30 wkwkwk

41 1 13
                                    

"Ahh...."

"Emmm...."

"Aku keluar enghhh..."

Gue menghentikan gerakan gue.

"Aahhh... aahh... harvisshhh..."

Gue tersenyum pas Huma sudah mendapatkan pelepasannya. Gue cium perutnya dan terakhir bibirnya.

"Bangun!" kata Huma mencoba menggeserkan badan gue.

Gue menggeleng dan kembali memeluk dia.

"Kita libur aja yuk??"

"Gak mau," tolaknya.

"Whyyy???!"

Dia menghela nafas.

"Kemarin juga bolos, ayok kampus!"

Huma menyingkir dari gue dan membalut tubuhnya dengan handuk lalu pergi ke kamar mandi.

Gue mengusap rambut malas. Ya emang bener sih, kita sudah sering bolos dan itu semua karena gue yang males banget buat ke kampus. Alasannya tentu saja pengen peyuk-peyuk istri, tuhkan di tinggal kamar mandi aja bawaannya udah kangen gue.

"YANG TUNGGU, KITA MABAR!"

Teriak gue segera mengambil handuk.

Mabar apa? Tentu saja mandi bareng, apa lagi?

ML?

Kalau ML yang itu sabi sih, hahahaaaaaa!

.

.

.

Dengan rambut setengah basah gue duduk di deket pintu keluar apartemen. Gue udah rapi ini tinggal pakek sepatu. Ini gue lagi pakein Huma sepatu dulu, wanita cantik ini mulai kesusahan karena si dede yang berkembang sehat.

"Ada yang kamu mau gak?"

"Apa?"

"Ya apa aja, kayak makanan atau keinginan si dedenya? Nanti aku beliin."

Huma terdiam sejenak.

"Mau martabak."

Gue tersenyum, "Iya nanti kita beli ke Warna, mau rasa apa? Manis atau telur?"

"Mau rasa nasi padang," gumamnya.

Eh?

Heh?!

Sepertinya telinga diri ini yang bermasalah!

"Mau rasa apa tadi, by?"

"NASI PADANG!" tekannya.

MAMPUS INI MAH!

Nyari dimana, rasa begituan??

"Eng-enggak ada atuh sayang rasa begituan mah!"

Dia cemberut, lebih kearah mau nangis.

Gue meringis. "Jangan menangis babyku, nanti aku tanya warna dulu ya," ujar gue sambil mengpuk-puk kecil kepalanya.

Dia mengangguk dan menghapus air matanya yang menetes tadi.

Dimana lu cari martbak rasa nasi padang, Vis?

Bodo ah!

Gue tanya Warna aja!

Dan ya, gue chat aja dah si Warna. Diakan pinter masak tuh, siapa tau punya ide bagus, semoga aja sih.

Gue bangun dari duduk tapi hoddie gue di tahan Huma.

"Kenapa lagi hmm? Urusan martabak udah aku chat Warna kok, nanti-eh kok nangis lagi?!" panik gue.

Dengan wajah merah dia bilang, "Lupa!"

HuHeHaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang