25

51 1 2
                                    

Flashback ON

"Lu gigolo kan??" bukan menjawab gue malah bertanya balik.

"Anjing!" desisnya pelan

Dia menatap sekeliling.

.

.

.

Pakek huruf biasa ya, enggak dimiringin, takut kurang nyaman agak banyak soalnya.

"Gak sekalian lo bikin pengumuman di Masjid?"

Gue meringis, "Ya maha."

"Ya maaf!" ngegasnya.

"Hehee iya itu," kata gue cengengesan.

Ia menghela nafas.

"Ikut gue, kita cari tempat lain."

Gue ngangguk dan pakek lagi masker gue, sambil ikuti langakahnya dari belakang.

Asal lo semua tau, si Warna ini dengan seenak jidatnya memberikan beberapa box dangangannya agar gue bawa. Gue awalnya nolak, pasti lah. Tapi dengan ancaman tidak mau bicara kalau enggak di bantu, akhirnya gue pasrah.

"Lumayan, asisten gratis. Biasanya gue harus bawa ini dua balik."

Dih, bodo!

Dikira gue peduli kali ya, sempet-sempetnya dia curcol!

Setalah mengantar dagangan, sekarang gue lagi asik mojok sama nih orang di salah satu meja kantin. Meja depan kios yang emang kosong-gak ada yang jual. Gua yakin juga sih gak usah jelasin kenapa kosong, kalian juga pasti gak peduli.

Ya, kosong karena pemilik sebelumnya diduga meninggal...

...Meninggalkan kota dan pergi ke kampong.

"Eh anjir, lo beneran sering open BO?!!"

Dia menghela nafas.

"Hmm."

"Kok bisa?"

"Perlu gue jelasin secara detail?"

Gue menggeleng, gak ada gunanya juga gue tau.

"Ada keperluan apa lo sama gue?" tanya dia.

"..."

Jujur gue bingung mulai dari mana.

Warna berdacak, "Lo pernah pakek jasa gue?" tanyanya asal.

Gue menggeleng eh tapi mengangguk juga.

Warna terlihat kaget tidak terima.

"GUE NORMAL NJING!"

"SAMA, tapi bukan itu maksud gue..." cicit gue diakhir pelan.

Dia menghela nafas.

"Okey, jadi intinya lo pernah pakek jasa gue?"

Gue mengangguk.

"Tapi masalahnya gue gak pernah dipakek sama cowok, apa lagi modelan elo. Gue ingat betul semuanya punya Memek." Dia berkata vulgar.

Si anjing!

Gue kalau jadi gay mungkin mendengar ini serasa direndahkan. Tapi bukan itu tujuan utama gue, bukan untuk cari masalah sama nih orang.

Lagi pula ngapain gue tersinggung, toh diri ini normal!

Kalau pun enggak, gue juga ogah sama nih orang.

"Woy, kok lu malah bengong sih?" gue terkesiap.

Gue menggeleng.

HuHeHaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang