunya.

"Hey, kau tidur lama sekali, Jessy." Suara Jeremy terdengar dari pintu kamarku. Langkah kakinya juga terdengar menuju tempat tidurku.

"Yap, aku sangat lelah."

"Apa yang kau lakukan? Kau hanya membuat sarapan, lalu tidur. Itu membuatmu lelah kah?" Tanya Jeremy.

"Tidak. Aku lelah. Banyak masalah yang ada di pikiranku. Jadi aku memilih untuk tidur agar aku melupakan masalah-masalahku." Jawabku.

"Tapi kau mengingatnya lagi," ucap Jeremy bertingkah sebagai orang bodoh.

"Karena kau menanyakan hal itu, jelek." Ucapku tidak mau kalah.

"Sudahlah. Sekarang kau bangun lalu mandi. Aku sudah mempersiapkan makan malam kita." Jeremy melangkah ke arah pintu kamarku.

"Oh, great." Balasku.

Aku tidak langsung beranjak dari tempat tidurku, melainkan mencari keberadaan handphoneku. Aku meraih benda tersebut yang terdapat di meja sebelah tempat tidurku. Aku membuka kunci layar handphoneku. Setelah itu aku melihat ada pesan dari unknown number, lagi.

From: Unknown number
Hi

To: Unknown number
Coba beritahu siapa namamu.

Aku pun mengunci kembali layar handphoneku, lalu beranjak dari tempat tidur. Aku menarik handuk yang terdapat di sebelah pintu kamar mandi dan masuk ke kamar mandi. Aku pun melakukan ritualku seperti biasa.

***

Calum

"Hey, Cal, ada apa denganmu? Aku lihat kau melamun daritadi," tanya Michael, lalu ia duduk di sebelahku.

"Em.. aku hanya bingung dengan apa yang kau katakan kemarin, Mike. Kau bilang aku harus menjaganya. Apakah ada sesuatu dengannya?" Tanyaku.

"Tidak, eh, iya, eh tidak juga.. em, hanya menjaga seperti biasa, iya, biasa. Tidak ada, em mungkin ada, tapi sepertinya tidak ada apa-apa." Jawab Michael terbata-bata. Aku menatap wajahnya heran.

"Kau kenapa? Kau seharusnya ceritakan hal itu padaku. Tidak perlu menutup-nutupi." Aku mengangkat satu alisku.

"Aku tidak akan bercerita."

"Kau harus bercerita."

"Tidak akan."

"Pizza sepertinya lezat untuk siang nanti." Aku mencoba memanasi-manasinya.

"Iya, lezat. Baiklah mungkin aku akan, atau tidak akan, tapi jika kau belikan aku istriku itu, aku akan bercerita."

"Istrimu?!" Aku tersentak.

"Pizza itu istriku. Kau harus membelikanku itu. Aku butuh istriku!"

"Oh my... okay. Ceritakan dulu apa masalahnya!"

"Bisakah aku mendapatkan pizzaku dulu?" Tanya Michael dengan wajah imutnya.

"Tidak, itu tidak bisa menjamin kau akan bercerita denganku. Cepat ceritakan!"

"Darimana?" Tanyanya.

Michael, kau kenapa jadi bodoh seperti ini?!

"Dari awal, Mike. Aku butuh penjelasanmu."

"Penjelasan tentang apa?" Tanyanya lagi dengan wajah polos.

"DEMI TUHAN, KAU KENAPA, MICHAEL?" Bentakku. Michael terkekeh.

Heartbreak Girl // c. hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang