"Nih, Ca, pesanan lo," ucap Alana, sembari menyodorkan sebuah paper bag cokelat pada Bianca.
Gadis itu baru saja kembali dari toko pakaian wanita yang letaknya tak jauh dari SMA Maheswari. Ia tadi disuruh Alana untuk membelikannya sebuah bra baru.
Dengan wajah masam, Bianca menerima paper bag tersebut, lantas memeriksa isinya. Tampak benda "keramat" berwarna merah muda di dalam sana. Sesuai dengan pesanannya.
"Tutup pintunya!" titah Bianca yang langsung disanggupi Alana.
Demi mencegah seseorang tiba-tiba membuka pintu, Alana bersandar pada pintu tersebut.
Setelah pintu toilet tertutup, Bianca melepas baju putih barunya. Ia tak merasa malu karena hanya ada si kembar di toilet. Jika ada orang lain pun pasti murid cewek karena toilet itu khusus untuk siswi.
Bianca mengeluarkan benda "keramat" itu dari paper bag, lantas memberikan paper bag tersebut pada Aluna. Meminta gadis itu untuk menyimpan seragam dan dalaman kotornya di sana.
Kurang dari lima menit, Bianca selesai dengan kegiatannya. Sedikit dibantu Alana saat memasang pengait branya.
"Kita ke kantin, gue laper," ucap Bianca, lantas keluar dari toilet. Segera si kembar menyusul dan menyamai langkahnya. Mengapit gadis itu.
Saat Bianca membuka pintu, sekolah dalam keadaan sepi lantaran bel masuk sudah berbunyi tiga puluh menit yang lalu. Hanya terlihat petugas kebersihan yang tengah melaksanakan tanggung jawabnya.
"Lo kenapa, Ca?" tanya Alana saat mereka berjalan di koridor. Ia penasaran kenapa Bianca sedari tadi berwajah masam. "Lo masih kesel sama Putri?" tambahnya.
Bianca hanya bungkam. Tak berselera menjawab pertanyaan Alana.
Merasa salah bertanya, Alana segera mengganti pertanyaannya. "Apa lo udah ngadu sama bokap lo tentang perbuatan Putri?"
Bukannya menjawab, Bianca justru mempercepat langkahnya, meninggalkan si kembar di belakang.
Gadis itu tengah tidak mood untuk membahas masalahnya dengan Putri.
Aluna yang mengetahui kenapa Bianca bersikap seperti itu segera memberitahu kembarannya.
Alana menoleh ke samping, tempat Aluna berada. "Seriusan?"
"Iya. Jadi, jangan bahas itu dulu. Kecuali kamu mau disemprot Bianca," jawab Aluna.
Si kembar pun mengakhiri obrolan singkat mereka, lantas mempercepat langkah, menyusul Bianca yang sudah sampai di kantin.
*****
Lima belas menit, sebelum Alana kembali ke toilet
"Kamu masih kesel sama Putri?" tanya Aluna yang melihat Bianca sedari tadi bersungut-sungut.
"Udah tahu, ngapain nanya!?" Bianca menatap kesal Aluna yang berdiri di sampingnya. Gadis itu lalu melihat bayangannya di cermin besar yang dipasang di atas wastafel. Memastikan apakah penampilannya sudah rapi.
Sekarang Bianca sudah mengenakan seragam baru yang belum lama dibelikan Aluna di koperasi sekolah. Namun, ia masih belum berani keluar dari toilet karena belum memakai bra.
"Lalu, apa yang akan kamu lakuin ke Putri setelah ini, Ca?" Aluna bertanya lagi.
Bianca melirik Aluna sekilas sebelum kembali menatap pantulan dirinya pada cermin. "Gue bakal aduin dan minta papi buat depak Putri dari sekolah ini. Bahkan, gue pengin papi bikin anak itu nggak bisa ngelanjutin pendidikan lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEXVERO
Teen FictionTamat. Selesai revisi. ____________________ Blurb: Ketika takdir mempertemukan kembali sepasang merpati yang telah berpisah. Namun, satu dari mereka berdua kembali dengan sejuta rahasia, menyeret pasangannya ke dalam bahaya. Akankah mereka tetap...