"Harvis Addlar Braartyada, yang gantengnya pede banget tapi sayang otaknya setengah. Tau punya temen lemot dan kelewat bego, tetep aja percaya!" Gio melempar foto dan berkas-berkas yang gue minta.
Gue meringis.
"Gue emang ganteng kali, dan apa-apaan lo ngatain otak gue setengah?!" sembur gue gak terima.
Gio mengangkat bahunya. "Serah lu dah. Lagian, ngapa lu bawa-bawa gue sih? Masalah lo kan sama si Ucup." Gio menatap Derek yang masih asik makan cendolnya.
Ya sesantai itu setannya, si Derek emang enggak merasa dirinya di bawa-bawa keknya. Biarin aja, tuh anak emang udah di setting engak merasa bersalah kalau buat salah. Watados banget.
"Elu juga bertanggung jawab ya, suruh siapa kemaren kaga dateng?!"
Inget kemarin jadi kesel kan. Sabar Harvis, orang sabar gantengnya nambah.
"Mana gue tau gue bakal demam, lo kira gue robot apa kaga bisa sakit."
"Eh Yo, Robot bisa rusak loh," kata Derek menimpali.
"Diem aja lo malih!" kata gue dan Gio bersamaan.
"Aneh lu pada, nama gue tuh Derek bukan Ucup, sekarang malah di panggil Malih, siapa sih si malih?"
"Adeknya Bambang!" gue sama Gio teriak bersama lagi.
Derek mendengus, "Barengan mulu, jodoh tau rasa."
"Lo-"
"Biarin aja, Bra. Lebih baik lo cepet cari tuh cewek dan jelasin ke orang tua lo."
Gue menghela nafas, "Bener juga. Gue bakal cari dia di kampus, kayaknya kita satu kampus." Gue menatap berkas yang tadi di bawa Gio.
"Nah itu lu pinter Bra, gih cari nanti pulang kelas."
"Eh entar dulu, tadi lo panggil gue apa?"
Gio mengangkat halisnya.
"Bra?"
"Si anjing, ngapain lo manggil gue gitu?!"
"Apaan sih, nama lo kan emang Bra. Lengkapnya Braartyada."
"Sialan, nama gue jadi harom goblok, ambigu luh!"
Derek tertawa melihat gue nimpuk Gio pakek tisyu.
Timpuknya dengan estetiq sekali, langsung mengenai wajah.
Padahal itu tisyu bekas ingus gue tadi, hahahaaa...
@@@
"Akhirnya gue nemuin lo juga," kata gue di depan cewek yang lagi duduk diem di taman.
Gue engos-engosan, sumpah gue gak mau lagi kehilangan jejak nih cewek gaib. Masalahnya, walau gue tau kita sekampus. Tapi pas gue mau cari dia tuh, dia kaga bakal ada di kelas atau di area kampus.
Makanya gue bilang cewek gaib!
Waktu itu sempet ketemu, cuman itu pas gue mau naik motor di parkiran. Mau di kejar, keburu pergi gak tau kemana. Ya kali gue teriakin orangnya, yang ada membuat 1 kampus heboh nanti. Enggak boleh, cewek gue gak boleh tau soal acara salah lamaran ini.
Diriku tak siap di ceraikan eh putus maksudnyaa, hiks...
"hmm?" dia seakan nanya gue.
Gue duduk aja di samping dia dan meminum es miliknya, lumayan seger juga. Udah abis minumannya, gue balikin lagi ke dia, ya buat apa juga gue pegang kan bukan punya gue sampahnya. Hahaaa...
"Lo yang waktu itu gue lamar kan?"
Kok gue kocak sendiri ya denger pertanyaan gue, alah bomat!
KAMU SEDANG MEMBACA
HuHeHa
Romancenote : * Pasangan Tsundere 1 * bukan fanfiction * Humor dan ada bumbu dewasa 🔞 Hubungan mereka tidak cacat! Tidak diterpa angin plakor bohay nan sexy manapun dan bahkan tidak di sangka-sangka oleh siapapun. karena yang cac...