Tulis cerita itu susah loh... Jadi jangan males buat Vote yaah.. Terimakasih.. (~￣³￣)~
(*˘︶˘*).｡*♡(*˘︶˘*).｡*♡(*˘︶˘*).｡*♡
Park Jimin sosok sederhana berumur 22 tahun atau yg sekarang bisa di panggil dengan sebutan Nyonya Min Jimin karna telah menikah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Budayakan Vote Sebelum Membaca. Terimakasih 🤌
☆☆★☆★☆
"Jimin-ssi ada apa??" Namjoon langsung panik.
Tapi Jimin tak merespon, lebih tepatnya tak sanggup. Rasa sakit pada perut makin menjadi. Jimin hanya merintih sambil menangis memeluk perutnya, takut hal yg buruk terjadi pada bayinya.
"Jimin-ssi??!"
"To..long... " hanya udara yg terdengar saat Jimin mencoba bicara, suaranya bahkan tidak bisa keluar.
Melihat Jimin yg sampai seperti itu maka tanpa pikir dua kali Namjoon segera memasangkan save belt pada Jimin, menyalahkan mobil dan langsung melaju menuju rumah sakit.
"Jimin-ssi bertahanlah!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dengan peluh dingin banjir di sekujur tubuh karena efek cemas, Yoongi berlari menuju meja resepsionis rumah sakit. Setelah memastikan Jimin mendapat penanganan medis yg tepat Namjoon segera menghubungi Yoongi dan detik itu juga Yoongi langsung pergi ke alamat yg di berikan Namjoon meninggalkan segala pekerjaan kantor.
"Namjoon sebenarnya ada apa?? Apa yg terjadi?" Tanya Yoongi kalut sambil berlari mendekati Namjoon yg duduk di depan ruangan Jimin.
"Maaf hyung, aku juga tidak tau kalau akan sampai seperti ini." Sesal Namjoon, langsung berdiri dengan wajah yg juga sama pucat dan khawatir.
Yoongi mengernyit bingung dengan maksud ucapan Namjoon dan bagaimana bisa Namjoon yg membawa Jimin ke rumah sakit.
Tapi segala tanda tanya itu Yoongi alihkan dulu, keadaan istrinya lebih penting.
"Lalu bagaimana?? Dimana Jimin sekarang??"
"Sedang di periksa dokter di dalam."
"Ahh syukurlah" Yoongi menghempas tubuhnya ke dinding, bersandar pasrah, kepalanya mendongak menghirup oksigen dengan dada naik turun, akhirnya dia bisa bernafas lega. "Semoga semua baik-baik saja."
