Emang kadang aku tuh lebih suka Author POV daripada POV pemeran.
Selain karena bisa membuatnya lebih misteri, Author POV juga bisa di tambah-tambah pas lagi buntu ide. Ya tapinya sering kebalik juga, kalau gunain Author POV, pasti sukanya yang pemeran POV.
Heheee...
@@@
"Dasar murahan!"
Plakk...
Plakk...
Matanya terpejam, rasa perih langsung menjalar di pipinya. Rasanya seperti ini ternyata jika mendapatkan sebuah tamparan. Ah, bukan sebuah tapi dua buah ya?
Mulutnya yang ingin terbuka kembali tertutup, pandangannya menatap kosong foto-foto yang ada di meja. Memangnya harus bereaksi seperti apa jika merasa tertuduh? Dia saja bingung bagaimana caranya membela diri terutama saat semuanya percaya kepada fakta itu.
"Saya gak nyangka ternyata kamu wanita seperti itu!!" teriak wanita yang tadi menamparnya.
Dia mengangkat wajahnya dan menatap sendu wanita yang sejak awal dikenalnya sangat baik bahkan terkadang membuatnya merasa seperti memiliki keluarga. Tapi haruskah selesai secepat ini? Harusnya semuanya terenggut darinya sesingkat ini?
Bukan aku, Mah... lirihnya dalam hati.
"Kenapa diem? Merasa kegiatan jalang lo itu gak akan terungkap?" seorang perempuan yang berpakaian nyentrik.
Mungkin jika kalian berada disini akan mempertanyakan siapa sebenarnya yang jalang, perempuan nyentrik karena pakaiannya yang super kurang bahan dan berwarna menyala. Atau seorang perempuan berpakaian biasa saja tapi abis ditampar karena foto telanjang? Yang dirinya bahkan tidak tau kapan foto itu di ambil.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, sepertinya itu memang dirinya.
Ah, dia ingat kejadian dirinya terbangun di sebuah hotel asing. Bukankah dia kesana dengan suaminya, lalu kalau memang itu foto tubuhnya dan suaminya kenapa harus dia yang ditampar dan di salahkah? Pikirnya tidak mengerti.
"Harvis," gumamnya menatap suaminya yang sejak tadi diam.
Harvis mengangkat wajahnya dan menatap istrinya, Huma.
"Kenapa kamu panggil-panggil anak saya?!" tanya wanita itu menyentuh bahunya kasar.
Huma memberanikan diri membuka suaranya, "Itu Harvis," katanya pelan.
Kan? Batinnya bertanya lalu menatap suaminya penuh harap.
Semua menatap Harvis seketika, pikiran para orang tua itu juga sama. Mungkin saja itu Harvis, tapi kenapa anaknya sendiri yang mengatakan Huma bermain dibelakangnya. Bukan cuman Harvis, perempuan yang datang dengannya juga bilang seperti itu.
Tunggu sebentar, siapa sih dia?? Batin Helen merasa heran tapi seperti pernah melihat wajahnya.
"Bukan, enak aja lo bilang itu Harvis. Jelas-jelas itu bukan Harvis!" kata Putri setengah ngotot.
"Kamu siapa sih?" tanya Helen lebih fokus pada Putri.
Jantung Harvis langsung berdetak kencang, takut-takut kedua orang tuanya tau bahwa mereka berbohong dan merencanakan selingkuhan bohong ini.
"Sa-saya..." Putri gugup melirik Harvis meminta membantunya menjawab.
"Dia teman aku Mah, dia yang bantu aku cari semua ini." Harvis memalingkan wajahnya.
Harris menghela nafas sekarang ingatannya mulai mengingat siapa perempuan yang dibawa Harvis itu. Awalnya pria itu mengira, Harvis akan meminta restunya untuk menikah kedua kali. Tapi ternyata malah membawa berita heboh begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HuHeHa
Romancenote : * Pasangan Tsundere 1 * bukan fanfiction * Humor dan ada bumbu dewasa 🔞 Hubungan mereka tidak cacat! Tidak diterpa angin plakor bohay nan sexy manapun dan bahkan tidak di sangka-sangka oleh siapapun. karena yang cac...